Sempat Hilang, Skincare Murad Kembali Ramaikan Pasar Indonesia

11 Nov 2021, 18:08 WIB

Skincare Murad (IDN Times/Istimewa)

Bandung, IDN Times - Produk skincare brand Murad, yang pernah populer pada awal 2000-an dan dianggap tenggelam dari peredaran, kini kembali hadir di pasaran. Keberadaan Murad kali ini melalui PT. Kreasi Nusantara Sejati yang berstatus di bawah naungan Unilever.

Kehadiran Murad sepertinya akan menjadi kabar gembira, terutama bagi market mereka yang pernah menyukai Murad di masa populernya. Sebenarnya, brand Murad merupakan produk skincare asal Amerika Serikat yang dikenalkan oleh dr. Howard Murad pada 1989.

Dengan branding mengusung bahan-bahan natural yang tidak di-uji-coba-kan pada hewan alias cruelty free, Murad memang berhasil menjangkau marketnya. Tak hanya itu, Murad mengenalkan produk kecantikan mereka dengan story telling sebagai brand dengan tahap uji klinis pertama di dunia.

"Brand Murad hadir kembali di bawah Unilever dan kami siap bersaing di pasar kosmetik dan skincare Indonesia. dr. Murad adalah pelopor skincare klinis pertama di dunia,” kata Eva Norita, Regional Manager PT Kreasi Nusantara Sejati, dalam rilis pers yang diterima IDN Times, Kamis (11/11/2021).

Murad dikenal dengan penetapan standar empat pilar yang ia usung, antara lain eat your water, awaken your body, be kind to your mind, dan nourish your skin.

1. Skincare adalah ungkapan sayang pada diri sendiri

ilustrasi pemeriksaan kulit (my.clevelandclinic.org)

Menurut Eva, Murad sejauh ini diproduksi dengan menggunakan teknologi ter-update dan formula skincare yang sudah disempurnakan. Bagaimana tidak, di pandangannya, skincare merupakan salah satu bentuk ungkapan sayang pada diri sendiri.

“Skincare adalah salah satu bentuk kesehatan dan rasa sayang pada diri sendiri, sesuai dengan prinsip kesehatan kulit yang berhubungan dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan," ujar Eva.

2. Mengapa skincare menjadi penting buat orang Indonesia?

Skincare Murad (IDN Times/Istimewa)

Sebagai penemu formula skincare klinis pertama seperti Glycolic Acid dan Salicylic Acid, yang umum ditemui pada produk skincare kekinian, dr. Murad menekankan penanganan epidemic kesehatan kulit yang kian merebak akibat terbengkalainya hidrasi terhadap kulit.

"Saat pandemi sekarang ini, concern kesehatan kita bukan hanya tubuh saja, tapi juga kesehatan kulit kita penting untuk kita rawat. Semakin menuanya kita, semakin rendah pula kemampuan sel tubuh kita untuk menyerap air. Dehidrasi secara sel inilah yang menyebabkan penuaan dini yang sering terjadi di kalangan masyarakat,” kata Eva.

Ditambah lagi iklim Indonesia dengan musim hujan dan kemarau, yang secara geografis berada di wilayah pengunungan, daratan, dan lautan, maka ancaman lingkungan seperti polusi udara, sinar UV, dan ultimately stress dapat memunculkan cultural stress.

“Dan itu membuat kulit kita cepat rusak juga kelihatan kusam serta tidak segar. Untuk itulah pentingya kita menjaga kulit kita tetap cerah," tuturnya.

3. Murad manfaatkan klinik premium dan e-commerce

ilustrasi belanja (IDN Times/Arief Rahmat)

Menyoal langkah strategis pemasaran Murad di Indonesia, Eva menjelaskan bahwa perusahaannya telah membuat peta rencana antara lain dengan memberikan edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya kesehatan secara jasmani, rohani, dan mental (di luar dari kesehatan kulit).

Eva menjelaskan, produknya dapat dibeli di klinik-klinik premium yang telah bekerjasama dengan Murad, juga lewat e-commerce populer di Indonesia.

"Selanjutnya bersama Unilever, kami akan segera launching beberapa produk brand Murad. Target pasar kami tertuju pada konsumen pria dan wanita usia 18 sampai dengan 50 tahun, yang merasa perlu memiliki kulit sehat,” ujar Eva.