Deretan Ormas Ini Berubah Jadi Parpol, Kecewa dengan Partai Lama?

NasDem salah satu pelopor ormas yang menjadi parpol

Jakarta, IDN Times - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang menganut sistem multipartai atau banyak partai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat ada 14 partai politik (parpol) yang ikut dalam Pemilu 2019.

Kebanyakan partai di Indonesia lahir dari ideologi Islam, nasionalis, dan kerakyatan. Ada juga partai politik yang berasal dari organisasi kemasyarakatan (ormas).

Pengamat dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin, mengatakan tujuan seorang tokoh mendirikan ormas lebih dulu untuk melakukan testing, apakah masyarakat tertarik atau tidak.

Sebab masyarakat lebih tertarik bergabung ke ormas ketimbang parpol. Berikut ini deretan ormas yang bertransformasi menjadi parpol.

1. Surya Paloh mendirikan ormas Nasdem yang berubah jadi parpol

Deretan Ormas Ini Berubah Jadi Parpol, Kecewa dengan Partai Lama?ANTARA FOTO/Siswowidodo

Partai Nasional Demokrat (NasDem) resmi didirikan pada 26 Juli 2011 oleh Surya Paloh. Sebelum menjadi partai politik, NasDem merupakan ormas yang bergerak di bidang sosial.

Pada 2013, KPU menetapkan NasDem lolos verifikasi administrasi dan faktual dan menjadikan NasDem sebagai satu-satunya partai baru yang lolos sebagai peserta Pemilu 2014.

Surya Paloh mengatakan dirinya mendirikan NasDem sebagai bentuk kekecewaanya dengan Partai Golkar. Dia sudah berada di partai berlambang beringin tersebut selama 43 tahun, namun tidak bisa menerapkan pikiran, ide dan gagasannya.

Bos sejumlah media nasional itu berharap, di partai besutannya ini, dia bisa melakukan apa yang tak bisa dia lakukan di partai lamanya tersebut.

Baca Juga: Surya Paloh Sambangi Kantor DPP Golkar, Airlangga: Bahas Omnibus Law

2. Hary Tanoe membentuk Perindo setelah keluar dari NasDem dan Hanura

Deretan Ormas Ini Berubah Jadi Parpol, Kecewa dengan Partai Lama?IDN Times / Istimewa

Partai Persatuan Indonesia (Perindo) dideklarasikan pada 7 Februari 2015 oleh Hary Tanoesoedibjo. Hary menjabat sebagai ketua umum partai. sebelum resmi menjadi parpol, Perindo merupakan ormas kerakyatan yang kerap membantu usaha pedagang kecil menengah.

Sebelum membentuk Perindo, Hary Tanoe mengawali karier politiknya saat bergabung dengan Partai NasDem. Ia langsung mendapat jabatan strategis, yaitu Ketua Dewan Pakar. Namun, ia memutuskan mundur pada 21 Januari 2013 karena ada perbedaan pendapat dengan Surya Paloh.

Pada Pemilu 2014, Hary Tanoe bergabung dengan Hanura di bawah kepemimpinan Wiranto. Mereka berdua pun mendeklarasikan diri maju sebagai capres dan cawapres dengan jargon Win-HT Bersih, Peduli, Tegas.

Namun, suara yang didapatkan Hanura di pileg tidak memungkinkan bagi pasangan itu untuk maju. Hary kemudian memutuskan mundur dari Hanura dan tak lama kemudian mendirikan Perindo yang diawalinya dari ormas.

3. Anis Matta dan Fahri Hamzah mendirikan Partai Gelora

Deretan Ormas Ini Berubah Jadi Parpol, Kecewa dengan Partai Lama?Anis Matta (pertama kiri), ketua Umum Partai Gelora saat memberikan SK kepada Hadi Mulyadi (kedua kiri) di Jakarta (Dok. Humas Partai Gelora)

Partai Gelombang Rakyat Indonesia atau disingkat Partai Gelora Indonesia didirikan pada 28 Oktober 2019 oleh mantan petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta dan Fahri Hamzah.

Partai Gelora merupakan alih rupa dari Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi), ormas yang didirikan Anis Matta dan Fahri. Keduanya mendirikan Partai Gelora Indonesia setelah melepaskan baju PKS.

Baca Juga: Jokowi Akhirnya Teken UU Cipta Kerja, PKS: Tidak Heran

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya