Potret Miris Warga Jakarta, Buang Tinja di Sungai Tak Jauh dari Monas

Miris! 124 KK di Tanjung Duren Utara tak punya jamban sehat

Jakarta, IDN Times - Di balik wajah ibu kota yang menyuguhkan berbagai fasilitas dan kemewahan, terdapat potret miris warga yang membuang kotoran manusia (tinja) di sepanjang Sungai Sekretaris, tepatnya di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Sebanyak 200 jiwa yang tinggal di Gang Sekretaris I RT 5 RW 7, Tanjung Duren, Jakarta Barat terpaksa Buang Air Besar (BAB) tidak higienis karena tidak mempunyai septic tank.

1. Sungai Sekretaris jadi tempat pembuangan tinja

Potret Miris Warga Jakarta, Buang Tinja di Sungai Tak Jauh dari MonasIDN Times/Dini Suciatiningrum

Bau menyengat langsung tercium saat IDN Times memasuki Gang Sekretaris I RT 5 RW 7, Selasa (8/10). Gang yang hanya bisa dilalui dua orang tampak ramai orang berlalu lalang.

Gang tersebut kumuh dan sesak. Jemuran warga berjejer di sepanjang gang, bahkan berbagai peralatan rumah tangga diletakkan di pinggiran sungai.

Kondisi toilet warga yang berderet tidak hanya sempit namun gelap dan berkerak. Dalam toilet, hanya ada satu WC jongkok yang saluran pembuangannya langsung ke Sungai Sekretaris. Sehingga, sungai tidak hanya kotor, namun hitam dan berlumut. Bahkan terdapat tinja yang mengapung dan hanyut mengikuti arus sungai, kondisi tersebut semakin memprihatinkan dengan kehadiran tikus-tikus yang berlarian di tanggul sungai.

Bayangkan, betapa tidak sehatnya kondisi sanitasi warga di tengah kota metropolitan ini.

2. Warga terbiasa dengan bau tidak sedap

Potret Miris Warga Jakarta, Buang Tinja di Sungai Tak Jauh dari MonasIDN Times/Dini Suciatiningrum

Meski demikian, warga setempat tidak merasa terganggu dengan keadaan Sungai Sekretaris yang berada persis depan rumah. Ada warga yang asyik mencuci baju, ada juga yang membuat kandang burung, menjemur pakaian, juga bercengkerama dengansesama tetangga.

Salah satunya Narti, warga Gang Sekretaris I RT 5 RW 7 ini tengah menyuapi putrinya Azka, bayi berusia 7 bulan saat ditemui IDN Times.

Narti mengaku sudah terbiasa menghirup aroma Sungai Sekretaris yang tidak sedap serta pemandangan sampah dan tinja.

"Saya sudah 17 tahun tinggal di sini jadi sudah terbiasa," ungkapnya.

3. Narti khawatir akan berdampak buruk pada kesehatan anak

Potret Miris Warga Jakarta, Buang Tinja di Sungai Tak Jauh dari MonasIDN Times/Dini Suciatiningrum

Kendati demikian, Narti tidak menampik jika angin berembus kencang, tercium bau kotoran.

"Kalau bau gitu ya cepat-cepat tutup pintu," ucapnya sambil tersenyum.

Dia pun tak khawatir kondisi Sungai Sekretaris yang tidak sehat akan memengaruhi kesehatan putri kecilnya.

"Saya punya tiga anak, sejauh ini tidak ada penyakit yang muncul karena kondisi sungai, hanya batuk dan pilek saja sih," tuturnya.

Baca Juga: Tak Ada Air Bersih, Bayi 7 Bulan Ini Mandi Pakai Air Keruh dan Bau Got

4. Lahan sempit jadi alasan warga tidak punya septic tank

Potret Miris Warga Jakarta, Buang Tinja di Sungai Tak Jauh dari MonasIDN Times/Dini Suciatiningrum

Begitu juga dengan Ibu Nanik yang sudah 20 tahun hidup berdampingan dengan Sungai Sekretaris. Pemilik tiga kontrakan ini sudah kebal dengan bau dan keadaan sungai, sebab kondisi tersebut sudah terjadi sejak dia tinggal di sini.

Menurutnya, lahan yang sempit dan terbatas membuat dia kesulitan membangun septic tank, sehingga jika buang hajat kotoran akan nyemplung di Sungai Sekretaris.

"Dari dulu kondisinya begini, bagaimana bisa buat septic tank, lahannya aja sempit gini," terangnya.

5. Warga masih BAB Sembarangan

Potret Miris Warga Jakarta, Buang Tinja di Sungai Tak Jauh dari MonasIDN Times/Dini Suciatiningrum

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Jakarta Barat, Inad Luciawati Rustam Effendi menyayangkan, kawasan Tanjung Duren Utara masih ada yang BAB sembarangan. Terlebih kawasan tersebut dekat dengan pusat kota Jakarta.

"Padahal dari kantor ini (Kelurahan Tanjung Duren Utara) masih terlihat Monas. Saya malu ada warga di sini BAB-nya sembarangan," kata istri Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi itu seperti dilansir dari Antara.

Dia meminta seluruh jajaran kelurahan dan kecamatan untuk menyediakan fasilitas jamban bersih agar kebiasaan buruk warga tersebut hilang. Berdasarkan data Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, RT 15 RW 07 Tanjung Duren Utara memiliki 124 Kepala Keluarga (KK) dinilai memiliki kondisi terburuk karena tidak punya jamban sehat.

Baca Juga: PSI: Perbaiki Sanitasi Warga daripada Renovasi Rumah Gubernur Rp2,4 M 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya