Dalam catatan sejarah musik Kota Kembang, Krakatau tak bisa diabaikan. Mereka menjadi salah satu grup musik yang memomulerkan skena fusion-jazz, setelah sebelumnya grup musik D’Marzio yang juga asal Bandung menjadi pionir jazz Kota Kembang pada era 1970-an.
Krakatau diprakarsai oleh empat pendirinya, di mana tiga di antaranya masih menukangi grup musik tersebut hingga saat ini. Mereka adalah Pra Budi Dharma, Dwiki Dharmawan, Donny Suhendra, dan Budhy Haryono. Nama terakhir awalnya berperan sebagai drummer daripada Krakatau, namun belakangan memilih berpisah (konon karena alasan tak lagi satu pemikiran).
Keempat pendiri tersebut merupakan kumpulan anak Bandung. Singkat cerita, sekitar tahun 1984 di kawasan Cipaganti, mereka sepakat untuk melahirkan grup musik bernama Krakatau dengan genre fusion-jazz.
Kehadiran Krakatau di Bandung memberi warna baru pada dunia kreatif Kota Kembang yang telah dikenal sebagai daerah pengorbit musisi. Bagaimana tidak, mereka berhasil merangkul pasar baru di tengah gempuran musisi-musisi rock kenamaan Bandung kala itu.
Seiring berjalannya waktu, tepatnya setelah ditawari rekaman pada 1986 oleh Billboard, Krakatau mengalami perombakan. Mereka mengajak Trie Utami, yang ketika itu merupakan penyiar radio asal Bandung, untuk menjadi vokalis Krakatau.
Tak hanya itu, Gilang Ramadhan pun dipilih untuk menggantikan Budhy yang hengkang, dan Indra Lesmana diajak untuk menjadi duet Dwiki Dharmawan dalam urusan instrumen keyboard. Dari formasi baru ini, hanya Indra Lesmana yang tercatat tidak berdarah Bandung.
Sejak saat itulah, nama Krakatau mulai menasional. Mewakili Kota Bandung, mereka tampil di panggung-panggung megah di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara.