Bantuan Pemerintah untuk Sektor Perikanan Dinilai Tak Efektif

Kritik itu muncul dalam laporan berupa penelitian

Bandung, IDN Times – Saban tahunnya, pemerintah menggelontorkan bantuan sekitar Rp140-210 juta dolar AS untuk sektor perikanan tangkap laut. Duit sebesar tentu diharapkan dapat membantu pihak-pihak terkait sekaligus menjaga ekosistem alam.

Namun, sebuah laporan terbaru dari International Institute for Sustainable Development (IISD), WWF Indonesia. dan Marine Change, mencatat jika bentuk bantuan pemerintah justru dapat mengakibatkan overfishing alias penangkapan ikan yang berlebihan.

Tidak hanya itu, bantuan juga dinilai tak bekerja efektif dalam mendukung komunitas perikanan dalam jangka panjang, khususnya untuk para nelayan. Oleh karena itu, mereka pikir sudah selayaknya pemerintah mengevaluasi beberapa bentuk bantuan tersebut.

Berdasarkan data dari berbagai sumber--database publik dan pertemuan formal dengan beberapa lembaga termasuk dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi terkait—mereka berupaya menganalisis berbagai bentuk bantuan pemerintah pusat dan tiga pemerintah daerah (Aceh, Maluku dan Sulawesi Utara) terhadap sektor perikanan tangkap laut.

Bagaimana hasil penelitian itu?

1. Tidak semua bantuan mendukung upaya berkelanjutan di sektor perikanan

Bantuan Pemerintah untuk Sektor Perikanan Dinilai Tak EfektifIlustrasi kapal-kapal nelayan. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

Peneliti kebijakan untuk program energi IISD, yang juga penulis utama laporan tersebut, Anissa Suharsono, menjelaskan jika berbagai bantuan pemerintah memiliki peran penting dalam mencapai tujuan kebijakan publik, salah satunya pengentasan kemiskinan.

Namun, menurut penelitian, tidak semua bentuk bantuan sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan dalam jangka panjang. Seiring dengan kondisi sosial ekonomi komunitas nelayan yang bergantung pada sektor perikanan, beberapa bentuk bantuan pemerintah justru berpotensi membahayakan keberlanjutan sektor tersebut.

“(Karena itu) Efektivitas dari berbagai kebijakan tersebut harus segera dievaluasi,” ujarnya, dalam rilis yang diterima IDN Times, Senin (26/7/2021).

2. Bantuan bahan bakar malah memperbesar potensi overfishing

Bantuan Pemerintah untuk Sektor Perikanan Dinilai Tak EfektifANTARA FOTO/Abriawan Abhe

Di level pusat, kebijakan bantuan bahan bakar, berbagai program pengembangan pembangunan, pemeliharaan, dan akses terhadap infrastruktur perikanan secara bersama-sama menyumbang sekitar 90 persen terhadap seluruh bantuan yang diberikan pemerintah sepanjang 2017 hingga 2020.

Namun, sistem distribusi bahan bakar saat ini—mewakili sekitar 50 persen dari bentuk bantuan tahunan pemerintah pusat terhadap sektor perikanan pada 2017 hingga 2020--dapat memicu penangkapan ikan secara berlebihan.

Penelitian awal juga menunjukkan bahwa bantuan bahan bakar lebih menguntungkan pemilik kapal ketimbang para nelayan yang seharusnya adalah sasaran utama dari program ini.

Selain itu, industri pembuatan kapal dan upaya peningkatan pendapatan, pemasaran, dan promosi dari masyarakat perikanan atau manajemen perikanan hanya memperoleh nilai bantuan yang cukup kecil.

3.

Bantuan Pemerintah untuk Sektor Perikanan Dinilai Tak EfektifANTARA FOTO/Irwansyah Putra

Di level provinsi, bentuk bantuan difokuskan pada pemberian dan modernisasi kapal penangkap ikan, termasuk mesin-mesin dan peralatan penangkap ikan—yang besarnya 60-80 persen dari total pengeluaran para nelayan di Maluku dan Sulawesi Utara.

Meskipun ada ketidakpastian terkait kesetaraan dan efisiensi dalam membantu kelompok nelayan yang paling rentan, bentuk-bentuk bantuan ini sebagian besar ditargetkan untuk penangkapan ikan pelagis, di mana statusnya berada di level fully-exploited bahkan over-exploited.

Berbagai bentuk dukungan di tingkat provinsi tersebut berisiko meningkatkan kapasitas penangkapan berlebihan di WPP lainnya.

“(Padahal) Sektor perikanan adalah salah satu kunci bagi pengembangan berkelanjutan di Indonesia, karena merupakan sumber penting untuk pangan, penyedia lapangan kerja, dan pendapatan,” kata Cut Desyana, Manajer Perikanan dan Akuakultur di WWF Indonesia.

4.

Bantuan Pemerintah untuk Sektor Perikanan Dinilai Tak EfektifANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Laporan IISD, WWF Indonesia dan Marine Change ini menunjukkan bahwa dibutuhkan peningkatan transparansi sehubungan dengan bantuan pemerintah pusat maupun provinsi terhadap sektor perikanan.

Walaupun beberapa informasi mengenai alokasi dan realisasi anggaran tersedia melalui publikasi pemerintah maupun situs resmi di sejumlah provinsi, tapi kebanyakan data tersebut  tidak lengkap atau bersifat terlalu generik, ujar sejumlah peneliti lainnya.

Mereka meminta pemerintah melakukan kajian mendalam terhadap dampak sosial ekonomi dan lingkungan dari bantuan bahan bakar di tingkat pusat, dan kategori dukungan biaya tetap di tingkat provinsi.

"Bahkan jika perlu mereformasi kebijakan ini,” kata Sari Tolvanen, dari Marine Change, dalam rilis yang sama.

Efektivitas dukungan perikanan Indonesia harus dipantau dengan menggunakan indikator keberhasilan yang tidak hanya berfokus pada kenaikan produksi, “melainkan mempertimbangkan status stok serta sejauh mana bantuan menjangkau kelompok sasaran yang paling rentan,” ujar Tolvanen.

Baca Juga: Dukung Pekerja Sektor Perikanan, Kemnaker dan ILO Gelar Diskusi 

Baca Juga: Kemnaker dan ILO Perkuat Aturan Perlindungan Pekerja Sektor Perikanan

Baca Juga: Potensial Kembangkan Perikanan Tangkap, Sumbar Terkendala Sarana

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya