Youth for SDGs Summit, 200 Pemuda Dialog Cari Solusi Masa Depan

Ada empat SDG yang dibahas

Bandung, IDN Times – Pada Sabtu, 5 Februari 2022, sekira 200 pelajar dan aktivis muda Indonesia menghadiri Youth for SDGs Summit pertama, sebuah perhelatan nasional untuk memobilisasi pemuda demi pencapaian SDG, yang diselenggarakan oleh United Nations Development Program (UNDP), United Nations Children's Fund (UNICEF).

Dua lembaga itu bekerja sama dengan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pemuda dan Olahraga, hingga Kaukus Pemuda Parlemen Indonesia (KPPI).

Bagi Indonesia, memobilisasi pemuda untuk tujuan yang baik memang penting. Bagaimana tidak, hampir seperempat dari total populasi di Indonesia, atau setara dengan 64,92 juta jiwa saat ini, merupakan kaum muda yang tidak hanya menjadi generasi penerus, tetapi juga salah satu agen perubahan dan kemajuan di masyarakat.

Pemuda dipercaya berperan strategis di berbagai dimensi untuk mendukung pembangunan yang berkualitas, berkeadilan, dan berkelanjutan.

1. Empat topik SDG yang dibahas 200 pemuda

Youth for SDGs Summit, 200 Pemuda Dialog Cari Solusi Masa DepanDok. IDN Times

Ada sekitar 200 delegasi muda terpilih dari seluruh Indonesia berkumpul untuk membahas tantangan, kesempatan, serta ruang perbaikan dari segi kebijakan dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Berbagai intisari dari dialog dituangkan dalam joint communique pada akhir rangkaian kegiatan.

Secara khusus, mereka membahas empat topik SDG yang diusung pada acara yang digelar secara daring ini, yaitu kesetaraan gender (SDG 5), kewirausahaan (SDG 8), aksi untuk perubahan iklim (SDG 13), dan aksi melawan gerakan ektremisme (SDG 16) di kalangan pemuda.

Dalam sambutannya, Norimasha Shimomura, Resident Representative UNDP Indonesia mengingatkan kembali jika peran pemuda Indonesia masih sangat penting untuk kehidupan kelak.

“Kita harus mendukung pemuda untuk menjadi agen perubahan. Kita dapat melakukannya dengan mempersempit kesenjangan akses modal dan pengetahuan, mengembangkan teknologi digital, dan meningkatkan kebijakan yang dapat mendorong investasi swasta dan publik dalam kewirausahaan pemuda,” kata Norimasha, Sabtu (5/2/2022).

2. Pemuda adalah bonus demografi buat Indonesia

Youth for SDGs Summit, 200 Pemuda Dialog Cari Solusi Masa DepanRobert Gass Unicef Indonesia (IDN Times/Istimewa)

Sementara Robert Gass yang mewakili UNICEF Indonesia, menilai jika pemuda Indonesia saat ini merupakan generasi yang paling berpeluang untuk mampu memecahkan masalah-masalah dalam tujuan pembangunan berkelanjutan.

“Kita harus bekerja sama, di mana mitra dapat membantu membuka potensi besar kaum muda, dan memastikan bahwa kaum muda yang terpinggirkan tidak tertinggal,” kata Robert.

“Kaum muda di Indonesia adalah bonus demografi bagi kawasan ini. Mereka lebih terdidik, lebih terhubung, dan lebih inovatif daripada generasi sebelumnya,” ujarnya.

3. Apa kata pemerintah dan DPR RI?

Youth for SDGs Summit, 200 Pemuda Dialog Cari Solusi Masa DepanAnggota Komisi IX DPR RI, Puteri Anetta Komarudin dari fraksi Partai Golkar (instagram.com/puterikomarudin)

Bagi Subandi Sardjoko, Plt. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Bappenas, punya pandangan sendiri.

Menurut dia, keterlibatan inklusi pemuda tidak hanya melihat pemuda sebagai objek dan target dari sebuah kebijakan, melainkan sebagai mitra yang setara dan inisiator pembangunan.

"Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk memastikan proses partisipasi yang dapat di akses pemuda dari berbagai latar belakang," kata Subandi.

Adapun menurut Asrorun Ni'am, Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora dalam sambutannya menyampaikan, kreativitas dan inovasi anak muda memiliki modal sosial yang luar biasa karena tidak ada perubahan strategis di masyarakat tanpa pelibatan dan keterlibatan pemuda.

Sementara anggota DPR Puteri Komarudin yang juga menjabat sebagai Ketua Kaukus Pemuda Parlemen DPR RI, mengutarakan jika dukungan dan kontribusi pemuda amat nyata.

“Dengan menjadi delegasi pada forum ini, saya kira menjadi langkah awal dan bukti bahwa teman-teman memiliki kepedulian untuk menyuarakan isu-isu kepemudaan yang relevan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” kata Puteri.

3. Ada riset Ekosistem Kewirausahaan Pemuda

Youth for SDGs Summit, 200 Pemuda Dialog Cari Solusi Masa Depanpexels.com/Amina Filkins

Di sisi lain, Youth for SDGs Summit, Youth Co:Lab, inisiatif UNDP dan Citi Foundation meluncurkan laporan riset Ekosistem Kewirausahaan Pemuda.

Riset tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan Islamic Development Bank (IsDB), dan dijalankan bersama SMERU Research Institute dan The Local Enablers, untuk mengidentifikasi titik masuk penguatan ekosistem kewirausahaan kaum muda di Indonesia.

Dalam kegiatan yang sama, empat perwakilan pemuda tampil menceritakan aksi dan kontribusi yang mereka lakukan di komunitasnya untuk pencapaian SDG.

Keempatnya ialah Laressa Amaly, seorang wirausaha muda sosial ‘Suri the Goods’ alumni Youth Co:Lab; Engel Laisina, pegiat lingkungan dan Mitra Muda UNICEF; Sri Utami Dewi, youth focal point Aliansi Satu Visi; dan Muhammad Hafiz Aulia, peace educator Peace Generation Aceh dan Duta Ureport UNICEF.

Baca Juga: Muda dan Berdaya! Inilah 5 Tokoh Feminisme Muda Inspiratif Zaman Now  

Baca Juga: Kisah Pengusaha Muda Lampung, Sukses Merintis Bisnis dari Nol

Baca Juga: 5 Hal Penting untuk Wirausaha Pemula di Era Digital 

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya