Kisah Ali bin Abi Thalib, Juru Tulis Nabi Berjuluk Gerbang Pengetahuan

Ali membangun pemerintahan di atas keporak-porandaan

Jakarta, IDN Times - Rasulullah SAW senantiasa memberikan jiwa dan raganya untuk mendakwahkan Islam. Meski banyak gangguan dari kaum kafir, beliau tak menyerah dan tetap berdakwah, membimbing para kafir menuju ke jalan yang benar menyembah Allah SWT dan menjauhi kesirikan.

Dalam perjalanan dakwahnya, Rasul ditemani sahabat-sahabatnya yang tak kalah mulianya. Kisah para sahabat nabi adalah kisah perjuangan yang dapat menginspirasi kita semua, besarnya pengorbanan mereka untuk menegakkan Islam dan membela Rasulullah SAW.

Pada kesempatan kali ini kita akan mengulas kisah salah seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, yang terkenal dengan julukan gerbang pengetahuan, yaitu Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu.

Baca Juga: Kisah Umar bin Khattab, Sahabat Rasulullah Berjuluk Singa Padang Pasir

1. Ali dibesarkan di lingkungan keluarga Bani Hasyim yang terpandang di Makkah

Kisah Ali bin Abi Thalib, Juru Tulis Nabi Berjuluk Gerbang PengetahuanIlustrasi (unsplash.com/@francesco_ungaro)

Dikisahkan dari buku "Biografi 60 Shahabat Nabi" karya Khalid Muhammad Khalid seperti dikutip dari laman archive.org, Ali lahir pada Jum'at, 13 Rajab, namun tahun kelahiran Ali masih menjadi perdebatan. Ali dibesarkan di lingkungan keluarga Bani Hasyim, salah satu kabilah terkemuka dan terpandang di kalangan kaum Quraisy Makkah.

Ayahnya bernama Abdul Manaf bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf. Ayah Ali adalah paman dari Rasulullah SAW. Ali adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Mulanya nama Ali adalah Haidarah atau Haidar yang berarti singa, sesuai dengan nama kakeknya Asad. Tapi kemudian Abu Thalib menamakan Ali yang berarti luhur, tinggi, dan agung.

Pada saat terjadi kekeringan melanda kaum Quraisy, kehidupan Abu Thalib semakin susah, kekeringan yang panjang menyebabkan krisis ekonomi. Karena itu, Rasulullah berniat membantu pamannya, mengasuh Ali untuk dibesarkan.

Ali pun menyatakan keimanannya, saat hidup bersama Rasulullah SAW. Ali adalah orang yang pertama-tama beriman terhadap kerasulan Nabi Muhammad SAW atau Assabiqul al awwalun dari kalangan anak-anak. Keimanannya membuatnya kian dekat dengan Rasulullah.

2. Ali dijuluki Gerbang Pengetahuan

Kisah Ali bin Abi Thalib, Juru Tulis Nabi Berjuluk Gerbang Pengetahuanilustrasi Al-Qur'an (pixabay.com/pexels)

Ali anak yang pandai, pada masa itu jarang sekali ada orang yang bisa membaca dan menulis, bahkan Rasulullah SAW adalah seorang ummu atau buta huruf. Karenanya, Ali bin Abi Thalib ditugaskan menjadi juru tulis Rasulullah SAW. Karena kepandaiannya, Ali dijuluki sebagai Gerbang Pengetahuan atau Babul Ilmi.

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu senantiasa menemani Rasulullah SAW dalam berdakwah. Ia mengikuti semua perang, kecuali Perang Tabuk. Ali bahkan ditunjuk sebagai pemimpin perang pada Perang Khaibar. 

Pernah suatu waktu, saat rasul hendak hijrah, rumah Rasulullah SAW dikepung kafir Quraisy yang berniat membunuhnya. Akhirnya Ali bin Abi Thalib berpura-pura menjadi Rasulullah SAW yang sedang tidur di rumahnya, untuk mengelabui pengepung rumah rasul, agar mereka mengira rasul masih tidur. Padahal yang sebenarnya berbaring di kasur adalah Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu. Sementara, Rasulullah SAW menyelinap pergi hijrah bersama Abu Bakar radhiyallahu'anhu.

3. Ali menjadi menantu Rasulullah SAW

Kisah Ali bin Abi Thalib, Juru Tulis Nabi Berjuluk Gerbang Pengetahuanilustrasi Nabi Muhammad SAW (IDN Times/Aditya Pratama)

Secara silsilah, Ali merupakan sepupu Rasulullah SAW. Setelah masa hijrah, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu menikah dengan Fatimah Az-Zahra, putri Rasulullah SAW. Ali sangat mencintai istrinya, ia tak menikah dengan perempuan lainnya selama Fatimah masih hidup.

Setelah Fatimah wafat, barulah Ali menikah lagi dengan perempuan lain. Dalam pernikahan-pernikahannya Ali dikaruniai 23 anak, yakni 18 anak perempuan dan 15 anak laki-laki.

4. Ali bin Abi Thalib, Khulafaur Rasyidin terakhir

Kisah Ali bin Abi Thalib, Juru Tulis Nabi Berjuluk Gerbang PengetahuanMasjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. (Dok. IDN Times)

Sepeninggal Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu diangkat sebagai khalifah keempat setelah Abu Bakar ash Shiddiq, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu yang terbunuh oleh seorang pemberontak Al-Gafiqi karena fitnah yang dituduhkan padanya.

Ali resmi menjadi seorang khalifah pada 655 M. Ia berkuasa selama lima tahun, dari 655 M hingga 660 M. Ali adalah Khalifah keempat sekaligus menutup Khulafaur rasyidin. Masa pemerintahan Ali disebut sebagai masa pemerintahan tersulit, karena Ali memerintah seusai pemberontakan pada masa pemerintahan Utsman bin Affan.

Meski begitu, Ali memerintah dengan sangat baik. Ia berhasil meredam pemberontakan, dan mengalami kemajuan dalam bidang keuangan. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu juga memajukan bidang pendidikan, terutama ilmu bahasa dan meningkatkan pembangunan. 

Baca Juga: Kisah Utsman bin Affan, Sahabat Nabi Pemilik Dua Cahaya

Topik:

  • Rochmanudin
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya