Visa Ungkap 67 Persen Masyarakat Indonesia Siap Tinggalkan Uang Tunai

Metode cashless makin digunakan masyarakat

Bandung, IDN Times - Generasi muda, yakni millennial dan gen z, merupakan generasi dengan kebiasaan yang khas dan unik. Mereka lahir dan dibesarkan dalam periode di mana teknologi internet dan media sosial sudah menjadi bagian yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Maka, mereka pun tumbuh menjadi generasi yang memiliki gaya hidup serbadigital, termasuk dalam kebiasaan berbelanja dan melakukan pembayaran.

Hal ini juga tercermin dalam studi Visa. Ketika dunia menjadi semakin digital, generasi muda berada di garis depan menuju cashless society. Kenyamanan, kecepatan, dan keamanan menjadi faktor-faktor terbesar yang mendorong adopsi pembayaran digital.

Di era smartphone dan internet, kecepatan dan kemudahan pembayaran digital memiliki daya tarik yang lebih besar, baik itu melalui dompet digital, QR, hingga kartu kredit contactless. Faktor-faktor ini juga menyebabkan penurunan penggunaan uang tunai pascapandemi, sementara pembayaran digital meningkat pesat.

Consumer Payment Attitudes Study 2022 dari Visa menemukan bahwa dua dari tiga (67 persen) masyarakat Indonesia bersiap-siap untuk meninggalkan uang tunai. Dari mereka yang telah mencoba menggunakan pembayaran non-tunai, gen z (78 persen), gen y (74 persen), dan kalangan affluent (73 persen) menjadi yang terdepan.

Mereka yang sudah mencoba go cashless rata-rata berhasil melakukannya beberapa hari. Sementara yang belum mencoba, kebanyakan percaya diri mereka bisa bertahan selama 24 jam hingga 3 hari ke depan tanpa uang tunai.

1. Masyarakat muda Indonesia makin akrab dengan transaksi cashless

Visa Ungkap 67 Persen Masyarakat Indonesia Siap Tinggalkan Uang TunaiInfografis Consumer Payments Attitudes Study Visa. (dok. Visa)

Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia mengatakan bahwa bercermin hasil studi Visa, metode pembayaran digital yang paling banyak digunakan oleh gen z di Indonesia adalah dompet digital atau e-wallet (89 persen), disusul dengan kartu debit/kredit (76 persen), dan QR code (67 persen).

“Studi Visa menemukan bahwa secara total segmen, tingkat penggunaan uang tunai menurun dari 87 persen di 2021 menjadi 84 persen di 2022. In-app payment melesat dari 45 persen di 2021 menjadi 80 persen di 2022, disusul QR payment yang naik dari 50 persen di 2021 menjadi 62 persen di 2022,” kata Riko, dalam acara “Contactless Talk: Gaya Hidup Serba Digital Generasi Muda Anti-Ribet” yang digelar Jumat (22/9/2023).

Sementara itu, pembayaran dengan kartu contactless telah menjadi metode pembayaran yang umum di banyak negara di seluruh dunia. Di lebih dari 20 negara, adopsi pembayaran kartu contactless mencapai lebih dari 90 persen dari semua transaksi tatap muka Visa, seperti contoh tetangga terdekat di Singapura dan Australia.

Teknologi contactless card Visa sebenarnya sudah lama tersedia di Indonesia. Menurut studi Visa, satu dari tiga konsumen Indonesia pernah menggunakan contactless card, terutama milenial dan Gen X, serta segmen affluent. Minat untuk menggunakan kartu contactless dari non-pengguna sendiri cukup besar, yaitu 84 persen.

“Visa berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam digitalisasi pembayaran dan keuangan, tidak hanya dengan produk dan solusi kami, tetapi juga melalui best practices sharing, sehingga kita bisa segera menjadi cashless society sesuai dengan arahan pemerintah Indonesia,” ujar Riko.

2. Cashless malah cenderung membuat orang lebih hemat?

Visa Ungkap 67 Persen Masyarakat Indonesia Siap Tinggalkan Uang TunaiVisa Ungkap 67 Persen Masyarakat Indonesia Siap Tinggalkan Uang Tunai (IDN Times/istimewa)

Vira Brabo, Content Creator dan Lifestyle Influencer berkomentar bahwa ia pun merupakan bagian dari generasi digital yang ogah ribet. Menurutnya, kebiasaan menyederhanakan semua urusan, termasuk dalam urusan bayar-membayar, telah dipupuk sejak ia kecil.

“Di zaman ini kan, ketika keluar rumah inginnya bawa barang sedikit saja, apalagi untuk perempuan kan lebih senang pakai tas yang berukuran kecil, jadi lebih efisien untuk pakai pembayaran contactless. Selain itu, kalau menggunakan cash aku pribadi cenderung lebih konsumtif karena liat uang dalam bentuk fisik, rasanya jadi ingin spend terus.”

“Ketika cashless, aku malah lebih hemat dalam spending aku,” tutur Vira, di acara yang sama.

3. Cashless memudahkan kita menyatakan invoice

Visa Ungkap 67 Persen Masyarakat Indonesia Siap Tinggalkan Uang TunaiIlustrasi Cashless (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebagai pemimpin pembayaran global, Visa sendiri terus berinovasi untuk ikut mempercepat pembayaran digital di Indonesia, salah satunya melalui teknologi contactless yang sudah marak di seluruh dunia, yang memungkinkan pengalaman transaksi dan pembayaran yang cepat, mudah, aman, efisien dan higienis.

Jehian Sijabat, CEO Mantappu Corp. mengatakan bahwa perusahaannya lebih memilih pembayaran cashless. Pasalnya, ketika kita harus membayar cash malah jadi membingungkan karena hampir 90 persen pembayaran yang terjadi itu cashless melalaui network.

“Dengan cashless kita akan lebih mudah untuk menyatakan invoice dan lainnya,” ujar Jehian.

Selain itu, Jehian juga berbagi pengalamannya sebagai pengguna Visa contactless. Pertama kali ia tahu kemudahan Visa contactless ialah ketika sedang berada di luar negeri.

“Di transportasi publik ternyata tidak perlu pakai kartu lokal negara tersebut, tapi kartu Visa contactless yang dibawa dari Indonesia bisa dipakai. Selain mudah dibawa, kartu Visa juga memiliki security tinggi,” ujarnya.

Baca Juga: Visa dan OnlinePajak Kerja Sama Bikin Solusi Bayar Pajak B2B

Baca Juga: Masyarakat Makin Andalkan Transaksi Cashless dan Cardless QRIS  

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya