Cirebon Kebanjiran Modal,Tapi Pertumbuhan Ekonomi Meraba

Cirebon, IDN Times - Penjabat (Pj) Bupati Cirebon, Wahyu Mijaya mengungkapkan, realisasi investasi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada 2024 masih belum memuaskan. Dari target yang diharapkan, realisasi investasi hanya mencapai Rp3,11 triliun.
Wahyu mengatakan, meski terdapat kenaikan sebesar Rp93 miliar dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini masih dianggap belum sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Cirebon.
"Meskipun mengalami kenaikan, jumlah investasi yang masuk belum maksimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Berbagai faktor masih menjadi kendala bagi para investor untuk menanamkan modalnya secara lebih signifikan di Kabupaten Cirebon," kata Wahyu, Rabu (19/2/2025).
1. Infrastruktur penunjang tidak buat berkembang

Dari data yang diperoleh, sektor industri barang dari kulit dan alas kaki menjadi penyumbang investasi terbesar di Kabupaten Cirebon dengan nilai Rp546,65 miliar. Industri ini memang telah lama menjadi sektor unggulan di Cirebon, dengan berbagai pabrik alas kaki yang berorientasi ekspor.
Selain industri barang dari kulit dan alas kaki, sektor jasa lainnya juga mencatatkan angka investasi yang cukup tinggi, yaitu Rp382,44 miliar.
Sektor industri makanan pun turut memberikan kontribusi besar dengan realisasi investasi mencapai Rp376,69 miliar. Sementara itu, sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran mencatatkan nilai investasi sebesar Rp322,81 miliar.
Perdagangan dan reparasi menyusul dengan nilai Rp295,02 miliar. Meskipun jumlah investasi di sektor-sektor ini cukup besar, namun masih belum mampu memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah secara menyeluruh.
Menurut Wahyu, ada beberapa faktor yang menyebabkan belum optimalnya realisasi investasi di Kabupaten Cirebon. Salah satunya adalah infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan.
"Meskipun akses transportasi ke Kabupaten Cirebon semakin membaik dengan adanya Tol Cipali dan jalur kereta api yang strategis, namun masih ada beberapa kendala, seperti kurangnya fasilitas pendukung bagi para investor," kata Wahyu.
2. Perizinan sulit, birokrasi rumit

Selain itu, perizinan yang masih dianggap rumit dan birokrasi yang panjang juga menjadi salah satu kendala utama. Para pelaku usaha berharap adanya sistem perizinan yang lebih sederhana dan cepat agar investasi dapat lebih lancar masuk ke Kabupaten Cirebon.
Tidak hanya itu, ketersediaan tenaga kerja yang berkualitas juga menjadi tantangan. Sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Cirebon masih perlu ditingkatkan agar mampu bersaing dengan daerah lain. Pelatihan tenaga kerja dan pendidikan vokasi menjadi hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah daerah untuk menarik lebih banyak investasi.
3. Janji perbaiki sumber daya manusia

Menyadari berbagai kendala tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cirebon terus berupaya melakukan berbagai langkah untuk menarik minat investor. Salah satunya adalah dengan meningkatkan infrastruktur di berbagai kawasan industri serta menyediakan insentif bagi investor yang menanamkan modalnya di Cirebon.
"Pemkab Cirebon juga akan memperbaiki sistem perizinan agar lebih mudah dan transparan. Dengan penerapan sistem digital dalam pengurusan izin usaha, diharapkan investor dapat lebih cepat mendapatkan izin untuk berinvestasi di daerah ini," kata Wahyu.
Pelatihan tenaga kerja juga menjadi fokus utama pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan kualitas SDM lokal. Dengan adanya tenaga kerja yang lebih kompeten, diharapkan akan semakin banyak perusahaan yang tertarik untuk membuka usaha di Kabupaten Cirebon.