Banyak Pemuda Alami Kecelakaan Kerja, Pemerintah Minta K3 Diperhatikan

Ada 2,9 juta kematian per tahun akibat kecelakaan kerja

Bandung, IDN Times – Tidak lama lagi, tepatnya pada 28 April 2022, dunia memperingati Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal tersebut menjadi momentum bagi pemerintah untuk kembali mengingatkan pada industri akan pentingnya K3.

Direktur Jenderal Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3, Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang mengatakan bahwa budaya dan sistem K3 yang baik itu apabila dihargai, diyakini, serta didukung oleh seluruh elemen perusahaan.

Salah satu cara untuk membangun hal tersebut adalah dengan menciptakan partisipasi serta dialog sosial.

1. Kelompok usia 20-25 tahun paling rawan alami kecelakaan kerja

Banyak Pemuda Alami Kecelakaan Kerja, Pemerintah Minta K3 DiperhatikanPixabay.com/JonKline

Menurut Haiyani, melalui dialog sosial maka semua pihak akan merasa memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan K3, sehingga bisa menjadi budaya yang dapat dilaksanakan di tempat kerja secara berkelanjutan.

Dia melanjutkan, apalagi saat ini Indonesia dihadapkan dengan bonus demografi, sehingga dalam konteks K3, kaum muda menjadi pilar penting produktivitas yang harus dijaga.

“Data menunjukkan usia terbanyak yang mengalami kecelakaan kerja adalah kelompok usia muda 20-25 tahun. Ini memberikan sinyal bahwa usia muda berpotensi (mengalami kecelakaan) dan mungkin saya kurang mengetahui informasi mengenai K3. Diperlukan pendekatan dan sosialisasi K3 lebih intensif,” tuturnya, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Kamis (28/4/2022).

Haiyani menegaskan, semua pihak perlu bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan K3. Tujuannya, tak lain agar sistem manajemen K3, sebagaimana mandat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012, dapat dijalankan dan diterapkan secara efektif. 

2. Betapa pentingnya dialog sosial

Banyak Pemuda Alami Kecelakaan Kerja, Pemerintah Minta K3 DiperhatikanIlustrasi industri/pabrik. IDN Times/Arief Rahmat

Di sisi lain, Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) juga mendorong terciptanya partisipasi dan dialog sosial dalam menciptakan budaya K3 yang positif di Indonesia. Direktur Regional ILO Asia-Pasifik, Asada Miyakawa mengatakan, krisis akibat Pandemi COVID-19 telah membawa banyak tantangan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

Asada menuturkan, dialog sosial antara pemerintah, organisasi pengusaha, dan pekerja, dapat memainkan peran penting dalam merespons pandemi di negara dan sektor di seluruh kawasan.

Selain itu, dialog sosial juga berperan penting dalam mencapai kesepakatan tentang langkah-langkah praktis, hemat biaya dan berkelanjutan, dalam melindungi pekerja dari risiko kesehatan dan keselamatan.

“Dialog sosial telah membangun rasa memiliki dan komitmen, membuka jalan menuju penguatan kerjasama untuk implementasi tindakan yang cepat dan efektif di setiap tingkat,” kata Asada.

3. Ada 2,9 juta kematian akibat kecelakaan kerja

Banyak Pemuda Alami Kecelakaan Kerja, Pemerintah Minta K3 DiperhatikanSejumlah buruh berjalan keluar dari pabrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/6/2020). (ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar)

Spesialis K3 ILO Yuka Ujita menambahkan, dialog sosial mengenai K3 perlu terus didorong mengingat data global dari International Commission on Occupational Health (ICOH) menunjukkan bahwa setiap tahun ada 2,9 juta kematian yang disebabkan oleh kecelakaan akibat kerja.

Ia menjelaskan, 80 persen dari kematian tersebut ditimbulkan karena penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, dan 20 persen sisanya karena cedera akibat kerja. Selain itu, ada 402 juta orang mengalami cedera kerja yang sifatnya non-fatal di dunia.

Yuka menuturkan, berbagai bentuk dialog sosial yang dapat dibangun yakni melalui dialog tripartit, kemudian tripartit plus yang melibatkan semua pihak seperti LSM, serta bipartit yang melibatkan buruh dan manajemen, atau pengusaha dan pekerja.

“Saya ingin tekankan bahwa angka kematian yang sangat besar ini, serta cedera ini, semua dapat dicegah. Kita bisa berkontribusi dari sisi pencegahan kematian atau cedera tersebut, serta penyakit yang ditimbulkan,” tutur Yuka.

Baca Juga: Korban Tewas di Kapal China Express Diduga Faktor Kecelakaan Kerja

Baca Juga: ILO-Kadin Kerja Sama, Bahas K3 dan Pencegahan COVID-19 di Tempat Kerja

Baca Juga: 10 'Kecelakaan Kerja' Terkocak yang Gak Akan Terlupakan Seumur Hidup

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya