[UPDATE] 12.342 PDP dan 65.748 ODP COVID-19 di Indonesia Masih Diawasi

Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 23.165 orang

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona atau COVID-19 Achmad Yurianto kembali menginformasikan perkembangan kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Dia menyebutkan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih diawasi hingga Selasa (26/5) berjumlah 12.342 orang.

Sementara, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang tercatat masih dipantau sebanyak 65.748 orang. Jumlah ODP itu bertambah dari data terakhir sebanyak 16.387 orang.

“Mereka masih kami terus pantau," kata dia dalam keterangan pers yang disiarkan langsung di channel YouTube BNPB Indonesia, Selasa.

Saat ini Indonesia telah menyediakan sebanyak 87 laboratorium Real Time PCR dan 40 laboratorium TCM, untuk tes virus corona yang tersebar di berbagai daerah.

1. Kasus positif COVID-19 di Indonesia mencapai 23.165 orang

[UPDATE] 12.342 PDP dan 65.748 ODP COVID-19 di Indonesia Masih DiawasiDok. BNPB

Yurinato juga melaporkan, per 26 Mei 2020 pukul 12.00 WIB, total kasus positif di Indonesia naik menjadi 23.165 kasus, setelah bertambah 415 kasus. Peningkatan angka kematian juga terjadi, menjadi 1.418 kasus dan kasus sembuh menjadi 5.877 orang.

"Penularan masih saja terjadi, penularan terus terjadi di lingkungan masyarakat kita. Oleh karena itu kami meminta pada saudara-saudara sekalian mari bersama-sama putuskan permasalahan ini, kita jalani norma hidup yang baru kita mulai new normal yang berbasis pada kebiasaan pola hidup bersih dan sehat," kata dia.

Baca Juga: [INFOGRAFIS] Penting! 25 Hal tentang Virus Corona di Indonesia

2. Sebaran kasus COVID-19 di 34 provinsi

[UPDATE] 12.342 PDP dan 65.748 ODP COVID-19 di Indonesia Masih DiawasiPedagang Pasar Kebon Semai Sekip Palembang mengikuti swab test pasca meninggalnya satu rekan mereka suspect COVID-19. (IDN Times/ Deryardli Tiarhendi)

Virus corona telah menyebar di 34 provinsi di Indonesia, dan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan penyumbang kasus virus corona terbanyak yaitu 6.798 kasus. Peringkat kedua diduduki Jawa Timur 3.943 kasus, dan berikutnya Jawa Barat 2.130 kasus. 

Berikut data lengkap rincian penyebaran virus corona di 406 kabupaten atau kota di 34 provinsi di Indonesia:

1. Aceh 19 kasus
2. Bali 407 kasus
3. Banten 807 kasus
4. Bangka Belitung 39 kasus
5. Bengkulu 69 kasus
6. Yogyakarta 226 kasus
7. DKI Jakarta 6.798 kasus
8. Jambi 97 kasus
9. Jawa Barat 2.130 kasus
10. Jawa Tengah 1.315 kasus
11. Jawa Timur 3.943 kasus
12. Kalimantan Barat 176 kasus
13. Kalimantan Timur 277 kasus
14. Kalimantan Tengah 322 kasus
15. Kalimantan Selatan 630 kasus
16. Kalimantan Utara 164 kasus
17. Kepulauan Riau 154 kasus
18. Nusa Tenggara Barat 488 kasus
19. Sumatera Selatan 868 kasus
20. Sumatera Barat 513 kasus
21. Sulawesi Utara 265 kasus
22. Sulawesi Tenggara 215 kasus
23. Sumatera Utara 315 kasus
24. Sulawesi Selatan 1.352 kasus
25. Sulawesi Tengah 121 kasus
26. Lampung 116 kasus
27. Riau 111 kasus
28. Maluku Utara 118 kasus
29. Maluku 160 kasus
30. Papua Barat 132 kasus
31. Papua 567 kasus
32. Sulawesi Barat 87 kasus
33. Nusa Tenggara Timur 85 kasus
34. Gorontalo 58 kasus.

