Bahas Smart City, ITB Kumpulkan Pakar dan Praktisi

Smart city menyangkut juga upaya pemulihan ekonomi

Bandung, IDN Times – Smart city merupakan konsep kota yang saat ini tengah dibutuhkan. Konsep tersebut berupaya mentransformasikan berbagai sumber daya untuk mendukung terciptanya layanan-layanan cerdas, sebagai solusi dalam masalah perkotaan.

Masalahnya, menerapkan konsep smart city bukan urusan mudah. Terdapat banyak sekali tantangan-tantangan dalam pembangunan smart city, khususnya meliputi integrasi (challenge of integration), skalabilitas dari kapasitas (challenge of scalability of capacity), rliabilitas (challenge of rliability), efisiensi (challenge of efficiency), hingga keberlanjutan (challenge of sustainability).

Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, diperlukan diskursus-diskursus antara para pakar dan praktisi. Seperti yang dilakukan Institut Teknologi Bandung melalui Smart City and Community Innovation Center, atau yang dikenal dengan SCCIC ITB.

Mereka baru saja menggelar serial webinar ke-3 Goesmart 2022 dengan tema City Digitalization “Smarter World”, bersama BAKTI Kominfo. Kegiatan tersebut mempertemukan para pembicara yang fokus memikirkan bagaimana konsep smart city agar bisa direalisasikan.

Mereka antara lain Ketua Smart City and Community Innovation Center ITB, Prof. Suhono Harso Supangkat; Wakil Kepala otorita IKN Nusantara, Dhony Rahajoe; Direktur smart city Jakarta Yudhistira Nugraha; Co-Chair dan peneliti TF2 T20, Toshio Obi; Co-Chair dan peneliti TF2 T20, Anbumozhi Venkatachalam; dan sederet peneliti terkait.

Apa yang dihasilkan dari diskusi tersebut?

1. Goesmart jadi agenda ITB dalam perbaikan kualitas hidup

Bahas Smart City, ITB Kumpulkan Pakar dan Praktisipemkomedan.go.id

Suhono menjelaskan, sebagai host institusi dari Task Force-2 T20, SCCIC ITB menyelenggarakan beberapa event, salah satunya event tahunan yaitu Goesmart. Ia optimistis jika Goesmart merupakan satu program yang berfokus dalam mendukung perbaikan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Bertepatan dengan presidensi G20 tahun ini, target cakupan Goesmart mengalami ekspansi ke tataran global. Ia juga menjelaskan mengenai sentralitas T20 melalui sembilan Task Force yang ada di dalamnya dalam mendukung kesuksesan presidensi G20 Indonesia.

Dalam paparannya, Suhono menyinggung tema smarter world. “(Smarter world) sebagai sebuah tagline yang mencakup tidak hanya improviasasi terhadap teknologi dan digitalisasi, tetapi juga terhadap pemulihan ekonomi, kesehatan, dan juga isu lingkungan,” kata Suhono, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Jumat (22/4/2022).

2. Konsep smart city sangat diperlukan IKN

Bahas Smart City, ITB Kumpulkan Pakar dan PraktisiNagara Rimba Nusa sebagai pemenang sayembara desain IKN (IDN Times/ Kemenkoinfo RI)

Sementara itu Wakil Kepala Otorita IKN Dhony memilih untuk memaparkan visi Indonesia terkait pembangunan ibu kota baru.

Untuk membangun sebuah ibu kota baru negara, sebagai sebuah kota masa depan yang layak tinggal, humanis, inklusif, ramah lingkungan, berkelanjutan dan smart, dibutuhkan perencanaan dan pendekatan yang jelas juga komprehensif.

“Salah satu di antaranya yaitu mengenai perencanaan smart city. Generasi millenial akan menjadi tulang punggung Indonesia dalam periode bonus demografi Indonesia di beberapa tahun ke depan."

"Oleh karena itu, sangat dibutuhkan untuk menaruh perhatian pada penyesuaian terhadap arsitektur dan fasilitas perkotaan yang bersahabat dengan generasi tersebut,” tuturnya.

3. Smart city tidak hanya urusan teknologi

Bahas Smart City, ITB Kumpulkan Pakar dan PraktisiGoogle

Di sisi lain, Yudhistira Nugraha yang juga mewakili Gubernur DKI Jakarta, menyampaikan berbagai progres yang telah dicapai Jakarta dalam penerapan smart city. JAKI misalnya, merupakan platform digital buatan Pemerintah DKI Jakarta yang mengintegrasikan semua layanan publik dan informasi resmi terpadu di Jakarta.

“Ini merupakan sebuah langkah besar dalam perwujudan konsep smart city di Jakarta. Tentunya, jika berbicara mengenai smart city,  maka bukan hanya menggambarkan mengenai perkotaan yang dipenuhi dengan teknologi yang maju."

"Lebih dari itu, smart city merupakan sebuah ekosistem perkotaan yang lebih modern dan ramah terhadap segala aksesibilitas masyarakat terhadap layanan publik dan informasi resmi yang ada,” ujar Yudhistira.

4. Ada sepuluh indikator dalam digital governance

Bahas Smart City, ITB Kumpulkan Pakar dan PraktisiIlustrasi membuat karya digital (pexels.com/Anthony Shkraba)

Bagi Toshio Obi, membangun smart city dari sisi pemerintahan perlu usaha ekstra. Setidaknya, kata dia, terdapat sepuluh indikator dalam digital governance antara lain menyangkut kesiapan infrastruktur jaringan, optimalisasi manajemen, layanan berbasis online, portal nasional, badan informasi nasional, dan lima faktor lainnya.

Toshio juga menyampaikan empat proposal terkait smart city di antaranya inovasi digitalisasi pemerintahan dengan AI dan 5G, dan pemerintahan digital yang ramah untuk semua.

“Ada juga upaya menyelesaikan masalah kesenjangan terhadap teknologi baru pada AI, IoT, Big Data, dan Block Chain, serta mengintegrasikan pemerintahan digital melalui beragam platform dan infrastruktur,” katanya.

Baca Juga: Lintasarta Kembangkan Ekosistem Smart City Daerah di Indonesia

Baca Juga: Solo Resmi Jadi Smart City, Bakal Beri Kemudahan Pelayanan Masyarakat

Baca Juga: Hebat! Jakarta Smart City Raih IDC Awards 2021

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya