Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi chatting di HP (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi chatting di HP (pexels.com/RDNE Stock project)

Kalau kamu pernah baca chat Gen Z dan merasa kayak lagi decoding sandi rahasia, kamu gak sendirian. Gaya komunikasi mereka dalam urusan chat itu unik banget, kadang absurd, kadang satire, tapi selalu punya kesan yang khas. Buat boomers, gaya ini bisa bikin geleng-geleng kepala, tapi buat Gen Z, ini justru cara paling ekspresif buat ngobrol.

Dari huruf kecil semua sampai emoji yang dipakai bukan buat lucu-lucuan, gaya chat Gen Z punya logika sendiri. Yuk, kenali lima gaya chat yang sering bikin generasi sebelumnya bingung tapi justru bikin Gen Z makin relatable.

1. Huruf kecil semua, tanpa tanda baca

ilustrasi chatting di HP (pexels.com/RDNE Stock project)

Chat Gen Z sering banget ditulis full lowercase, bahkan untuk kata-kata penting. Bukan karena malas, tapi karena gaya ini dianggap lebih chill dan gak terlalu formal. Tanda baca pun sering di-skip, bikin kalimat terasa mengalir kayak ngobrol santai.

Contohnya: “aku udah sampe depan ya” tanpa titik, tanpa kapital. Buat boomers yang terbiasa grammar rapi, gaya ini bisa bikin pusing. Tapi buat Gen Z, ini justru bikin chat terasa lebih jujur dan gak kaku.

2. Emoji dipakai buat satire, bukan ekspresi

ilustrasi chatting di HP (pexels.com/ Karl Solano)

Emoji nangis atau senyum kadang dipakai bukan buat nunjukin perasaan asli. Gen Z sering pakai emoji buat sarkasme atau ironi, bikin maknanya jadi kebalik. Misalnya, “aku gagal lagi” bukan berarti senang, tapi justru sedih banget.

Boomers yang terbiasa pakai emoji sesuai makna literal bisa salah paham. Tapi buat Gen Z, ini cara kreatif buat nyampein emosi tanpa harus panjang lebar. Emoji jadi alat komunikasi yang fleksibel dan penuh kode.

3. Jawaban singkat tapi penuh makna

ilustrasi chatting di HP (pexels.com/Kaboompics.com)

Teks semacam “ok”, “iya”, “gpp”, “hmm”, alias jawaban pendek ini bisa punya banyak arti tergantung konteks. Gen Z jago banget bikin satu kata terasa kayak satu paragraf. Kadang itu tanda setuju, kadang kode kalau lagi males jawab panjang.

Boomers yang terbiasa penjelasan lengkap bisa bingung dan mikir, “Ini maksudnya apa?” Tapi buat Gen Z, singkat itu efisien dan tetap bisa nyampein vibe. Yang penting, tone-nya dapet.

4. Pakai kata random buat lucu-lucuan

ilustrasi chatting di HP (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Gen Z suka banget lempar kata random kayak “skrrt”, “ngab”, “plak”, atau “gak nyambung tapi lucu”. Ini bukan typo, melainkan bagian dari gaya humor absurd yang khas. Kadang satu chat bisa isinya cuma “HAHAHA skrrt” dan itu udah bikin ngakak.

Boomers yang terbiasa komunikasi to the point bisa ngerasa ini gak masuk akal. Tapi buat Gen Z, ini cara bonding dan bikin suasana chat jadi gak boring. Randomness is the new punchline.

5. Gabungan bahasa Inggris, Indonesia, dan slang

ilustrasi chatting di HP (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Campur-campur bahasa udah jadi hal biasa di chat Gen Z. Satu kalimat bisa mulai dari “bro” terus lanjut “aku capek banget sih” lalu ditutup “literally dying rn”. Ini bukan karena gak bisa bahasa baku, tapi karena gaya ini terasa lebih ekspresif dan relate.

Bagi Boomers mungkin mikir ini campur aduk dan gak jelas, tapi buat Gen Z, ini cara paling natural buat ngobrol. Bahasa jadi alat ekspresi, bukan aturan kaku, yang penting, vibes-nya nyampe.

Di balik gaya yang kelihatan absurd, chat Gen Z punya logika dan rasa yang khas. Mereka gak cuma ngetik, tapi juga nyampein mood, vibe, dan identitas lewat gaya komunikasi.

Jadi kalau kamu bingung, jangan langsung nge-judge, ya. Coba pahami dulu, siapa tahu kamu jadi ikut ketawa.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team