Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Tujuh Ton Teh dari Kebun di Malabar Bakal Diekspor Hingga ke Taiwan

WhatsApp Image 2025-07-07 at 4.48.57 PM.jpeg
Ekspor teh Malabar dari Jawa Barat. IDN Times/Istimewa
Intinya sih...
  • Teh adalah warisan Indonesia
  • Peluncuran ekspor perdana teh premium Malabar menegaskan kualitas teh Indonesia yang telah teruji sejak lama dengan cerita turun-temurun.
  • Permintaan teh cukup tinggi
  • PTPN I berhasil menarik minat pembelian rutin dari buyer di Taiwan, dengan potensi serapan mencapai 42 ton per tahun.
  • Jabar masih jadi unggulan dalam produksi teh
  • Jawa Barat menjadi daerah dengan produksi dan luas area perkebunan teh terbesar, yaitu 75.703 ton dan 75.805 hektare.

Bandung, IDN Times – Komoditas teh di Indonesia masih menjadi salah satu terbaik di kancah dunia. Perkebunan yang luas salah satunya di Provinsi Jawa Barat mampu menghasilkan teh berkualitas yang diburu masyarakat luar.

Salah satu produk teh yang mendapat permintaan adalah dari perkebunan Malabar yang berada di bawah naungan PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Regional 2. Produk teh premium Leafy Grade Premium OP FO sebanyak 7.000 kilogram (tujuh ton) akan segera diberangkatkan ke Taiwan.

“ini tidak hanya menjadi bukti keunggulan produk teh Indonesia, tetapi juga menghidupkan kembali warisan budaya yang telah mengalir sejak tahun 1890,” kata Direktur Utama PTPN I, Teddy Yunirman Danas melalui siaran pers diterima IDN Times, Senin (7/7/2025).

1. Teh sudah menjadi warisan Indonesia

teh di Lokanusa Kotagede (instagram.com/lokanusakotagede)

Peluncuran ekspor perdana teh premium Malabar ini bukan sekadar pencapaian komersial, melainkan penegasan akan warisan dan kualitas teh Indonesia yang telah teruji sejak lama. Menurutnya, Teh Malabar Premium memiliki "Heritage of Pride" dengan cerita turun-temurun yang membuat setiap tegukan terasa sebagai bagian dari warisan bangsa.

"Makna dari tema ini adalah bahwa setiap cangkir Teh Malabar yang diseduh bukan hanya menyajikan rasa, tetapi menghadirkan kejujuran kualitas (truth) dari proses budidaya yang berintegritas dan warisan sejarah (heritage) yang hidup kembali dari kejayaan teh Indonesia," paparnya.

2. Permintaan teh cukup tinggi

ilustrasi perkebunan teh (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Menurutnya, teh saat ini sudah menjadi konsumsi banyak masyarakat. Terlebih teh yang punya kualitas bagus selalu menjadi buruan karena memang produknya tidak begitu banyak. Khusus untuk teh Malabar ini, PTPN I pun siap menjadi pelaku utama dalam pasa teh premium global dengan menghadirkan cita rasa tersendiri dengan standar mutu terpenuhi secara baik.

Sejauh ini pihaknya berhasil menarik minat pembelian rutin dari buyer di Taiwan, dengan potensi serapan mencapai 42 ton per tahun. Ini adalah capaian strategis yang mencerminkan nilai tambah dan daya saing baru bagi PTPN I.

“Melihat tren global saat ini, permintaan terhadap specialty tea dengan cerita asal-usul yang kuat terus meningkat, terutama dari negara-negara seperti Taiwan, Jepang, Uni Emirat Arab, hingga Eropa,” paparnya.

Dengan langkah ini, PTPN I semakin memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri teh premium dunia. Diharapkan, langkah awal ini akan menjadi permulaan yang membawa keberkahan dan kemajuan berkelanjutan bagi PTPN I dan akan membuka peluang lebih luas bagi teh premium Indonesia untuk bersaing di pasar internasional.

3. Jabar masih jadi unggulan dalam produksi teh

4. Kebun Teh Wonosari Lawang.jpg
Google Maps/Agrowisata Teh Wonosari

Produksi teh di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 116.507 ton dengan luas area perkebunan teh sebesar 97.564 hektare, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Jawa Barat menjadi daerah dengan produksi dan luas area perkebunan teh terbesar, yaitu 75.703 ton dan 75.805 hektare.

Posisi Jawa Barat sebagai pemimpin produksi teh tidak lagi mengherankan, mengingat wilayah ini memiliki iklim dan kondisi tanah yang sangat mendukung pertumbuhan tanaman teh. Selain itu, provinsi ini juga dikenal memiliki banyak perkebunan teh besar, baik yang dikelola oleh perusahaan negara maupun swasta.

Di posisi kedua, terdapat Jawa Tengah dengan kontribusi sebesar 11,52%. Provinsi ini juga memiliki tradisi panjang dalam produksi teh, khususnya di daerah-daerah seperti Temanggung dan Karanganyar. Selanjutnya, Sumatra Utara menempati peringkat ketiga dengan kontribusi sebesar 8,56%. Dengan topografi yang bervariasi, Sumatra Utara menghasilkan teh berkualitas tinggi yang sering diekspor ke berbagai negara.

Dua provinsi lainnya yang masuk dalam daftar adalah Jambi (6,14%) dan Sumatra Barat (2,95%). Meskipun kontribusinya lebih kecil dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Tengah, kedua provinsi ini tetap menunjukkan potensi besar dalam pengembangan industri teh. Produksi dari provinsi lainnya secara kolektif menyumbang 5,85% dari total produksi teh nasional.

Share
Topics
Editorial Team
Yogi Pasha
EditorYogi Pasha
Follow Us