Bandung, IDN Times - Pemulihan ekonomi setelah krisis akibat pandemik COVID-19 jangan hanya dilihat dari sekadar angka persentase pertumbuhan secara periodik. Lebih dari itu, pemulihan ekonomi harus berkualitas dengan mengutamakan pertumbuhan berkelanjutan.
Sejumlah tantangan di masa pemulihan juga masih mengadang, terutama karena masih lebarnya kesenjangan antara kaum miskin dan golongan kaya. Untuk itu perlu strategi khusus dalam mengembalikan level angka produk domestik bruto (PDB) agar kembali ke tingkat sebelum krisis.
Rekomendasi itu tertuang dalam Sarasehan yang digelar Unpad, IKA Unpad, dan Deloitte dengan tema Pemulihan Ekonomi Pasca COVID-19, Membangun Ekonomi Indonesia yang Adaptif dan Resiliens. Acara tersebut digelar dua sesi yang menghadirkan menghadirkan pembicara dari akademisi dan pelaku usaha.
“Kalau melihat ke depan prospek pertumbuhan ekonomi sebaiknya tidak hanya dilihat untuk tahun in atau depan, tetap harus dilihat dalam jangka Panjang,” kata Guru Besar Fakultas Ekononi dan Bisnis Unpad Prof Arief Anshory Yusuf pada Sarasehan Pemulihan Ekonomi Pasca-COVID-19 bertajuk Membangun Ekonomi yang Adaptif dan Resiliens yang digelar secara virtual Sabtu (11/12/2021) yang digelar Unpad, IKA Unpad, dan Deloitte.