Bandung, IDN Times – Industri kelapa sawit Indonesia berpeluang mendapat tambahan nilai hingga 9 miliar USD atau sekitar Rp130 triliun jika benar-benar proaktif melakukan mitigasi perubahan iklim global. Upaya ini dapat dicapai jika sektor perbankan dan investor, pemerintah pusat dan daerah, perusahaan dan organisasi kemasyarakatan merespons isu ini dengan sigap.
Seluruh pihak yang terkait mesti benar-benar menjalankan strategi dengan memanfaatkan permintaan minyak sawit yang terus tumbuh, sambil mengurangi emisi gas rumah kaca, serta melindungi hutan dan lahan gambut.
Kesimpulan tersebut merupakan buah dari kajian Orbitas, lembaga asal Washington, D.C., Amerika Serikat, yang berfokus meneliti risiko transisi iklim untuk investor yang mendanai komoditas tropis.
Dalam kajian terbarunya berjudul "Climate Transition Risk Analyst Brief, Indonesia Palm Oil" Orbitas mengungkapkan jika pelaku industri di Tanah Air akan mendapat manfaat dari transisi iklim jika menerapkan model produksi yang berkelanjutan.