Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasangan ghosting (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi pasangan ghosting (pexels.com/RDNE Stock project)

Intinya sih...

  • Kemudahan dalam komunikasi digital memungkinkan ghosting sebagai cara mudah untuk mengakhiri hubungan tanpa konfirmasi langsung.

  • Kurangnya keterampilan berkomunikasi membuat ghosting dianggap jalan keluar yang lebih mudah daripada menjelaskan alasan sebenarnya.

  • Rasa tidak pasti dalam hubungan modern sering membuat ghosting menjadi pilihan untuk menyudahi tanpa perlu percakapan serius.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Fenomena ghosting, yaitu menghilang tiba-tiba dari komunikasi tanpa penjelasan, kini kerap terjadi di hubungan modern. Kita hidup di era interaksi digital mudah dilakukan, tetapi juga mudah diputus secara diam-diam. Fenomena ini sering membuat bingung dan menimbulkan pertanyaan tentang alasan seseorang bersikap seperti itu.

Perubahan gaya komunikasi dan tekanan sosial memengaruhi cara orang menjalin hubungan. Kita sering melihat teman atau pasangan tiba-tiba menghilang tanpa tanda, dan hal ini semakin sering terjadi. Berikut lima alasan ghosting menjadi fenomena umum di hubungan modern.

1. Kemudahan dalam komunikasi digital

ilustrasi di-ghosting pasangan (pexels.com/Ivan Samkov)

Di era saat ini, platform chat dan media sosial membuat komunikasi lebih cepat dan mudah, tetapi juga memungkinkan orang untuk menghindar. Kita cenderung merasa aman untuk menghilang tanpa konfirmasi langsung. Hal ini membuat ghosting menjadi cara yang tergolong mudah untuk mengakhiri hubungan dengan menghindari ketegangan.

Selain itu, pesan digital sering dianggap kurang formal sehingga mengurangi rasa tanggung jawab dalam merespons. Hal itu yang mendorong seseorang merasa tidak harus memberi penjelasan panjang lebar. Kebiasaan ini membuat ghosting muncul sebagai pilihan praktis meski menyakitkan bagi pihak lain.

2. Kurangnya keterampilan dalam berkomunikasi

ilustrasi ghosting dalam hubungan (pexels.com/RDNE Stock project)

Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menyampaikan perasaan atau masalah secara terbuka. Terkadang kita merasa sulit mengutarakan ketidakcocokan atau perasaan tidak nyaman dengan pasangan. Akibatnya, ghosting muncul sebagai jalan keluar yang dianggap lebih mudah daripada menjelaskan alasan sebenarnya.

Ketidakmampuan berkomunikasi juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu atau kecemasan sosial. Kita takut memicu konflik atau ditolak saat menyampaikan kebenaran atau hal yang dirasakan. Imbasnya, ghosting terasa seperti pilihan aman untuk menghindari situasi yang tidak nyaman.

3. Rasa tidak pasti dalam hubungan

ilustrasi merasa cemas dalam hubungan (pexels.com/RDNE Stock project)

Hubungan modern sering dibangun dengan cepat dan minim kepastian tentang komitmen. Kita mungkin belum siap memberi perhatian penuh atau merasa tidak yakin ingin melanjutkan hubungan. Ketidakpastian itu yang membuat ghosting menjadi pilihan untuk menyudahi tanpa perlu percakapan serius.

Kondisi demikian diperkuat oleh banyaknya pilihan di era kencan online. Kita melihat kemungkinan bertemu orang lain lebih mudah, sehingga mengakhiri hubungan dengan ghosting terasa lebih sederhana. Kebiasaan ini membuat ghosting semakin sering terjadi dalam konteks hubungan modern.

4. Menghindari konflik atau konfrontasi

ilustrasi menghindari konflik (pexels.com/RDNE Stock project)

Beberapa orang memilih melakukan ghosting karena ingin menghindari percakapan sulit. Terkadang, sebagian orang merasa bahwa memberi penjelasan panjang atau menghadapi emosi pasangan bisa menimbulkan konflik. Sehingga ghosting dianggap cara cepat untuk menghindari ketegangan dan rasa tidak nyaman.

Namun, cara itu justru meninggalkan ketidakjelasan bagi pihak yang ditinggalkan. Kita mungkin berpikir menghindari masalah lebih mudah, tetapi efeknya sering membuat hubungan menjadi traumatis. Hal demikian menjadi salah satu alasan ghosting sering muncul di hubungan modern.

5. Pengaruh budaya hubungan modern

ilustrasi kemudahan dating app (pexels.con/cottonbro studio)

Budaya kencan di era digital menekankan fleksibilitas dan kebebasan individu. Hal itu membuat hubungan cenderung dianggap sebagai sesuatu yang mudah dimulai maupun diakhiri. Sikap demikian dapat mendorong ghosting menjadi praktik yang lebih umum daripada di masa lalu.

Media sosial juga menampilkan kehidupan orang lain yang tampak lebih menarik. Hal itu yang membuat banyak orang mudah membandingkan diri sendiri atau pasangan, yang memicu keputusan untuk menghilang tanpa penjelasan. Fenomena ini menjadi bagian dari dinamika hubungan modern yang kompleks.

Ghosting sering muncul karena kombinasi kemudahan digital, keterbatasan komunikasi, ketidakpastian, dan budaya modern yang fleksibel. Sehingga kita perlu memahami fenomena ini agar bisa menghadapi atau mencegahnya dengan bijak. Kesadaran akan penyebab ghosting membantu kita membangun hubungan yang lebih sehat dan jelas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team