Intip Pengalaman Para Perusahaan Perkebunan untuk Bisnis Berkelanjutan

Bandung, IDN Times – Sebuah bisnis yang baik ialah yang tidak hanya memberikan pengaruh positif pada pemilik, staf, atau konsumen/kliennya saja. Di sisi lain bisnis yang baik ialah yang menerapkan konsep berkelanjutan, di mana memang berpengaruh positif juga untuk lingkungan dan masyarakat umum.
Pada umumnya, salah satu hal yang dapat dilakukan dalam penerapan bisnis berkelanjutan ialah lewat prinsip ESG alias Environmental, Social, and Government. Untuk mencapai bisnis berkelanjutan, memang diperlukan effort utamanya dari perusahaan.
Beberapa perusahaan di Indonesia telah mencoba bahkan ada pula yang berhasil dalam penerapan bisnis berkelanjutan. Simak pengalamannya di bawah ini:
1. Bisnis berkelanjutan dapat didukung dengan kebijakan perusahaan
Chief Sustainability Officer PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Denys Munang mengatakan jika kunci daripada bisnis berkelanjutan ialah tata kelola perusahaan. Bagi perusahaan industri kayu dan perkebunan macam Dharma Satya, kontrol bisnis berkelanjutan dapat dirancang melalui penerapan kebijakan yang mendukung.
"Apapun kebijakan itu penting. Kalau dari sisi kami, tidak ada deforestasi, tidak ada penanaman dalam gambut, atau pun tidak ada eksploitasi. Itu penting dan sudah menjadi standar di perusahaan," kata Denys dalam webinar dengan tema Journey to A Sustainable Future: Lesson and Opportunities dalam rangkaian Indonesia Data & Economy (IDE) Conference", Kamis (7/4/2022).
Tak cuma itu, Denys juga mengatakan jika dalam tata kelola bisnis berkelanjutan yang lebih utama adalah implementasi kebijakan, transparansi, dan pelaporan yang konsisten sesuai dengan yang diinginkan pemangku kepentingan perusahaan.
"Di perusahaan kami melaporkan kinerja terkait sustainability melalui saluran biasa, yaitu laporan sustainability yang wajib melalui website atau sosial media. Perbedaannya, kami melapor berdasarkan laporan independen," ujarnya.
2. Mengejar sertifikasi di perkebunan kelapa sawit
Sementara itu Senior Vice President of Sustainability PT Astra Agro Lestari Tbk Bandung Sahari mengatakan, tata kelola bisnis berkelanjutan dilakukan dengan mendengarkan masukan dari stakeholder serta dengan sistem sertifikasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan Indonesia (ISPO).
"Kami memiliki dasar komitmen berkelanjutan yang diumumkan sejak 2015. Masalahnya setiap sertifikasi ada indikator yang berbeda antara sertifikasi satu dengan yang lain. Tapi selama menerapkan itu, kami sangat yakin bahwa kami dapat memenuhi sertifikat itu," kata Bandung, dalam kegiatan yang sama.
3. Perusahaan harus memastikan para petani paham prinsip berkelanjutan
Adapun bagi Corporate Affairs Director of Mars Indonesia Jeffrey Haribowo, perusahaanya mencoba untuk menerapkan nilai-niali bisnis berkelanjutan dengan memenuhi syarat sustainability.
"Karena jika memenuhi standar sertifikasi tertentu, akan memberi nilai tawar tingi bagi mereka. Misalkan transparansi dari mana sumber kakao diperoleh. Materi ini akan menjadi salah satu materi yang diaudit oleh lembaga sertifikasi independen," kata dia.
Ia menambahkan, peran Mars Indonesia sebagai industri adalah memastikan petani paham mengenai sustainability seutuhnya dan bukan sebagai jargon. "Bisa membantu mereka di masa mendatang untuk terus bertahan," kata dia.
Baca Juga: Eksklusif! Ngobrol Bareng Anderson Tanoto soal Bisnis Berkelanjutan
Baca Juga: Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan, BRI Fokus Terapkan Prinsip ESG
Baca Juga: 7 Kiat Wujudkan Gaya Hidup Berkelanjutan, demi Keselamatan Bumi