Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi moge (unslash.com/Harley-Davidson)
ilustrasi moge (unslash.com/Harley-Davidson)

Intinya sih...

  • Pasar yang lebih niche dan spesifik membuat harga moge bekas lebih stabil dalam jangka waktu lama.

  • Perawatan dari pemilik yang lebih terjaga, seperti rutin servis di bengkel resmi, membuat kondisi moge bekas tetap prima.

  • Produksi dan distribusi moge yang terbatas menciptakan kesan eksklusif dan nilai historis, menjaga harga bekasnya tetap tinggi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia otomotif, nilai jual kembali kendaraan biasanya mengalami penyusutan yang signifikan seiring waktu. Namun, hal ini seolah tidak berlaku bagi sepeda motor gede (moge) bekas.

Berbeda dengan motor biasa yang harganya mudah anjlok, harga moge bekas justru terkenal sangat stabil, bahkan cenderung menguat untuk model tertentu.

Fenomena ini tentu membuat banyak orang penasaran apa yang melatarbelakanginya. Lantas, apa sebenarnya rahasia di balik ketangguhan nilai investasi moge di pasar sekunder? Artikel ini akan mengupas lima alasan kuat mengapa harga moge bekas bisa tetap stabil.

1. Pasar yang lebih niche dan spesifik

ilustrasi motor (unsplash.com/Kirill Petropavlov)

Moge bukan kendaraan untuk semua orang, melainkan untuk segmen yang lebih sempit dan spesifik. Pembelinya umumnya berasal dari kalangan pecinta motor besar yang paham detail spesifikasi dan reputasi model tertentu.

Karena pasar yang lebih terbatas ini, harga moge bekas lebih terkendali dan tidak mudah jatuh seperti motor harian. Situasi ini membuat pergerakan harga moge lebih stabil dalam jangka waktu lama.

2. Perawatan dari pemilik yang lebih terjaga

ilustrasi mengelap motor (gtautomtl.com)

Pemilik moge biasanya adalah orang yang benar-benar hobi dan paham motor besar. Mereka rutin melakukan servis di bengkel resmi, menggunakan suku cadang asli, serta memperhatikan kondisi keseluruhan motor.

Hal ini membuat moge bekas tetap prima meski sudah digunakan beberapa tahun. Kondisi yang terawat baik inilah yang menjadi salah satu faktor utama mengapa nilai jual moge bekas tidak anjlok.

3. Produksi dan distribusi yang terbatas

ilustrasi mengendarai motor sport 250cc (freepik.com/azerbaijan-stockers)

Tidak seperti motor massal, moge diproduksi dalam jumlah terbatas dan sering kali diimpor. Jumlah yang terbatas ini menciptakan kesan eksklusif yang membuat permintaan tetap tinggi di pasar bekas.

Faktor kelangkaan ini menjadi penguat utama harga moge bekas agar tidak turun drastis. Semakin langka modelnya, semakin besar peluang harga bekasnya bertahan di angka yang tinggi.

4. Beberapa brand punya nilai historis

ilustrasi moge (unslash.com/Harley-Davidson)

Beberapa merek seperti Harley-Davidson, Ducati, hingga BMW dikenal memiliki reputasi dan nilai historis yang tinggi. Bahkan beberapa model menjadi ikon yang dicari kolektor dan penggemar moge. Nilai brand serta sejarahnya ini memberikan daya tarik tambahan pada pasar moge bekas.

Kombinasi ini membuat harga moge bekas tetap tinggi meski usia motor sudah bertambah.

5. Depresiasi yang lebih lambat

ilustrasi moge (unslash.com/Lucas T)

Penurunan harga moge paling terasa pada tahun pertama setelah pembelian. Namun setelah melewati periode tersebut, depresiasinya melambat secara signifikan.

Fenomena ini mirip dengan barang premium lainnya seperti mobil sport atau jam tangan mewah. Depresiasi yang lebih lambat inilah yang membuat moge bekas tetap menarik dan nilainya terjaga di pasaran.

Harga moge bekas yang cenderung stabil bukanlah kebetulan, setidaknya lima faktor pada artikel ini bisa menjadi faktor utamanya.

Jika kamu sedang melirik moge bekas, fenomena ini bisa jadi keuntungan karena nilainya lebih terjaga dalam jangka panjang. Siap mencari moge impianmu sekarang?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team