Bandung, IDN Times - Waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB saat Harum Sari terbangun dari tidur nyenyaknya. Bergegas dia membasuh muka dan berwudu. Sebentar lagi adzan Subuh berkumandang dan kewajibannya sebagai seorang muslim melaksanakan salat di waktu fajar.
Usai beribadah, Harum menuju kamar mandi. Masuk shift pertama di sebuah pabrik otomotif di Kabupaten Cirebon, membuat dia harus bersiap dan pergi pagi sebelum matahari terbit menerangi rumahnya.
"Setengah 6 pagi harus sudah sampai pabrik. Kan masuk jam 6 kurang 10 menit. Jadi berangkat dari rumah jangan lebih dari set 6 pagi, kalau engga nanti telat," kata Harum ketika berbincang dengan IDN Times, Minggu (19/7/2022).
Jarak dari rumah menuju tempat kerja di daerah Cangkring, Kabupaten Cirebon, tak begitu jauh. Jika memakai kendaraan umum biasanya Harum menempuh waktu 40 menit karena angkutan kota kerap ngetem. Namun, sekarang karena sudah berkeluarga dia pun bisa diantar suaminya dan hanya membutuhkan waktu 15 menit hingga 20 menit saja.
Harum merupakan warga asli Cirebon. Dia lahir dan menempuh pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) di kabupaten yang sama. Meski sekolahnya adalah jurusan administrasi perkantoran, sekarang dia bekerja sebagai operator membuat kabel untuk minibus.
Wanita 25 tahun ini baru dua tahun bekerja di perusahaan tersebut. Sebelumnya dia bekerja di pabrik tekstil setelah lulus SMK. Belum pernah sekalipun Harum meninggalkan Cirebon. Dia memilih untuk bekerja dan membangun rumah tangga di tanah kelahirannya.
"Dulu pernah kepikiran juga untuk pergi ke kota besar seperti Jakarta atau daerah lain cari kerja. Tapi ga tahu kenapa kaya belum siap saja. Jadi saya coba cari kerjaan di sini dan alhamdulillah dapat," kata Harum.
Sekarang Harum sudah memantapkan diri untuk bekerja di Cirebon. Dengan adanya niatan pemerintah untuk membangun kawasan industri Rebana di Cirebon dan sekitarnya, dia berharap semakin banyak kesempatannya dan masyarakat lain untuk bisa bekerja di daerah dan tak harus pergi jauh ke kota besar.
Menurut Harum, sampai sekarang masih banyak teman-temannya yang pergi ke daerah lain karena sulitnya mencari pekerjaan yang sesuai di Cirebon. Maka, ketika pemerintah ingin melakukan perluasan kawasan industri di Cirebon, kabar tersebut jadi angin segar khususnya bagi anak muda sehingga tidak harus pergi jauh mencari kerja.
"Harapannya bisa menyiapkan lapangan kerja lebih gampang. Loker (lowongan kerja) juga jadi banyak kan. Nah yang perlu lagi jangan sampai orang di daerah tidak kerja, tapi orang luar yang 'dititipkan' justru dapat kerja duluan di sini," ungkapnya.
Harum adalah satu dari sekian banyak anak muda yang bekerja di daerah tempat kelahiran. Bekerja di daerahnya menjadi pilihan yang tepat. Lapangan kerja di daerah sekarang sudah terbuka luas seiring pembangunan berbagai industri.
Kabupaten Cirebon salah satunya. Daerah ini sekarang menjadi salah satu pilihan bagi pemodal dalam negeri maupun asing untuk berinvestasi di Jawa Barat. Berbagai infrastruktur yang dibangun sekitar kabupaten ini menjadi daya tarik investor, seperti keberadaan akses tol, bandara, hingga pelabuhan Patimban yang tengah diprioritaskan pemerintah.
Berbeda dengan beberapa tahun silam di mana investasi Jabar masih berfokus di sekitar Bodebek dan Bandung Raya, saat ini pemerataan investasi mulai terasa baik di Jabar bagian timur maupun selatan.
Pertumbuhan investasi di Jabar ke depan diproyeksi lebih tinggi setelah pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2021, terkait Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat Bagian Selatan, termasuk 170 proyek dan program dengan nilai investasi sebesar Rp370,93 Triliun.
Berdasarkan pemantauan dan evaluasi Koordinator Bidang Perekonomian, sebanyak 2 proyek dengan nilai Rp1,4 triliun di Jawa Barat telah selesai dibangun, 10 proyek senilai Rp7, 7 triliun sedang dalam tahap konstruksi, 52 proyek senilai Rp52,3 triliun dalam tahap persiapan, dan 106 proyek dengan nilai Rp310,3 triliun dalam tahap perencanaan.
Pemerintah pusat mendorong penyelesaian proyek-proyek yang dianggap prioritas dan memiliki dampak signifikan terhadap pemulihan ekonomi nasional, khususnya proyek yang telah memasuki tahap konstruksi dan persiapan agar mendapat dukungan alokasi anggaran dari kementerian/lembaga sehingga dapat selesai pada 2024.