Bandung, IDN Times - Industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan adalah salah satu topik utama yang dibahas dalam Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) Presidensi G20 di tahun 2022. Termasuk didalamnya pembahasan mengenai pengembangan industri Generasi 4 atau dikenal dengan Smart-Eco Industrial Park. Hal ini sesuai dengan perkembangan isu terkait smart industry yang menuntut industri untuk dapat memanfaatkan teknologi sesuai era revolusi industri 4.0.
Menurut catatan dari Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), saat ini sekitar 5 persen dari total kawasan industri yang ada sedang berupaya untuk bertransformasi menuju Smart-Eco Industrial Park. Satu kawasan industri yang sudah bertransformasi berasal dari Banten, dua diantaranya dari Kota Batam dan empat lainnya dari Jawa Barat.
Transformasi kawasan industri menjadi Smart-Eco Industrial Park sendiri erat kaitannya dengan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola standar. Maka akselerasi penerapan Smart-Eco Industrial Park mutlak diperlukan guna meningkatkan ekonomi, produktivitas, daya saing, efisiensi energi dan sumber daya, serta perbaikan lingkungan.
Dari segi ekonomi sendiri terlihat jelas Purchasing Management Index (PMI) Manufaktur Indonesia mengalami peningkatan ekspansif di atas benchmark (50,0) dari 51,7 pada Agustus 2022 menjadi 53,7 pada September 2022. Index tersebut dapat menandakan perekonomian nasional sedang dalam keadaan sehat dan berkembang.