Sementara, dalam proses verifikasi di lapangan 21 kasus.

3. Jokowi perintahkan agar klaster-klaster COVID-19 dijaga dengan ketat

[UPDATE] 12.342 PDP dan 65.748 ODP COVID-19 di Indonesia Masih DiawasiDok. Agus Suparto

Untuk menekan angka penyebaran kasus COVID-19 di tanah air, Presiden Joko "Jokowi" Widodo memerintahkan agar klaster-klaster penyebaran virus corona diawasi dengan ketat, untuk mencegah penyebaran virus mematikan itu.

"Kita harus melakukan monitor secara ketat potensi penyebaran di beberapa klaster, klaster pekerja migran, klaster jamaah tablig, klaster Gowa, klaster rembesan pemudik, klaster industri, ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," kata Jokowi pada konferensi pers secara daring, Senin (4/5) lalu.

4. Asal-usul virus corona dan cara pencegahannya

[UPDATE] 12.342 PDP dan 65.748 ODP COVID-19 di Indonesia Masih DiawasiIlustrasi (ANTARA FOTO/REUTERS/Aly Song)

Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Tiongkok, pada akhir Desember 2019. Virus ini telah menyebar ke wilayah lain di Tiongkok dan ratusan negara, termasuk Indonesia.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Hingga saat ini belum ada obat atau vaksin yang mampu membunuh Virus Corona. Kendati, persentase kesembuhan COVID-19 cukup tinggi. Di beberapa negara seperti Vietnam angka kesembuhannya mencapai 100 persen. Bahkan, beberapa pakar kesehatan menyebut COVID-19 bisa sembuh sendiri jika imun penderitanya bagus. Sebaliknya, rata-rata angka kematian akibat corona berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per Selasa (17/3), sebesar 4,07 persen. Sementara di Indonesia, hingga Kamis (19/3) mencapai 8,37 persen.

Bagaimana gejala virus corona? Infeksi COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada. Tapi dalam beberapa kasus, pasien positif Corona tak menunjukkan gejala khusus.

Hari pertama, penderita virus corona mengalami demam atau suhu tinggi, nyeri otot, dan batuk kering. Sebagian kecil diare atau mual beberapa hari sebelumnya. Ada juga yang hilang penciuman. Hari kelima, penderita kesulitan bernapas, terutama penderita lansia atau mereka yang memiliki penyakit kronis.

Hari ketujuh, menurut penelitian Universitas Wuhan, gejala yang dialami penderita mulai semakin parah. Penderita biasanya perlu dirawat di rumah sakit. Hari kedelapan, penderita dengan kasus yang parah memperlihatkan sindrom gangguan pernapasan akut. Paru-parunya dipenuhi cairan dan kesulitan bernapas hingga menyebabkan gagal napas.

Hari ke-10, penderita dengan kasus ringan mengalami sakit perut dan kehilangan napsu makan. Hanya sebagian penderita yang meninggal dunia. Hari ke-17, rata-rata penderita sembuh dari virus corona dan keluar dari rumah sakit.

Bagaimana mencegah virus corona? Sering Mencuci tangan pakai sabun, gunakan masker bila batuk atau pilek, mengonsumsi gizi seimbang, hati-hati kontak dengan hewan, cukup istirahat dan olahraga, jangan konsumsi daging mentah, bila batuk, pilek, dan sesak segera ke fasilitas kesehatan.

Jika membutuhkan beberapa nomor telepon terkait virus corona, kamu bisa menghubungi beberapa nomor penting ini, yakni Hotline kemenkes (+62 812 1212 3119, 119 ext 9, (021) 521 0411), atau mengunjungi beberapa situs terkait virus corona antara lain kemkes.go.id, arcgis.org, jakarta.go.id, healthmap.org, jabarprov.go.id, cdc.gov, jhu.edu. Kamu juga bisa mengunjungi web resmi pemerintah daerah untuk mencari informasi terkait perkembangan virus corona di daerah kamu tinggal.

Baca Juga: [LINIMASA-2] Perkembangan Terkini Wabah Virus Corona di Indonesia

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya