Ini Solusi Pemerintah untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan 

Titik hot spot karhutla bertambah, asap semakin pekat!

Jakarta, IDN Times - Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terjadi di beberapa wilayah Sumatra dan Kalimantan. Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Jenderal (Purn) TNI Wiranto mengatakan bahwa titik api pada bulan September tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu juga meningkat.

"Karena apa ? Karena gejala alam yang sebabkan itu. Tapi juga karena ulah manusia. Proses fase kebakaran hutan bukan disebabkan alam tapi karena ulah manusia," katanya di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Jakarta Pusat, Jumat (13/9).

1. Ini langkah yang akan dilakukan pemerintah untuk atasi karhutla

Ini Solusi Pemerintah untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

Wiranto lalu memaparkan rencana pemerintah agar bisa mengatasi fenomena karhutla. Pertama, menguatkan Manggala Agni atau pasukan darat yang bertugas memadamkan api.

"Itu dalam bentuk tambahan pasukan personel dan tambahan alat kelengkapannya. Ini sudah diketahui, sudah dicatat, dan akan segera dilaksanakan," ujar Wiranto.

Kedua, perlu memanfaatkan peluang hujan buatan. Menurutnya, jika ada hujan buatan, maka semua permasalahan karhutla bisa diselesaikan. Akan tetapi, ada sedikit kendala untuk membuat hujan buatan. Hujan buatan dapat dibuat, jika kadar air pada awan mencapai 75 persen. Selanjutnya, petugas yang ditugaskan dengan menggunakan pesawat, akan menaburkan garam diatas awan tersebut.

"Tapi, kalau di awan, persentase kandungannya tidak sampai 75 persen, (lalu) ditaburi garam, ya tidak akan hujan," katanya.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto melalui Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni Monardo, juga telah menyiapkan dua pesawat tambahan agar membantu proses pembuatan hujan buatan itu.

2. Membuat bom air

Ini Solusi Pemerintah untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan IDN Times/Axel Jo Harianja

Wiranto melanjutkan, lokasi karhutla tidak sepenuhnya dekat dengan pemukiman warga. Bahkan, ada yang sangat jauh atau sulit dijangkau. Untuk itu, Pemerintah bakal mengatasi kebakaran di sana dengan menggunakan bom air.

"Kita siapkan helikopter. Sudah ada 42 helikopter, stand by untuk bom air," katanya.

Untuk soal dana penambahan pasukan mau pun alat-alat, dana itu sudah disiapkan oleh BNPB. Selain itu, pemerintah lewat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) juga bakal membantu penyokongan dana.

Baca Juga: Kualitas Udara Memburuk, Gubernur Sumsel: Ini Asap dari Malaysia

3. Penegakan hukum harus keras dan tegas

Ini Solusi Pemerintah untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan ANTARA FOTO/Mushaful Imam

Kemudian, Wiranto juga meminta agar penegakan hukum bisa keras dan tegas. Hal ini diharapkan bisa membuat efek jera kepada pihak korporasi mau pun perorangan yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, pemerintah juga menghadapi tantangan terhadap peladang. Mereka membakar ladang dengan alasan abu yang dihasilkan bisa menjadi pupuk ketika terkena air hujan. Untuk mengatasi hal itu, pemerintah pernah meminta bantuan pihak Korporasi di sekitar sana, untuk memberikan pelatihan bagaimana cara membuka lahan tanpa harus membakar. Namun, hal itu masih tidak berhasil.

Jalan keluarnya, lanjut Wiranto, peladang di sana harus dilibatkan sebagai salah satu tim Manggala Agni atau pemadam kebakaran hutan dan lahan.

"Tentu dapat intensif, dapat gaji, dan mereka hidup dari situ," jelas Wiranto.

Selain itu, pemerintah juga masih mengusulkan untuk mengembangkan perkebunan maupun tanaman yang bisa ditanam di lahan gambut.

"Sudah ada beberapa tanaman yang diperkirakan atau hasil survei bisa tumbuh di lahan gambut. Itu tanaman yang menghasilkan, yang bisa dijual di pasar," jelasnya.

4. Titik hot spot karhutla bertambah

Ini Solusi Pemerintah untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan ANTARA FOTO/Rony Muharrman

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, sebelumnya mengatakan, titik hot spot (titik api) yang rentan terjadi karhutla semakin bertambah, khususnya di wilayah Riau.

''Kemarin kurang lebih 104 (titik api). Minggu ini ada peningkatannya jadi 257 titik api. Kemudian di Sumatra Selatan juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 40 menjadi 143 (titik api)," katanya di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (10/9).

"Sedangkan yang di lain saya rasa masih ada peningkatan. Namun, tidak terlalu besar atau tidak terlalu signifikan loncatannya," sambungnya.

5. Luas lahan yang terbakar di Riau mencapai 491 ribu hektar

Ini Solusi Pemerintah untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Dedi kemudian merincikan luas lahan yang terbakar di beberapa wilayah beserta tersangkanya. Di Riau, estimasi luas area yang terbakar sebasar 491.076 ribu hektar.

"Saat ini 42 tersangka perorangan dan satu korporasi. Kemudian masih dalam proses penyidikan ada 19 perorangan dan satu korporasi. Tahap 2 udah ada 16 orang," kata Dedi.

Di Sumatra Selatan, luas area yang terbakar sekitar 7.79 ribu hektare. Ada 18 perorangan yang ditetapkan sebagi tersangka, sedangkan untuk korporasi tidak ada atau masih dalam proses sidik. Di Jambi, ada 23.54 ribu lahan yang terbakar dengan jumlah tersangka 14 orang.

"Cuma ini perorangan ada yang sudah disidik, ada yang masih proses pemberkasan," ujar jenderal bintang satu itu.

Di Kalimantan Selatan, polisi sudah menetapkan dua orang tersangka, dengan luas lahan yang terbakar sekitar 2 ribu hektare. Di Kalimantan Tengah, luas lahan yang terbakar sekitar 338.95 ribu hektar dan jumlah tersangka 45 orang dengan satu korporasi.

"21 proses sidik untuk perorangan, satu korporasi masih sidik juga. Kemudian 8 (tersangka) tahap 1 dan 3 berkas sudah tahap 2," jelas Dedi.

Di Kalimantan Barat, luas lahan yang terbakar sekitar 69.64 hektar dengan jumlah tersangka 54 orang dan dua korporasi. Sedangkan di Kalimantan Timur, ada 20 ribu hektare lahan terbakar namun belum ada penetapan tersangka.

6. Total ada 175 tersangka terkait karhutla

Ini Solusi Pemerintah untuk Atasi Kebakaran Hutan dan Lahan IDN Times/Axel Jo Harianja

Terkait korporasi, ada empat korporasi yang ditetapkan sebagi tersangka. Mereka adalah PT Sepanjang Inti Surya Usaha (SISU) dan PT Surya Argo Palma (SAP) di Kalimantan Barat, PT Palmindo Gemilang Kencana (PGK) di Kalimantan Tengah, dan PT Sumber Sawit Sejahtera (SSS) di Riau. Keempatnya berfokus dalam bidang pengolahan sawit.

"Jadi untuk jumlah tersangka perorangan terkait masalah karhutla tahun 2019 sampai dengan september ada 175 tersangka, dengan jumlah korporasi yang ditetapkan 4 orang," tutur mantan Wakapolda Kalimantan Tengah itu.

Baca Juga: Pulau Bintan dan Tanjungpinang Terima Asap Karhutla dari Riau

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya