Ridwan Kamil: Pemudik Boleh Bawa Saudara ke Jabar, Asal Punya Skill

Jangan sampai mereka datang dan tidak bisa bekerja

Bandung, IDN Times - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, secara resmi melepas kegiatan mudik gratis dari difasilitas Dinas Perhubungan Jawa Barat. Terdapat 12 ribu warga yang bisa pulang ke kampung secara cuma-cuma untuk menyambut hari Lebaran.

Tekait adanya urbanisasi masyarakat di luar Jawa Barat usai Idul Fitri, Emil tidak mempersoalkannya. Dia mempersilakan mereka datang untuk bekerja.

"Yang penting kalau pun datang membawa orang yang punya skill, yang memang siap untuk berdinamika pembangunan di Jabar," kata Emil ditemui di Terminal Cicaheum, Minggu (16/4/2023).

1. Jangan bawa calon pengangguran

Ridwan Kamil: Pemudik Boleh Bawa Saudara ke Jabar, Asal Punya SkillIlustrasi pegawai sebuah pabrik di Kabupaten Bandung hendak pulang kerja. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Menurutnya, wajar ketika seseorang ingin datang ke daerah tertentu untuk bekerja dan mencari penghasilan. Namun, yang harus diwaspadai adalah ketika para pemudik datang kembali ke Jabar membawa teman atau sanak keluarga yang tidak punya kemampuan apapun untuk bekerja.

"Jangan membawa handai taulan yang tidak ada skill, tidak ada kapasitas sehingga nanti membebani keluarga atau pembangunan yang ada di Jawa Barat," ujarnya.

2. Jabar terbuka untuk siapa pun

Ridwan Kamil: Pemudik Boleh Bawa Saudara ke Jabar, Asal Punya Skilldok Polres Purwakarta

Dia menegaskan bahwa Provinsi Jabar sangat terbuka bagi siapapun yang ingin bekerja atau berwirausaha. Maka tidak akan ada larangan bagi mereka yang ingin datang daerah daerah tertentu ke provinsi ini. 

"Jabar terbuka buat siapa saja," ujarnya.

3. Urbanisasi belum tentu berdampak pada kesejahteraan masyarakat

Ridwan Kamil: Pemudik Boleh Bawa Saudara ke Jabar, Asal Punya Skillilustrasi orang-orang yang melakukan urbanisasi (pixabay.com/SyauqiFillah)

Masifnya perpindahan penduduk dari desa ke kota dinilai belum memberi dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. Demikian diungkapkan Bank Dunia lewat laporan berjudul Mewujudkan Potensi Perkotaan Indonesia beberapa waktu lalu

Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa pada 1945, hanya satu dari delapan orang yang tinggal di kota-kota besar dan kecil, dan penduduk Indonesia berjumlah 8,6 juta atau hampir sama dengan jumlah penduduk London saat ini.

Namun, saat ini Bank Dunia mencatat sekitar 151 juta penduduk (56 persen dari populasi), tinggal di kawasan perkotaan.

Indikator pembangunan dunia yang dirilis Bank Dunia menunjukkan, setiap peningkatan 1 persen penduduk di perkotaan, hanya mampu mendorong 1,4 persen Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita.

Angka ini lebih rendah dibandingkan China yang mencapai 3 persen terhadap PDB per kapita, serta negara di Asia Timur dan Pasifik lainnya yang mencapai 2,7 persen terhadap PDB per kapita.

“Tidak setiap orang bisa mendapatkan manfaat kesejahteraan dan kelayakan huni yang dihasilkan urbanisasi,” kata Global Director for Urban and Territorial Development, Disaster Risk Management and Resilience Bank Dunia, Sameh Wahba.

Baca Juga: Fasilitasi Warga Jabar Mudik, Pemprov Jabar Gelar Program Mudik Gratis

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya