Curhat Pekerja Seks Saat COVID-19: Dulu dapat Rp20 Juta, Sekarang?

Pendapatan pekerja seks terjun bebas saat pandemik COVID-19

Jakarta, IDN Times - Pandemik COVID-19 berdampak di berbagai sendi kehidupan, termasuk dunia malam. Kebijakan pemerimtah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat sejumlah tempat hiburan tutup.

Hampir tujuh bulan wabah COVID-19 melanda Tanah Air, selama itu pula para pekerja di tempat hiburan banyak yang kehilangan pekerjaan.

Seorang pekerja seks, sebut saja Acha, mengaku sangat terdampak pandemik COVID-19. Sejak wabah melanda dan PSBB diterapkan, pendapatannya menurun drastis.

"Biasanya satu hari bisa 8 sampai 10 kali pelanggan, namun kini hanya 2 sampai 3 pelanggan, bahkan pernah selama tiga hari tidak ada pelanggan," ungkapnya kepada IDN Times beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Dilema Pekerja Seks Terus Berjuang di Tengah Ancaman Virus Corona

1. Sebelum pandemik, pendapatan Acha lebih dari Rp20 juta per bulan

Curhat Pekerja Seks Saat COVID-19: Dulu dapat Rp20 Juta, Sekarang?Ilustrasi uang. IDN Times/Zainul Arifin

Acha mengungkapkan, biasanya dalam satu bulan dia bisa mengantongi lebih dari Rp20 juta. Tapi setelah COVID-19 melanda, pendapatannya hanya sekadar cukup untuk makan dan membeli kebutuhan sehari-hari.

"Aku punya anak tiga, jadi ya paling pengaruh di situ, tapi masih tercukupi sih. Kalau apartemen sih diusahain karena memang masih ada tabungan, simpanan," bebernya.

2. Acha mencoba bertahan dengan mencari pelanggan lewat sebuah aplikasi

Curhat Pekerja Seks Saat COVID-19: Dulu dapat Rp20 Juta, Sekarang?Ilustrasi (IDN Times/Helmi Shemi)

Acha harus memutar otak agar tetap bisa bertahan di tengah pandemik. Dia pun kemudian mencoba menjajakan diri di sebuah aplikasi.

"Sudah empat bulan terakhir pakai aplikasi, ya diajak teman pertamanya. Tapi kebanyakan PHP-in saja, ngerasa sih meski PSBB kemarin dilonggaran tetap saja belum ramai," ungkapnya.

3. Di tengah wabah, Acha bekerja kadang hampir 24 jam

Curhat Pekerja Seks Saat COVID-19: Dulu dapat Rp20 Juta, Sekarang?Ilustrasi Pekerja Seks (IDN Times/Arief Rahmat)

Demi bisa mengumpulkan rupiah di tengah wabah, Acha mengatakan, menjual jasanya bahkan hingga 24 jam. Karena itu, ia pun kadang tidur hanya 2 atau 3 jam sehari untuk istirahat.

"Aku kan gak open BO jadi tamu jam berapa saja aku terima, karena mikirnya, jika kita santai-santai takutnya besok sepi jadi kalau masih kuat, gak apa-apa," imbuhnya.

4. Acha tawarkan jasa pijat setengah harga

Curhat Pekerja Seks Saat COVID-19: Dulu dapat Rp20 Juta, Sekarang?Ilustrasi (IDN Times/Rully Bunga)

Acha mengungkapkan, untuk menambah penghasilan seringkali dia memberikan tarif jika pelanggan mengajak jalan atau makan. Tidak hanya itu, berbekal pengalamannya sebagai terapis pijat sebuah hotel, Acha juga menawarkan jasa pijat dengan tarif setengah harga.

"Mungkin orang terlalu memikirkan mahal gitu kan, kalau massage setengah harganya, kayak gitu kayak gitu sih ngakalinnya, paling ya kayak kamu ajak jalan gitu kaya paling ngasih berapa buat komisi, tergantung kesepakatan aja sih," imbuhnya.

Meski omzet berkurang, Acha tidak menerima permintaan video call seks. Dia takut jika pelanggan merekam dan menyebarkan video tersebut.

5. Layani pelanggan dengan menerapkan protokol kesehatan

Curhat Pekerja Seks Saat COVID-19: Dulu dapat Rp20 Juta, Sekarang?Ilustrasi cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. IDN Times/Wira Sanjiwani

Bekerja di tengah pandemik COVID-19 dan melakukan kontak langsung dengan orang yang tak dikenal, membuat Acha seringkali was-was jika tertular COVID-19. Namun, rasa itu dia hilangkan demi ketiga anaknya tidak kelaparan.

Untuk itu, Acha selalu menerapkan protokol kesehatan jika bertemu pelanggan.

"Kalau pribadi saya sih sebenarnya ada rasa was-was, cuma kalau kita berpatok sama rasa was-was itu kita gak mungkin makan. Paling antisipasinya meminta pelanggan mandi sebelum kontak langsung," imbuhnya.

Baca Juga: Begini Nasib Pekerja Seks di 4 Negara Saat Wabah Virus Corona

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya