Belum Ideal, Kesetaraan Gender di Kantor Masih Harus Diupayakan

Masih ada banyak kebijakan yang tak berpihak pada perempuan

Bandung, IDN Times – Hari kedua Women Lead Forum 2021 yang berlangsung pada Kamis (8/4/2021), digelar dalam semangat yang sama: menyuarakan pentingnya kesetaraan gender di tempat kerja. Tak hanya itu, acara yang juga dihadiri Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis itu juga menekankan pentingnya literasi gender di media dalam mengubah norma sosial yang sering kali menghambat perempuan.

Dalam forum yang diselenggarakan oleh Magdalene.co, majalah daring yang berfokus pada isu perempuan ini, para pembicara yang merupakan pakar di bidangnya masing-masing menjelaskan perspektif mereka soal upaya kesetaraan gender yang berkembang hingga saat ini.

Bagaimana acara ini berlangsung?

1. Pemimpin perusahaan harus memahami nilai kesetaraan gender

Belum Ideal, Kesetaraan Gender di Kantor Masih Harus Diupayakanrappler.idntimes.com

Astiti Sukatrilaksana, Head of Human Resource Unit UNDP Indonesia, mengatakan jika perusahaan perlu merekrut para pemimpin yang memiliki keberpihakan kepada kelompok marginal atau rentan seperti perempuan.

“Pemimpin seperti itu dapat membangun lingkungan kerja yang saling menghormati antar-rekan kerja yang memiliki gender yang berbeda, posisi atau level, dan usia yang berbeda, guna mengatasi ketidaksetaraan gender,” ujarnya, dalam rilis pers yang diterima IDN Times, Jumat (9/4/2021).

Pada 2020, UNDP Indonesia sendiri menerima penghargaan Gold Gender Equality Seal Certification. Penghargaan itu diberikan pada usaha dan organisasi yang dinilai sukses mempromosikan kesetaraan gender.

2. Aturan kerja harus berpihak pada perempuan

Belum Ideal, Kesetaraan Gender di Kantor Masih Harus DiupayakanIDN Times/Helmi Shemi

Di mata Uni Lubis, tidak seimbangnya proporsi jurnalis perempuan dan pimpinan perusahaan media adalah sebuah sinyal yang tak baik. Ia pun menyadari bahwa sejauh ini masih ada normal dan budaya di Indonesia yang menghambat jurnalis perempuan dalam meniti kariernya, seperti pola kerja yang tidak ramah perempuan.

“Ada ekosistem yang harus dibangun untuk mendukung perempuan mencapai posisi tinggi di kantor media, yaitu dari keluarga dan lingkungan di sekitarnya," kata Uni.

"Misalnya, dulu saya sering harus pulang jam 12 malam. Mungkin tetangga tanya, ini kerjanya apa? Jika punya pasangan yang tidak mendukung, pasti tidak boleh,” ujarnya.

Di sisi lain, ada pula pentingnya framing dalam pemberitaan media massa agar terhindar dari eksklusivitas satu gender saja. Setidaknya hal tersebut yang menjadi sorotan Pemimpin Redaksi Magdalene.co , Devi Asmarani.

“Masyarakat harus mengetahui bahwa mereka layak mendapatkan yang lebih baik dan mengonsumsi media yang tidak mengekslusi kelompok lain, atau gender tertentu. Konsumen harus lebih banyak menuntut media untuk berubah,” ujarnya.

3. Masih ada kebijakan pemerintah yang tak berpihak pada perempuan

Belum Ideal, Kesetaraan Gender di Kantor Masih Harus DiupayakanIlustrasi hari perempuan (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski semangat kesetaraan gender telah digaungkan sejak lama, namun masih ada sederet kebijakan yang berpihak pada satu gender saja. Hal itu diutarakan Executive Director Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), Maya Juwita.

Aturan yang tidak berpihak pada kesetaraan gender, kata dia, berpotensi merugikan kaum perempuan salah satunya dalam hal meniti karier.

“Sebenarnya sudah bagus bagaimana Presiden Joko Widodo sendiri beberapa tahun lalu ditunjuk oleh PBB sebagai duta He for She untuk kesetaraan gender. Namun, jangan sampai ada kebijakan-kebijakan yang berkonflik, misalnya RUU Ketahanan Keluarga, yang menginginkan agar perempuan kembali ke ranah domestik,” tutur dia.

4. Ada kritik keras lewat komedi

Belum Ideal, Kesetaraan Gender di Kantor Masih Harus DiupayakanUnsplash.com/benwhitephotography

Acara ini pun dihibur oleh sesi standup comedy yang dibawakan oleh komika Ligwina Hananto. Bagi dia, kesetaraan gender mestinya harus selalu diupayakan untuk segala bidang, tak terkecuali bidang hiburan.

“Selama ini laki-laki mendominasi. Bahkan dalam menuliskan cerita-cerita princess, yang sangat tidak relatable untuk perempuan,” ujar Ligwina, yang juga seorang perencana keuangan.

Women Lead Forum 2021 sendiri adalah sebuah ajang untuk mendukung perempuan pekerja dan mendorong terciptanya kesetaraan gender di tempat kerja. Acara ini juga mengumumkan pemenang dari kompetisi video Instagram yang gelarannya didukung Pemerintah Australia.

Para pemenangnya adalah Astridinar V. Elderia dari SOS Children’s Village, Sisilya Fujiya dari BTPN ; dan Elisabet Tening dari Radio Volare. Pemenang Pilihan Pembaca adalah Dita Agustia dari The Body Shop Indonesia.

Baca Juga: Normalisasi Kesetaraan Gender lewat Media

Baca Juga: Peran Perusahaan dalam Mendukung Kesetaraan Gender di Tempat Kerja

Baca Juga: IWD 2021: Cerdas dan Kritis Tanggapi Kesetaraan Gender di Masyarakat

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya