6 Film Elang El Gibran Adaptasi Novel, Ada Seni Memahami Kekasih

Disutradarai Hanung Bramantyo, film Sang Pencerah merupakan adaptasi dari buku karya Akmal Nasery Basral yang mengusung biografi kehidupan KH. Ahmad Dahlan dan perjuangannya dalam mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah. Saat berusia 21 tahun, KH. Ahmad Dahlan sempat gelisah atas pelaksanaan ajaran Islam di daerahnya, Yogyakarta yang saat itu kian jauh dari ajaran Al Quran dan Hadits. Hal tersebut kemudian memantik keberaniannya untuk bersuara, termasuk membuktikan pada warga sekitar dengan menggunakan kompas terkait arah kiblat Masjid Kauman yang selama ini salah.

Alih-alih mendapat dukungan, KH Ahmad Dahlan justru dituduh macam-macam, dianggap membangkang hingga lokasinya mengajar pun dirusak oleh massa.

Perjuangan KH Ahmad Dahlan nyatanya memang tidak mudah dalam meluruskan dan mengajarkan ajaran Islam sesuai dengan Al Quran dan Hadits yang diwarnai berbagai penolakan dan pertentangan.

Berdurasi 1 jam 52 menit, film Sang Pencerah menandai debut akting Elang El Gibran yang tampil berperan sebagai Dahlan di usia 10 tahun. KH. Ahmad Dahlan versi dewasa kemudian berlanjut diperankan oleh Lukman Sardi.

Bumi Manusia merupakan salah satu novel karya penulis legendaris Pramoedya Ananta Toer yang kemudian diangkat menjadi film oleh sutradara Garin Nugroho. Mengambil latar era sebelum kemerdekaan, film ini turut menceritakan tentang anak muda dari suku Jawa bernama Minke (Iqbaal Ramadhan) yang harus berjuang melawan berbagai bentuk ketidakadilan, termasuk rasisme.

Meski dirinya masih cukup beruntung bisa mengenyam pendidikan, namun hal tersebut tetap tak memudarkan amarah Minke saat melihat sejumlah perbudakan, ketidakadilan, rasisme, penerapan kasta hingga berbagai perlakuan mengenaskan lainnya yang dilakukan oleh pemerintah kolonial terhadap warga pribumi. Terlebih, kisah cintanya yang rumit dengan Annelies Mellema (Mawar Eva), gadis keturunan Belanda turut semakin membakar semangat Minke untuk berani berbicara dan menularkan semangatnya tersebut kepada warga pribumi lain agar berani menyuarakan keadilan. Berdurasi 3 jam, Elang El Gibran andil sebagai teman kos Minke. 

Diadaptasi dari novel karya Eka Kurniawan, film berlatar tahun 80an ini meraih banyak penghargaan dunia dan ditayangkan di berbagai festival film internasional. Bergenre action dan dark comedy, film ini mengusung kisah kehidupan Ajo Kawir (Marthino Lio) yang tak pernah merasa takut mati. Sebagai seorang petarung, hasratnya yang besar untuk menghabisi lawan didorong oleh rahasia yang disembunyikan olehnya sejak remaja bahwa dirinya mengidap impoten. Hidup Ajo semakin mengalami pergolakan saat dirinya bertemu dengan Iteung (Ladya Cheryl), pengawal penguasa yang tengah diincarnya.

Usai mengetahui bosnya jadi sasaran Ajo, Iteung lantas pasang badan dan menghajar Ajo hingga babak belur. Meski pertemuan tersebut menyakitkan sekaligus memalukan bagi Ajo, dirinya tidak bisa mengelak bahwa ia jatuh hati pada Iteung. Keduanya kemudian kerap berkirim salam lewat program radio.

Nyatanya, kisah cinta mereka juga tak berjalan mulus, apalagi setelah kehadiran sosok Budi Baik (Reza Rahadian) dan berbagai kejadian menyayat hati lainnya. Meski bukan jadi pemeran utama, Elang El GIbran andil di film ini sebagai cameo.

Selanjutnya, Ronggeng Kematian yang bergenre horor ini diadaptasi dari novel bertajuk Ronggeng Pembalasan Sulastri karya Arumi E. dan Sukhdev Singh. Film ini mengawali kisahnya ketika Larasati (Claresta Taufan), seorang remaja yang baru saja lulus SMA secara tak sengaja menemukan selendang misterius di hutan yang ternyata bisa membuatnya menari dengan luwes.

Desa Mangunsari tempat tinggal Larasati memang sangat dikenal dengan kesenian tari ronggeng, namun sayangnya kesenian tersebut sempat meredup usai kematian tragis salah satu penari ronggeng bernama Sulastri yang jasadnya menghilang setelah ditemukan tewas. 

Saat itu, Sulastri disinyalir menghilang bersamaan dengan kekasihnya, Imam (Elang El Gibran). Mengetahui ada yang tidak beres, Pak Marto selaku kepala desa kemudian mengundang empat pemuda yang dahulu sempat datang ke desa untuk membangun kincir air guna keperluan irigasi saat KKN 7 tahun lalu.

Empat pemuda ini merasa undangan tersebut merupakan bentuk apresiasi warga desa terhadap jasa mereka. Nahas, ekspektasi mereka justru berbalik jadi pengalaman mengerikan saat bertemu dengan Larasati yang tengah dirasuki oleh arwah Sulastri. Sosok hantu penari Ronggeng tersebut mulai menebar teror yang membuat nyawa empat pria tersebut semakin terancam, satu per satu. 

Sebagai film biopik yang tayang pada 20 Juni 2024, Lafran menceritakan kehidupan dan perjuangan pemuda bernama Lafran Pane, sosok inspiratif pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Diadaptasi dari buku Merdeka Sejak Hati karya A. Fuadi, Lafran (Dimas Anggara) merupakan sosok pria yang cukup kritis. Ia kerap merasa khawatir melihat banyaknya anak muda muslim yang hidup dalam kerentanan dan pengaruh buruk.

Tak bisa tinggal diam, Lafran kemudian memilih membuat sebuah organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang memberikan wadah bagi para anak muda untuk belajar dan bergerak bersama demi kemajuan agama Islam. Namun, ada berbagai tantangan serta tuduhan yang mewarnai perjalanan kehidupan Lafran. Selain dibintangi Dimas Anggara hingga Mathias Mucus, Elang El Gibran pun turut andil sebagai cameo dari sosok Adam Malik, diplomat kebangaan Indonesia yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden ke-3 RI.

Terbaru, Elang El Gibran bakal tampil sebagai salah satu pemeran utama di film Seni Memahami Kekasih garapan sutradara Jeihan Angga dan rumah produksi IDN Pictures yang dijadwalkan tayang pada 5 September 2024.

Bergenre komedi-romansa, film ini merupakan kisah nyata yang termuat dalam buku Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus Mulyadi. Menghadirkan kisah yang menghibur, film Seni Memahami Kekasih menceritakan perjuangan Agus (Elang El Gibran) yang berusaha mendapatkan hati wanita pujaannya, Kalis (Febby Rastanty).

Keduanya sama-sama menggeluti bidang kepenulisan, Agus saat itu masih dikenal sebagai blogger ternama, sedangkan Kalis merupakan penulis buku sekaligus aktivis. Hubungan keduanya pun terbilang unik, berbeda dengan kisah cinta pada umumnya. Bernuansa lawas dengan latar Solo dan Yogyakarta, film yang sepenuhnya menggunakan bahasa Jawa ini akan menyuguhkan nuansa penuh komedi, romantis namun juga penuh haru.

Menilik dari tahun ke tahun, aksi peran Elang El Gibran mulai terlihat kian mumpuni. Aktor muda kelahiran tahun 2000 ini memang mewarisi bakat seni peran dari sang ayah, Rukman Rosadi yang sudah melanglang buana puluhan tahun berkiprah di industri perfilman. Jadi, jangan sampai terlewat untuk menyaksikan film terbaru Elang El Gibran, Seni Memahami Kekasih di bioskop pada 5 September mendatang, ya!