Indonesia Rawan Kebocoran Data Digital, Apa Solusinya?

Perlu framework jelas untuk keamanan data pribadi

Bandung, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat berbagai organisasi dipaksa untuk melakukan transformasi secara digital, yang berbuntut peningkatan penggunaan teknologi di berbagai instansi. Transformasi digital yang terjadi memberikan dampak positif yang sangat banyak seperti kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi di berbagai industri.

Tapi, seperti kita tahu, layaknya dua sisi mata uang, transformasi digital juga memberikan dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang terburuk adalah kebocoran informasi.

Dalam rangka mencegah kebocoran informasi khususnya terkait data pribadi, Robere & Associates mengadakan sebuah seminar bertajuk Empowering and Optimizing Data Privacy Protection.

Menurut Anwar Setyawan, IT GRC Business Unit Head Robere & Associates, Indonesia menempati peringkat ke 13 secara global untuk kebocoran akun yang di mana sejak tahun 2004 hingga pertengahan 2023 telah terjadi kebocoran akun sebanyak 142 juta kali lebih. Hal ini menyumbang 0,9 persen dari kebocoran akun secara global.

1. Standar internasional bisa cegah kebocoran informasi

Indonesia Rawan Kebocoran Data Digital, Apa Solusinya?Indonesia Rawan Kebocoran Data Digital, Apa Solusinya? (IDN Timesi/istimewa)

Anwar menjelaskan bahwa penerapan standar internasional terkait keamanan informasi dapat menjadi langkah awal bagi organisasi dalam mencegah terjadinya kebocoran informasi, antara lain melalui penerapan ISO 27001 Sistem Manajemen Keamanan Informasi dan ISO 27701 Sistem Manajemen Informasi Privasi.

“Keuntungan dari implementasi kedua standar ISO tersebut dapat membantu organisasi dalam memproteksi informasi serta data pribadi yang sensitif dan pastinya mematuhi peraturan perundangan yang berlaku” ujar Anwar, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (4/10/2023).

2. Sustainability organization berkaitan dengan keamanan informasi

Indonesia Rawan Kebocoran Data Digital, Apa Solusinya?Indonesia Rawan Kebocoran Data Digital, Apa Solusinya? (IDN Timesi/istimewa)

Pada kesempatan yang sama, Head of Governance, Risk & Compliance CIS&T PT Astra International Fikri Amrullah Rivai menyampaikan bahwa isu keberlanjutan organisasi atau Sustainability Organization dalam transformasi digital sangat berkaitan erat dengan keamanan informasi dan data privasi.

Fikri juga menyampaikan keamanan informasi dan data privasi membutuhkan framework yang jelas, “di mana ISO 27001 dan ISO 27701 memberikan framework yang moderat bagi organisasi,” tutur Fikri.

3. Ada Bank Mandiri dan BSSN yang juga hadir

Indonesia Rawan Kebocoran Data Digital, Apa Solusinya?ilustrasi data digital (pexels.com/Markus Spiske)

Seminar yang diselenggarakan oleh Robere & Associates di Hotel Pullman Thamrin Jakarta ini juga menghadirkan narasumber lain dari Bank Mandiri yang membahas teknis terkait bagaimana keamanan informasi dilakukan di industri keuangan.

Sedangkan dari sudut pandang regulator yang diwakili oleh Badan Siber dan Sandi Negara menjelaskan terkait dengan penerapan Undang Undang Perlindungan Data Pribadi dan potensi sanksi yang akan muncul jika terjadi pelanggaran.

Dalam pemaparan kesimpulan akhir dari seminar ini, Anwar menyebutkan bahwa salah satu cara untuk memenuhi UU tentang Pelindungan Data Pribadi dapat dilakukan dengan menerapkan framework pada ISO 27701 dengan atau tanpa disertifikasi.

Sementara Fikri melengkapi bahwa rantangan terbesar dalam implementasi ISO dan UU tentang Pelindungan Data Pribadi adalah sumber daya internal dan dukungan pemangku kepentingan yang masih kurang sadar akan pentingnya menjaga keamanan informasi dan data pribadi.

Baca Juga: Pakar Sebut Kebocoran Data Sering Terjadi di RI: 80 Kali dalam 4 Tahun

Baca Juga: Buntut Kebocoran Data, AS Perketat Kontrol Dokumen Intelijen   

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya