Bersih-bersih Dua Tempat Bersejarah di Cimahi Jelang Ramadan

Masjid Agung Cimahi siapkan takjil gratis

Cimahi, IDN Times - Jelang Ramadan, aksi bersih-bersih dilakukan di kawasan Masjid Agung dan Alun-alun Kota Cimahi, Jawa Barat pada Kamis (7/3/2024). Bersih-bersih dilakukan para petugas kebersihan dan pegawai Pemkot Cimahi.

Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi Dicky Saromi mengatakan, bersih-bersih Masjid Agung dan Alun-alun Cimahi ini dilakukan agar masyarakat lebih nyaman ketika melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadan 1445 Hijriyah.

"Kebersihan ini supaya nanti tidak hanya dalam aktivitas beribadah menjadi lebih nyaman nikmat dan khusyu, tapi daripada itu penggunaan alun-alun dapat dinikmati dengan nyaman selama melaksanan bulan suci Ramadan," ujar Dicky.

Dia mengatakan, bersih-bersih ini tidak hanya dilakukan di Masjid Agung Cimahi saja, tapi juga dilakukan di masjid-masjid di kecamatan dan kelurahan di Kota Cimahi.

"Tidak hanya di Masjid Agung, tapi juga di kecamatan, kelurahan. Oleh karena itu momentum ini yang kami mafaatkan dengan gerak bersih," kata dia.

1. Masjid Agung sudah siap menyambut Ramadan

Bersih-bersih Dua Tempat Bersejarah di Cimahi Jelang Ramadan(Bangkit Rizki/IDN Times)

Ketua DKM Masjid Agung Cimahi Dadan Darmawan menambahkan, secara keseluruhan ia sudah melakukan persiapan untuk menyambut bulan suci Ramadhan tahun ini. Hal itu dilakukan agar jemaah yang melaksanakan ibadah seperti salat tarawih di masjid bersejarah itu menjadi lebih nyaman dan khusyu.

"Persiapan seperti biasa, sudah bersih-bersih. Kondisi sudah aman dan nyaman," ucap Dadan.

Ia mengatakan, Masjid Agung Cimahi kini sudah bisa digunakan sepenuhnya setelah dilakukan pergantian pada bagian atap. Masjid itu bisa menampung hingga 3 ribu jemaah.

"Kalau kapasitas sekarang sudah bisa full di bagian atas dan bawah. Ada juga di luar kota siapkan yang ada payung serambinya," ucap Dadan.

2. DKM Masjid Agung siapkan takjil gratis

Bersih-bersih Dua Tempat Bersejarah di Cimahi Jelang Ramadan(Bangkit Rizki/IDN Times)

Dadan mengatakan, ia juga akan menyiapkan takjil gratis selama bulan Ramadhan. Takjil dan menu lainnya itu akan disiapkan DKM Masjid Agung dan para donatur yang menitipkan.

"Kalau hari biasa kita siapkan 100-150 takjil, tapi kalau Sabtu dan Minggu bisa sampai 250 takjil. Gabungan DKM yang menyiapkan, ada juga donatur yang menitipkan," tuturnya.

3. Sejarah Masjid Agung dan Alun-alun Cimahi

Bersih-bersih Dua Tempat Bersejarah di Cimahi Jelang Ramadan(Bangkit Rizki/IDN Times)

Masjid Agung Cimahi mulai berdiri tahun 1817 Masehi atau sekitar 8 tahun setelah Jalan Raya Pos rampung dibangun. Mulanya hanya bangunan panggung seluas 200 meter persegi yang dibangun di atas tanah wakaf RH. M. Nasir (Abu Nasir) melalui ahli warisnya, Rd. Hj. Halimah Basyah.

"Kalau menurut keluarga pewakaf tanah, masjid itu dibangun pada 1817 Masehi. Tujuh atau delapan tahun setelah Jalan Raya Pos selesai dibangun," kata pegiat sejarah, Machmud Mubarok.

Tahun 1962-an, masjid yang berdampingan dengan Alun-alun Cimahi itu mulai direnovasi lebih besar. Perombakan besar-besaran pun dimulai lalu bangunan baru masjid diresmikan pada 1 Juni 1979 oleh Bupati KDH Tk II Bandung, Lily Sumantri.

Seiring bergantinya ssatus dari Kota Administratif Cimahi menjadi Kota Cimahi pada tahun 2001, perubahan terjadi lagi. Bahkan, kini tampilannya semakin cantik dengan penambahan serambi payung. Bak seperti di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, serambi payung tersebut tepat berada di bagian depan area masjid.

Sedangkan Alun-alun Cimahi sudah ada sejak pemerintahan Kolonial Belanda, sekitar tahun 1880-an. Namun, Alun-alun Cimahi dibuat oleh masyarakat pribumi. Alun-alun Cimahi menjadi saksi bisu heroiknya para pejuang mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di lokasi itulah pejuang bersama rakyat menyerang konvoi tentara Belanda tahun 1946 atau tepatnya setahun setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.

Cimahi sendiri disebut kota garnisun yang memiliki jejak sejarah panjang perjuangan yang dimulai sejak zaman penjajahan kolonialsme Belanda, penjajahan Jepang hingga perang kemerdekaan dan segala upaya untuk mempertahankannya.

Pusat berkumpulnya warga itu pernah jadi titik pertempuran melawan penjajah.
Saat itu, pasukan regu Kompi Daeng bersama Laskar Banteng Cimahi, BARA serta Detasemen Abdul Hamid melakukan penyergapan dan penembakan ke arah truk konvoi yang ditumpangi tentara Belanda yang mengarah ke Padalarang.

Pasukan pribumi saat itu awalnya menerima informasi bahwa akan ada konvoi pasukan Belanda.

"Jadi ada Sekutu dan Belanda yang konvoi kemudian dilakukan pencegatan. Sampai ada beberapa orang yang jadi korban, termasuk pribumi juga ada yang ketemebak," ujar Machmud.

Kini, wajah Alun-alun Cimahi sudah berubah 100 persen dari zaman pertempuran dulu.
Saat ini, alun-alun sudah disulap dengan berbagai hiasan seperti penamaan, tugu di tengah alun-alun, lampu hias dan berbagai ornamen lainnya

Alun-alun Cimahi direvitalisasi awal tahun ini oleh Pemprov Jawa Barat dengan anggaran sebesar Rp15 miliar lebih. Menurut Mahmud, saat ini Alun-alun Kota Cimahi sudah tidak terdapat lagi bangunan-bangunan bersejarah.

Baca Juga: Kejari Cimahi Musnahkan Barang Bukti Narkoba hingga Uang Palsu

Baca Juga: 30 Ton Beras Disebar di Kota Cimahi, Berapa Harganya?

Topik:

  • Galih Persiana

Berita Terkini Lainnya