Menimbang Manfaat Limbah Perkotaan untuk Bahan Bakar Alternatif

Setiap sampah yang dihasilkan bisa menjadi manfaat lainnya

Bandung, IDN Times - Sampah masyarakat kota menjadi persoalan yang belum juga terselesaikan. Jumlah orang yang meningkat setiap tahunnya membuat volume sampah juga naik seiring waktu.

Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof.Dr.Ir. Enri Damanhuri menuturkan, limbah B3, biomas, maupun limbah padat dapat diolah sebagai bahan bakar di berbagai industri, misalnya sebagai boiler pembangkit listrik. Potensi ini yang kurang teroptimalkan di dalam negeri.

"Indonesia membutuhkan metode lain untuk menanggulangi permasalahan limbah. Contohnya, program Waste-to-Energy (WtE)," ujar Enri melalui siaran pers laman resmi ITB dikutip, Senin (30/8/2021).

1. Penggunaan energi dari sampah bisa kurangi pemakaian energi fosil

Menimbang Manfaat Limbah Perkotaan untuk Bahan Bakar AlternatifIlustrasi area penambangan batu bara (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Pemakaian bahan-bahan tersebut sebagai energi alternatif dibagi menjadi dua metode, yakni co-firing (pembakaran dua bahan bakar berbeda pada saat bersamaan) dan co-processing (penggunaan limbah sebagai bahan baku atau sumber energi untuk menggantikan sumber daya alam dan bahan bakar fosil). Bahan bakar berbasis limbah juga diklasifikasi menjadi dua jenis, yaitu RDF (Refuse Derived Fuel) dan SRF (Solid Recovered Fuel).

Jika sampah kota mempunyai potensi pemanfaatan, maka bisa jadi ada potensi dampaknya. Dalam co-processing, beberapa manfaat dapat diperoleh dari penanganan dan upaya pemulihan energi atau bahan limbah yang tidak dapat didaur ulang.

"Limbah digunakan sebagai bahan AFR (Alternative Fuels and Raw Materials) dan mengurangi konsumsi sumber daya tak terbarukan, seperti bahan baku alam dan energi fosil dalam pemakaian bahan bakar," kata dia.

2. Konsumsi energi di industri Indonesia akibatkan emisi gas rumah kaca yang tinggi

Menimbang Manfaat Limbah Perkotaan untuk Bahan Bakar Alternatifbobo.id

Kebutuhan energi di industri semen misalnya, sangat tinggi dengan 2,8—4,1 gigajoule per ton klinker. Secara konvensional, energi industri tersebut diperoleh dari batu bara. Namun, konsumsi energi tinggi ini mengakibatkan emisi gas rumah kaca tinggi berupa karbon dioksida.

Untuk menurunkan emisi karbon dioksida, penggunaan co-processing diaplikasikan lewat penambahan AFR. Semakin besar penggunaan bahan bakar alternatif sebagai AFR, semakin rendah emisi karbon dioksida yang dikeluarkan.

Adapun pengecualian adalah beberapa limbah terlalu berbahaya untuk co-prosessing. Risikonya merusak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Faktor lain yang menjadi persyaratan limbah dalam co-processing adalah batas kadar komponen tertentu di dalamnya.

3. Banyak teknologi yang bisa mengubah sampah jadi bahan bakar

Menimbang Manfaat Limbah Perkotaan untuk Bahan Bakar AlternatifIlustrasi sampah (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Prof. Ir. Puji Lestari yang juga merupakan Guru Besar ITB menuturkan, strategi keberlanjutan perusahaan sungguh penting dalam mengintegrasikan masalah ekonomi, lingkungan, dan sosial agar menghasilkan keunggulan kompetitif dan inovatif sebagai solusi yang mendukung kesejahteraan masyarakat. Contohnya adalah penggunaan bahan bakar alternatif yang mengakibatkan penurunan kadar karbon dioksida sebesar 1,9 persen.

Salah satunya adalah Divisi Nathabumi di bawah PT SBI yang membantu memanfaatkan limbah atau sampah menjadi bahan bakar atau materi alternatif untuk pengolahan semen. Pemanfaatan ini telah terbukti aman dan mendapatkan izin dari pemerintah untuk berfokus kepada strategi keberlanjutan dan mengembangkan solusi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.

"Sesungguhnya ada berbagai teknologi penggarapan sampah menjadi bahan bakar, tergantung dengan bahan dan instalasinya. Makanya kondisi sampah menentukan juga teknologi tepat untuk dipergunakan,” ujar Puji.

Pengolahan dan pemulihan sampah menjadi RDF sebagai bahan bakar adalah salah satu solusi untuk menyelesaikan berbagai isu tentang limbah atau sampah karena terbukti mampu membawa banyak manfaat. Proses ini akan lebih dikembangkan di industri-industri untuk meminimalisasi pengunaan bahan bakar alam maupun fosil.

Baca Juga: Manfaatkan Semua Bagian, 7 Cara Mengurangi Sampah Sayur dan Buah

Baca Juga: Mahasiswa UNY Sulap Tongkol Jagung Dan Daun Jati Jadi Bahan Bakar Alternatif

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya