Udara Seperti Barang Mahal: Derita Keluarga Neni Akibat Kabut Asap

Setiap tahun Neni terdampak kabut asap

Jakarta, IDN Times - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menyelimuti Provinsi Riau dua pekan terakhir ini, membuat kondisi kesehatan warga menurun.

Keluarga Neni Marheni misalnya, warga Rengat, Kecamatan Rengat Barat, Kelurahan Pematang Reba, Riau ini harus memakai masker saat beraktivitas sehari-hari di luar rumah. Bahkan, ketiga anaknya juga harus menggunakan penutup hidung, agar tidak menghirup kabut asap yang semakin pekat.

"Anak-anak selalu saya pakaikan masker meski kadang dibuka, karena namanya anak-anak gak betah juga," ujar Neni saat dibubungi IDN Times, Kamis (19/9).

Baca Juga: 2.000 Orang Terkena ISPA Akibat Kabut Asap di Kalteng

1. Anak-anak Neni jadi sering sakit akibat kabut asap

Udara Seperti Barang Mahal: Derita Keluarga Neni Akibat Kabut AsapIstimewa

Neni mengungkapkan akibat kabut asap sempat membuat kondisi kesehatan anaknya menurun. Akhir-akhir ini anak-anaknya sering merasakan sesak napas dan pilek.

"Beberapa kali yang kecil, Laras (5) batuk, pilek, badan juga panas sejak ada asap dua bulanan tapi dua pekan ini asap semakin pekat terutama saat pagi dan sore hari," ujar dia.

2. Keluarga Neni hampir setiap tahun terganggu kabut asap

Udara Seperti Barang Mahal: Derita Keluarga Neni Akibat Kabut AsapANTARA FOTO/Rony Muharrman

Neni menuturkan kabut asap hampir setiap tahun selalu muncul. Kendati, kabut asap terparah terjadi pada 2015 dan 2019. Menurut dia, asap yang mengepung daerah tempat tinggalnya begitu pekat, akibatnya jarak pandang terbatas.

"Kasihan juga lihat anak-anak kesakitan tiap tahun, seolah napas (udara) di sini mahal. Yang dewasa saja juga sesak napas, apalagi anak-anak. Semoga kondisi ini tidak berlarut-larut," ujar dia, berharap.

3. Sebanyak 24.589 warga Riau terkena ISPA

Udara Seperti Barang Mahal: Derita Keluarga Neni Akibat Kabut AsapIstimewa

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Nazir mengatakan, jumlah kasus kunjungan pasien yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Riau cukup tinggi.

"Selama periode 1 hingga 17 September tercatat ada 24.589 kasus ISPA di Riau," ujar dia dilansir Antara, Kamis (19/9).

Mimi mengatakan dinas kesehatan dengan dukungan Kementerian Kesehatan RI terus berupaya menyosialisasikan bahaya kabut asap, dan memperbanyak rumah singgah (safe house) untuk warga. Jumlah safe house ditambah dari 14 menjadi 19 lokasi di Pekanbaru.

“Rumah singgah kini ada 19 lokasi,” kata dia.

4. Sebanyak 141 titik panas terdeteksi

Udara Seperti Barang Mahal: Derita Keluarga Neni Akibat Kabut AsapANTARA FOTO/Feny Selly/pras

Di Riau, dari 141 titik panas yang terdeteksi, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) paling banyak yakni 45 titik, Indragiri Hulu (Inhu) 34 titik, Pelalawan 28 titik, Kampar 12 titik, Rokan Hilir 11 titik, Kuansing enam titik, Rokan Hulu tiga titik, dan Bengkalis dua titik.

Dari jumlah tersebut, 94 titik dipastikan titik panas. Asap yang menyelimuti Pekanbaru berasal dari karhutla di Riau, dan juga kiriman dari Sumatera Selatan dan Jambi, karena angin berembus dari arah tenggara hingga selatan ke utara.

Baca Juga: Bayi Meninggal Diduga Akibat Kabut Asap, Begini Penjelasan Kemenkes

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya