Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi laki-laki eye contact dengan perempuan (pexels.com/George Pak)
ilustrasi laki-laki eye contact dengan perempuan (pexels.com/George Pak)

Intinya sih...

  • Sikap terlalu friendly dapat menimbulkan kesalahpahaman dan merusak hubungan pertemanan atau sesama rekan kerja.

  • Orang yang terlalu friendly berpotensi dimanfaatkan oleh orang lain dan sulit untuk berkata "tidak".

  • Terlalu oversharing cerita pribadi dapat membuat kehilangan privasi dan membuat pasangan atau orang terdekat merasa cemburu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bagi sebagian orang menjadi sosok friendly terlihat memiliki banyak keuntungan. Sebab, seseorang yang friendly akan mudah akrab dan sering kali dianggap menyenangkan bagi orang lain. Padahal, kalau disadari sikap terlalu friendly juga dapat menjadi bumerang yang pada akhirnya merugikan.

Banyak risiko kecil yang ternyata sering tidak disadari. Akibatnya jika sikap ini terus dibiarkan tanpa menjaga batasan yang jelas justru akan menguras energi dan menimbulkan dampak negatif lainnya. Berikut ini adalah empat risiko menjadi orang terlalu friendly yang jarang disadari sebagian orang!

1. Sering dikira punya perasaan padahal tidak

ilustrasi perempuan dan laki-laki sedang mengobrol (pexels.com/George Pak)

Kebaikan serta keramahan orang yang friendly sering sekali dianggap sebagai tanda ketertarikan dalam sebuah hubungan. Hal seperti ini pada akhirnya menimbulkan salah paham sehingga merusak hubungan pertemanan atau sesama rekan kerja. Bisa jadi niat baikmu di awal malah justru memicu situasi yang cukup rumit.

Oleh karena itu menjaga batas sosial sangatlah penting. Masalahnya tidak semua orang dapat membedakan ramah biasa dan mana yang bentuk perhatian lebih. Ada beberapa orang yang hanya sekadar mendapat bantuan kecil atau disapa terlebih dahulu menganggap bahwa ini adalah sinyal ketertarikan. Hal inilah yang pada akhirnya dapat menimbulkan kesalahpahaman sehingga suasana menjadi serba canggung.

2. Bisa berpotensi dimanfaatkan oleh orang lain

ilustrasi laki-laki sedang memberikan bantuan kepada perempuan (pexels.com/George Pak)

Sebagian orang yang terlalu friendly sering kali memiliki karakter sulit untuk berkata "tidak". Keramahan ini yang dapat seseorang yang friendly selalu siap sedia untuk menolong. Namun, sikap seperti ini justru dapat berpotensi untuk dimanfaatkan oleh orang lain.

Jadi meskipun kamu seorang yang friendly tapi harus bisa menjaga batasan untuk kesehatan mental. Kamu harus bisa menetapkan prioritas karena dirimulah yang paling paham mana sekiranya orang perlu dibantu dan mana orang yang hanya memanfaatkanmu. Sebab, jika hal ini dibiarkan lama kelamaan kamu akan merasa lelah secara emosional maupun fisik.

3. Terkadang terlalu oversharing sehingga kehilangan privasi

ilustrasi sedang berdiskusi (pexels.com/RDNE Stock Project)

Orang yang friendly biasanya mudah untuk berbagi cerita pribadinya supaya merasa lebih dekat dengan orang lain. Dalam beberapa situasi keinginan untuk nyambung dengan obrolan lain dapat membuatmu kebebasan menceritakan hal yang sebenarnya cukup kamu simpan sendiri. Jika hal ini terjadi maka kamu menjadi kehilangan ruang pribadi.

Kamu harus paham bahwa tidak semua orang yang terlihat baik dapat dipercaya. Beberapa di antara mereka bisa saja berniat menjatuhkan atau menjadikanmu bahan gosip demi keuntungan pribadi mereka. Kamu tetap bisa menjadi terbuka bagi orang lain namun tetap filter informasi mana saja yang memang layak dibagikan dan pahami konsekuensi nya sebelum bercerita.

4. Sering kali membuat pasangan atau orang terdekat merasa cemburu

ilustrasi bertengkar (pexels.com/Keira Burton)

Sikap ramah yang selalu kamu tunjukkan kepada orang lain mungkin terlihat sepele bagi dirimu. Namun, jika kamu sudah memiliki pasangan, sikap friendly sebaiknya lebih dibatasi. Pasalnya hanya senyum atau obrolan intens dengan orang lain juga dapat diartikan sebagai tanda kedekatan yang lebih dari sekadar teman.

Jika kamu tidak mampu menjelaskannya dengan baik maka sikap terlalu friendly yang kamu tunjukkan kepada orang lain dapat menimbulkan salah paham berkepanjangan. Akibatnya orang terdekatmu akan menjadi lebih posesif karena merasa tidak dihargai. Tapi tenang, kamu tetap bisa menjadi orang yang friendly dengan cara komunikasi terbuka kepada pasangan serta mengetahui batasan dan menghindari sikap yang dapat memicu salah paham.

Seseorang dengan karakter yang friendly memang terlihat asik. Namun, jangan sampai kamu menjadi korban atas perbuatanmu sendiri. Sebab, tidak semua orang dapat membedakan rasa tulus dan bentuk ketertarikan. Jadi, tetaplah ramah dengan menerapkan batasan yang wajar agar hidup lebih tenang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team