Penuh Ancaman, Ini Upaya Perusahaan Atasi Kebocoran Data Pelanggan
Karyawan harus dilatih, perusahaan mesti kolaborasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung, IDN Times - Kebocoran data telah menjadi momok yang ditakuti seluruh pihak, terutama pelanggan dari sebuah usaha. Penyelewengan data yang bocor bisa saja terjadi dan mengancam pemilik data. Di sisi lain, untuk perusahaan, kebocoran data dapat menyebabkan dampak serius bagi reputasi perusahaan.
Seperti yang terjadi belakangan ini, di mana masyarakat dikejutkan dengan bocornya 337 juta data kependudukan dan pencatatan sipil (Dukcapil) dan dijual di internet. Penemuan itu memperkuat dugaan di mana dalam beberapa tahun terakhir sering terdengar kasus dugaan kebocoran data.
Bahkan, Kementerian Informatika (Kominfo) mencatat ada 94 kasus kebocoran data selama rentan waktu 2019-2023. Bagaimana tidak, data merupakan aset berharga bagi perusahaan maupun organisasi, dan kini berada dalam risiko yang semakin besar akibat potensi kebocoran data yang mengintai di setiap sudut dunia maya.
Seperti banyak orang sadari, data pelanggan adalah salah satu jenis data yang paling berharga, karena membantu perusahaan memahami kebutuhan dan preferensi pelanggan mereka.
Sayangnya, ancaman kebocoran data semakin meningkat, dan perusahaan harus berjuang untuk melindungi informasi berharga ini juga memahami bagaimana perusahaan dapat menghadapi dan mengatasi ancaman tersebut.
Lantas, apa saja yang harus dilakukan perusahaan untuk melindungi data pelanggannya?
1. Mengapa dan apa saja bentuk kebocoran data?
Bruce Hanadi, pakar keamanan siber dan Chief Information Security Officer (CISO) dari snc.id--perusahaan penyedia solusi lengkap untuk segala kebutuhan keamanan dan konektivitas ICT--memberikan pandangannya.
Menurut dia, dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat telah menyaksikan peningkatan signifikan dalam serangan siber yang bertujuan mencuri data sensitif dan berharga, termasuk data pelanggan.
“Keberadaan data tersebut dapat digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk berbagai tujuan, seperti penipuan, pemerasan, atau bahkan dijual di pasar gelap,” tutur dia, dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (2/8/2023).
Ada beberapa faktor penyebab kebocoran data, termasuk serangan siber, insiden internal, ketidakhati-hatian, serta kerentanan pada aplikasi dan perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan.
Baca Juga: Buntut Kebocoran Data, AS Perketat Kontrol Dokumen Intelijen
Baca Juga: Menunggu Tersangka Kasus Dugaan Kebocoran Data di Kementerian ESDM