Dari Masjid ke Vihara, Siswa Kolese Kanisius Belajar Keberagaman

Toleransi jadi nilai utama yang diajarkan pada siswa

Bandung, IDN Times – Lembaga Pendidikan Kolese Kanisius terbilang cukup aktif dalam menggelar berbagai program menarik untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan siswanya. Salah satunya ialah ekskursi di mana memang telah menjadi acara tahunan mereka.

Thomas Gunawan Wibowo, Direktur Kolese Kanisius, mengatakan bahwa ekskursi memang telah diarahkan untuk beberapa hal, di antaranya membekali siswa kelas XII dengan pemahaman dan pencerahan terkait tema-tema keberagaman.

Bagaimana tidak, menurut Thomas, para siswa merupakan calon pemimpin yang haarus menjadi pribadi yang terbuka terhadap entitas bangsa Indonesia yang terkait dengan agama dan budaya.

“Pada akhirnya mereka harus bisa merangkul pengalaman perbedaan itu untuk membangun Indonesia yang lebih baik. Tema tahun ini mengajak dan mendorong para Kanisian untuk mengolah perbedaan,” kata Thomas, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (15/11/2023).

1. Tahun lalu spektrum agama Islam, kini Hindu dan Buddha

Dari Masjid ke Vihara, Siswa Kolese Kanisius Belajar KeberagamanDari Masjid ke Vihara, Siswa Kolese Kanisius Belajar Keberagaman (IDN Times/istimewa)

Berbeda dari tahun sebelumnya di mana mengambil spektrum agama Islam dengan menggelar live-in di pesantren, Gunawan menambahkan, kali ini Kolese Kanisius mengambil spektrum keberagaman dari agama Hindu dan Buddha.

Menurut Gunawan semuanya telah disiapkan bagi para Kanisian yang sebentar lagi akan mengalami fase kehidupan yang berbeda di dunia perguruan tinggi yang lebih luas dan kompleks dibanding SMA.

“Selain itu Kanisian kelas XII pada tahun ini juga mengalami tahun politik yang intens diwarnai dengan eksplotasi unsur keagamaan demi kepentingan kelompok atau individu. Seorang Kanisian diharapkan mampu berdiskresi dengan seluruh sumber daya dan wawasan keberagaman, salah satunya yang akan didapat dari kegiatan ekskursi ini,” ujar dia.

2. Arti dari tema “Kita Muda, Kita Beda, Kita Bersaudara”

Dari Masjid ke Vihara, Siswa Kolese Kanisius Belajar KeberagamanDari Masjid ke Vihara, Siswa Kolese Kanisius Belajar Keberagaman (IDN Times/istimewa)

Sementara itu Pater Paulus Hastra Kurdani, SJ, Moderator Kolese Kanisius mengatakan bahwa Ekskursi dialog antar iman pada tahun ajaran 2023-2024 ini mengambil tema: "Kita Muda, Kita Beda, Kita Bersaudara."

Menurut Pater, tema tersebut ingin menekankan beberapa poin yang diambil dari tiap kata dalam tema tersebut.

Menurut Pater, kata “kita” bermakna bahwa semua pribadi (tanpa terkecuali) diajak untuk menyadari identitasnya dan terlibat bersama-sama. Kemudian lewat kata “muda”, mereka ingin menekankan karakter inisiator, penggerak, penuh kreativitas dan imajinasi, juga memiliki keterbukaan untuk mengenal hal baru dan mengekspresikan dirinya secara autentik.

Selanjutnya ialah kata "Beda", di mana mengindikasikan keunikan yang dimiliki oleh setiap pribadi. Dalam ekskursi ini perbedaan itu dapat dilihat lewat penghayatan hidup kerohanian yang beragam.

Sementara kata "bersaudara" terkait erat dengan kata "beda" pada frase sebelumnya. Maksudnya, kata Pater, perbedaan yang ada bukan merupakan halangan untuk membangun persaudaraan, untuk membangun harmoni.

3. Mengunjungi rumah ibadah dan sekolah di Jakarta

Dari Masjid ke Vihara, Siswa Kolese Kanisius Belajar KeberagamanDari Masjid ke Vihara, Siswa Kolese Kanisius Belajar Keberagaman (IDN Times/istimewa)

Acara Ekskursi dilaksanakan selama dua hari, yakni pada 9 dan 10 November 2023. Hari pertama diisi dengan talkshow dengan mengundang tiga narasumber terkait dengan keberagaman. Sementara pada sei selanjutnya ditampilkan kesenian yang merupakan ekspresi manusiawi dari pokok ajaran masing-masing agama.

Adapun di hari kedua, para Kanisian diajak untuk berkunjung ke sejumlah rumah ibadah antara lain Gereja Katedral Jakarta, Masjid K.H. Hasyim As’yari, Pura Agung Wira Satya Bhuana, Pura Aditya Jaya, Vihara Hemadhiro Mettavati, Vihara Buddha Dharma Gotama, Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya, Vihara Ekayama Arama, dan Vihara Palyul Nyingma Indonesia.

Tak hanya itu, mereka juga diajak untuk mengunjungi SMA Al-Izhar, SMA Atisa Dipamkara, SMA Insan Cendekia Madani, SMA Lazuardi GCS, dan SMA Tri Ratna.

Secara teknis, pembagian kegiatannya ialah siswa dengan latar belakang nasrani akan mengunjungi rumah ibadah masjid, pura, vihara, dan sekolah-sekolah dengan latar belakan Islam atau Buddha.

Sementara itu untuk para siswa yang beragama non-kristiani akan mengunjungi Gereja Katedral Jakarta untuk belajar mengenal ajaran, tradisi, kebiasaan, tata cara, dan dan berdialog terkait isu toleransi di Indonesia.

Baca Juga: Hari Toleransi Internasional 2023, Ayo Hargai Bersama!  

Baca Juga: Profil SMA Kolese Kanisius, Sekolah Terbaik di Jakarta Pusat

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya