Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pria sendirian (pexels.com/Sameel Hassen)
ilustrasi pria sendirian (pexels.com/Sameel Hassen)

Intinya sih...

  • Membandingkan diri dengan orang lain dapat membuatmu merasa kurang atau tidak cukup, menguras energi emosionalmu setiap hari.

  • Terpengaruh oleh berita dan konten viral di media sosial bisa memicu emosi tertentu, namun tidak semua informasi benar atau akurat.

  • Rasa senang dari validasi like dan komentar bisa membuat emosimu naik turun dengan cepat, tergantung pada jumlah like yang diterima.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-harimu. Kamu membuka ponsel hanya untuk sekadar mengecek, tapi tanpa terasa waktumu habis berjam-jam scrolling. Yang jarang disadari adalah, media sosial tidak hanya memengaruhi waktumu, tetapi juga membentuk emosi dalam dirimu.

Apa yang kamu lihat, baca, dan konsumsi di media sosial punya kekuatan untuk memengaruhi perasaanmu. Kadang kamu merasa bahagia hanya karena melihat postingan sederhana, tetapi di lain waktu kamu bisa merasa kesal, cemas, atau iri tanpa alasan yang jelas.

Inilah bukti bahwa media sosial bisa membentuk emosimu, bahkan ketika kamu tidak menyadarinya.

1. Membandingkan diri dengan orang lain

ilustrasi pria mengalami stres (pexels.com/Andrew Neel)

Saat melihat pencapaian atau gaya hidup orang lain di media sosial, tanpa sadar kamu mulai membandingkan dirimu. Hal ini sering membuatmu merasa kurang atau tidak cukup, padahal yang kamu lihat hanya potongan kecil dari kehidupan mereka. Emosi negatif seperti iri atau minder bisa muncul begitu saja.

Kebiasaan ini bisa menguras energi emosionalmu setiap hari. Alih-alih fokus pada perkembangan dirimu sendiri, kamu sibuk memikirkan standar orang lain. Semakin sering membandingkan, semakin sulit kamu merasa puas dengan hidupmu sendiri.

2. Terpengaruh oleh berita dan konten viral

ilustrasi wanita bermain gadget di mobil (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Media sosial dipenuhi dengan berita, gosip, dan konten viral yang cepat sekali menyebar. Kamu mungkin tidak sadar, tetapi setiap berita yang kamu konsumsi bisa memicu emosi tertentu. Ada yang membuatmu marah, cemas, atau bahkan takut.

Masalahnya, tidak semua informasi benar atau akurat. Jika kamu tidak selektif, emosi yang kamu rasakan bisa didasarkan pada sesuatu yang salah.

Itulah sebabnya penting untuk menyaring informasi agar emosimu tidak terus dimainkan oleh arus berita.

3. Rasa senang dari validasi like dan komentar

ilustrasi pria bermain gadget (pexels.com/Keira Burton)

Setiap notifikasi like atau komentar bisa memberikan rasa senang seketika. Kamu merasa dihargai dan diperhatikan, meski hanya lewat layar. Namun, ketergantungan pada validasi ini bisa membuat emosimu naik turun dengan cepat.

Ketika jumlah like tidak sesuai ekspektasi, kamu bisa merasa kecewa atau tidak percaya diri. Hal ini menunjukkan bahwa emosimu sedang dikendalikan oleh sesuatu di luar dirimu.

Semakin sering kamu mengandalkan validasi eksternal, semakin mudah perasaanmu berubah-ubah.

4. Emosi yang menular dari postingan orang lain

ilustrasi emosional (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Emosi bisa menular, bahkan lewat media sosial. Saat melihat orang lain curhat dengan nada negatif, kamu bisa ikut merasa sedih atau kesal. Begitu juga sebaliknya, ketika seseorang membagikan hal positif, suasana hatimu bisa ikut terangkat.

Masalahnya, kamu tidak selalu sadar sedang menyerap emosi orang lain. Akibatnya, suasana hatimu mudah berubah hanya karena posting-an yang lewat di beranda. Inilah salah satu cara paling halus media sosial membentuk emosimu.

5. Kecemasan karena fear of missing out (FOMO)

ilustrasi pria mengalami stres (pexels.com/Nathan Cowley)

Melihat orang lain selalu aktif, berprestasi, atau berkumpul dengan banyak teman bisa menimbulkan rasa ketinggalan. Kamu merasa harus selalu update agar tidak tertinggal. Kecemasan ini sering kali membuatmu tertekan tanpa sebab yang jelas.

FOMO, alias akronim daripada fears of missing out bisa membuatmu sulit menikmati momenmu sendiri karena terlalu fokus pada apa yang dilakukan orang lain. Emosi yang seharusnya bisa stabil jadi sering naik turun. Semakin kamu terjebak dalam FOMO, semakin besar pengaruh media sosial pada perasaanmu.

Media sosial memang punya banyak manfaat, tapi jangan lupakan bagaimana ia bisa membentuk emosimu tanpa kamu sadari. Dari perbandingan diri, berita viral, validasi like, emosi yang menular, hingga FOMO, semuanya bisa memengaruhi perasaanmu sehari-hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team