Lato-lato Jadi Mainan yang Jauhkan Anak dari Ketergantungan Gadget

Orangtua harus memastikan anak tak terlalu lama bermain ini

Bandung, IDN Times - Permainan lato-lato saat ini tengah populer di kalangan anak-anak. Bahkan orang dewasa pun kerap memainkan permainan ini.

Saking seringnya dimainkan di berbagai tempat oleh anak kecil, ada sebagian pihak yang sampai menggelar lomba lato-lato. Mereka ditantang memanikan lato-lato dengan durasi selama mungkin.

Ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Hery Wibowo, mengungkap fakta sosiologis dari permainan lato-lato. Menurutunya, secara umum permainan menjadi momentum terbaik bagi orangtua untuk sedikit melepaskan anak dari ketergantungan bermain telepon seluler.

Ketika memainkan lato-lato, anak perlahan terhindar dari potensi negatif yang bisa dialami ketika terlalu banyak bermain gawai.

“Ini juga momentum terbaik untuk membangun ‘growth mindset’ dengan penekanan bahwa proses itu penting, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil,” kata Hery melalui siaran pers dikutip, Selasa (10/1/2023).

1. Mampu meningkatkan interaksi sosial

Lato-lato Jadi Mainan yang Jauhkan Anak dari Ketergantungan Gadgetilustrasi latto-latto (commons.wikimedia.org/Fotocollectie Anefo Reportage)

Melalui permainan ini, anak-anak mampu membangun interaksi sosial. Berbeda dengan permainan berbasis perangkat seperti HP, tablet, atau perangkat lainnya, lato-lato lebih menyenangkan untuk dimainkan bersama-sama.

“Artinya, inilah ajang membangun interaksi sosial dari generasi Z yang sering disebut generasi ‘alien’ karena suka menyendiri dan generasi rebahan. Tanpa terasa kohesi sosial antar anak-anak mulai terbangun,” kata Hery.

Lato-lato juga mampu membangun identitas sosial dan konsep diri yang positif. Secara tidak langsung, anak yang memainkan lato-lato akan berusaha menunjukkan kemahirannya di depan sebayanya.

Ini bisa menjadi lahan positif bagi anak untuk membangun konsep diri positifnya, karena mereka memiliki wahana untuk menunjukkan kebisaannya yang belum tentu dimiliki anak-anak lain di lingkungan sosial permainannya.

2. Lato-lato menjadi viral dan membuat orang ingin memainkannya

Lato-lato Jadi Mainan yang Jauhkan Anak dari Ketergantungan GadgetRaffi main lato-lato. (youtube.com/Rans Entertainment)

Lato-lato, lanjut Hery, menjadi magnet Fear of Missing Out atau FOMO. FOMO menjadi salah satu karakteristik kuat dari generasi Z berdasarkan analisis para ahli. Generasi Z yang lahir dari tahun 1995-2012 ini selalu takut dikatakan ketinggalan zaman, sehingga mereka berlomba mengejar apapun yang sedang viral.

Permainan ini pun mampu mewadahi karakter generasi Z sebagai generasi “do it yourself”. Lato-lato dengan segala kesederhanaannya mampu mendorong pemainnya melakukan ragam inovasi saat memainkan dan menikmatinya. Melalui ini, kapasitas kreativitas anak dapat terus berkembang dengan cara menyenangkan.

Lato-lato pun alternatif membangun hubungan sosial yang menyenangkan bagi orangtua dan anak. “Momentum memainkan lato-lato dapat menjadi waktu berkualitas bagi anak dan orangtua, sekaligus wahana pemahaman nilai-nilai positif dan sarana orangtua mengapresiasi kelebihan sang anak, sehingga anak makin merasa berharga. Ini penting bagi tumbuh kembangnya kelak,” katanya.

3. Kemahiran memainkan lato-lato jadi ajang pansos

Lato-lato Jadi Mainan yang Jauhkan Anak dari Ketergantungan Gadgetpotret seorang anak yang main lato-lato (instagram.com/hendrasetioko)

Fakta lain dari memainkan lato-lato adalah potensi panjat sosial (pansos). Di era media sosial popularitas di dunia sosial seakan menjadi level atau status sosial alternatif di luar dunia nyata. Kemahiran memainkan lato-lato dapat menjadi wahanan pansos bagi pemainnya.

Aktivitas bermain lato-lato dapat menjadi stress healing bagi sang anak untuk rehat sejenak dan mengisi energi untuk kembali siap melakukan aktivitas akademik sekolah yang kerap kali memiliki jadwal yang padat.

Lato-lato mampu memberikan pengaruh ekonomi positif bagi penjual dan produsennya. Dengan harga yang relatif terjangkau, permainan ini dapat dengan mudah dimiliki oleh semua orang.

4. Orangtua harus memantau anaknya memainkan lato-lato

Lato-lato Jadi Mainan yang Jauhkan Anak dari Ketergantungan GadgetLato-lato. (Instagram/ampg.tebingtinggi)

Kendati memiliki berbagai fakta sosiologis, di sisi lain permainan ini memiliki berbagai dampak yang bisa timbul. Hery mengungkapkan, fakta tersebut akan menjadi negatif apabila anak-anak ataupun orangtua tidak bisa mendukung dan mengaturnya.

Beberapa dampak tersebut diantaranya mengurangi waktu belajar atau mengerjakan tugas karena ketagihan bermain, potensi melahirkan rasa rendah diri jika tidak berhasil memainkannya, hingga tidak pekanya orangtua terhadap keberhasilan anaknya dalam bermain lato-lato. Selain itu, anak juga perlu waspada saat bermain permainan ini.

Ayunan bola yang kuat dan tidak terkontrol dengan baik berpotensi membentur ke bagian tubuh pemainnya, seperti mata, hidung, ataupun kepala.

“Sehingga diperlukan fokus dan konsentrasi penuh dalam memainkan, agar tidak membahayakan pemain maupun teman-teman disekitarnya,” ujarnya.

Baca Juga: 9 Potret Rafathar Bermain Lato-lato, Bahagia Banget!

Baca Juga: Lato-lato Punya Dampak Positif? Ini Kata Pengamat Pendidikan

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya