Jelang Nataru, Pemerintah Sudah Punya 60 Ribu Relawan COVID-19

Mereka akan diminta sosialisasi protokol kesehatan

Bandung, IDN Times – Kehadiran relawan dalam setiap bencana tentu sangat diharapkan, tak terkecuali dalam pandemi COVID-19 yang terjadi selama hampir dua tahun terakhir. Bagaimana tidak, relawan memiliki keleluasan bergerak dan berada di tengah masyarakat, terutama dalam menjembatani pemerintah sampai ke tingkat wilayah terkecil RT/RW.

Kepala Bidang Pelatihan Relawan Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Prasetyo Nurhardjanto mengatakan, sampai saat ini pihaknya telah berhasil mengumpulkan 60 ribu relawan untuk membantu percepatan penanganan COVID-19 di Indonesia.

1. Masyarakat Jawa Barat dominasi jumlah relawan

Jelang Nataru, Pemerintah Sudah Punya 60 Ribu Relawan COVID-19Petugas kesehatan memberikan pengarahan kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020) (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Dari 60 ribu relawan itu, 33 ribu di antaranya merupakan relawan aktif dan terbagi dalam dua kelompok: relawan medis dan non-medis. Jumlah mereka didominasi oleh masyarakat Jawa Barat.

"Per Desember tahun ini sudah ada pelatihan secara offline di 17 provinsi. Sebanyak 33 relawan ribu aktif ini mereka yang terkonfirmasi mengikuti pelatihan dan kesediaan penugasan dan siap ketika dibutuhkan setiap saat," kata Prasetyo, dalam webinar berjudul Persiapan Relawan COVID-19 Jelang Nataru 2021, Jumat (10/12/2021).

2. Apa saja materi yang diterima relawan?

Jelang Nataru, Pemerintah Sudah Punya 60 Ribu Relawan COVID-19ilustrasi pengujian klinis tahap III vaksin COVID-19 (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Prasetyo menjelaskan, materi yang telah diberikan kepada para relawan meliputi informasi dasar mengenai COVID-19, protokol kerelawanan, hingga bagaimana menangani situasi tanggap darurat. Materi tersebut disusun oleh para ahli di bidang sumber daya manusia.

Menurut Prasetyo, Satgas Penanganan COVID-19 hanya memiliki tugas untuk memproses pendaftaran, memberikan pelatihan, dan menyimpan data-data para relawan. Setelah pelatihan dilakukan, kata dia, data-data relawan akan diberikan kepada Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

3. Jelang Nataru, relawan ditugaskan sosialisasi

Jelang Nataru, Pemerintah Sudah Punya 60 Ribu Relawan COVID-19Ilustrasi mudik (ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/wsj)

Menurut Prasetyo, BPBD setempat menjadi pihak yang memiliki wewenang untuk memberi tugas kepada para relawan. Misalnya, jelang Natal dan Tahun Baru 2020 lalu, para relawan ditugaskan untuk melakukan sosialisasi mengenai pencegahan penularan COVID-19 di tempat-tempat umum, seperti pelabuhan dan terminal.

"Jadi, BPBD yang akan memilih, sehingga itu akan dilihat dari kebutuhan daerah masing-masing," kata dia.

Ia menuturkan, sampai saat ini proses rekrutmen menjadi relawan COVID-19 masih dibuka, dan dapat diakses melalui laman resmi BNPB. "Setelah mendaftar, akan kami jadwalkan kapan pelatihan dasar. Biasanya kami konfirmasi lewat e-mail," katanya.

Baca Juga: 7 Ribu Relawan PMI Semarang Antisipasi Omicron saat Natal Tahun Baru

Baca Juga: Selain Pengalaman Asik, Ini 5 Dampak Positif Menjadi Relawan

Baca Juga: Kisah Mahasiswa S2 Jadi Relawan Penjemput Jenazah COVID-19 di Kediri

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya