Pertama Minum Kopi Saset, Livy Renata: I Love That!

Livy mengatakan bahwa ia selalu memesan satu menu kesukaannya setiap kali mengunjungi kafe favoritnya itu. Menu tersebut tak lain adalah vanilla latte.

Perempuan berusia 19 tahun ini menyukai vanilla latte karena rasa manisnya yang bisa meningkatkan mood dan sensasi creamy di lidah.

Ia menikmati vanilla latte baik ketika sedang berada di Indonesia maupun Australia. “Minum kopi di Australia I beli sekitar Rp100 ribu (per gelas),” kata Livy.

Livy mengatakan bahwa ia cukup penasaran dengan rasa kopi instan. Bagaimana tidak, di Indonesia meminum kopi khususnya kopi instan merupakan hal umum yang sering dilakukan masyarakat utamanya pagi hari sebelum beraktivitas.

“Ingin nyoba, sih, seenak kopi biasa beli di kafe atau ternyata lebih enak dari itu, ya?” ujar Livy.

Moderator pun meminta Livy mencicipi kopi instan untuk pertama kalinya. Tak tanggung-tanggung, Chef Jerry Andrean, jebolan Masterchef Season 7 menjadi orang yang menyeduh dan menyuguhkan kopi pada Livy.

Chef Jerry kemudian menumpahkan isi kopi saset Caffino Dark Cappucino ke dalam gelas, dan menyeduhnya dengan air hangat. Kopi saset ini dilengkapi dengan granule kopi yang ditaburi di atas kopi yang telah siap disajikan.

Sebelum menyeruput kopi bikinan chef Jerry, Livy pun lebih dulu mencium aroma kopi tersebut. “Kaya bau-bau kafe,” kata Livy.

Setelah menyeruput kopi tersebut, Livy kemudian memberi tanggapannya. “Rasanya kayak kopi, I am kidding. Enak kok, in my opinion. Enak, ini (buktinya) habis,” tuturnya.

Setelah itu, kini giliran barista profesional Indonesia, Muhammad Aga, yang menyiapkan segelas Caffino Dark Cappucino buat Livy. Kali ini Aga menggunakan metode berbeda dengan bantuan shaker untuk menyajikan Livy kopi dingin.

Berbeda dengan chef Jerry, Aga memasukkan granule kopi di awal, mengocoknya, dan menuangkannya pada gelas yang sudah disediakan. Tak lupa Aga memberikan hiasan di atas kopi tersebut, berupa bunga yang aman untuk dikonsumsi.

Tak pakai lama, Livy pun langsung menyeruput kopi dingin bikinan Aga. Responsnya pun memuaskan.

“I love that, daripada vanila latte. Soalnya vanila late mahal, kalau ini lebih murah dan enak. I kayaknya bisa bikin sendiri,” tuturnya.

Livy pun tak menyangka bahwa membuat kopi instan ternyata mudah. “Gak kebayang bisa semudah itu. Rasanya kayak sama (dengan di kafe). I never tought bakal seenak itu,” ujarnya.