Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan menulis (pexels.com/Vlada Karpovich)
ilustrasi perempuan menulis (pexels.com/Vlada Karpovich)

Intinya sih...

  • Tentukan tujuan yang jelas, bukan sekadar keinginan

  • Gunakan metode SMART untuk mengukur kemajuan

  • Pecah tujuan besar jadi langkah kecil yang mudah dicapai

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Membuat target atau goal setting untuk hidup itu penting, tapi sering kali kita justru terjebak dalam ekspektasi yang terlalu tinggi.

Alih-alih jadi motivasi, tujuan yang terlalu muluk bisa bikin stres dan malah menurunkan semangat. Padahal, niat awalnya untuk berkembang tapi justru berubah jadi beban mental yang bikin kamu merasa gagal.

Setiap orang ingin berkembang lewat pengembangan diri yang sehat, bukan dengan menaruh standar yang mustahil tercapai.

Kalau tujuanmu terasa berat di awal, besar kemungkinan kamu bakal cepat menyerah di tengah jalan.

Supaya perjalananmu lebih ringan, yuk simak lima cara membuat goal setting yang realistis agar tetap konsisten sampai akhir.

1. Tentukan tujuan yang jelas, bukan sekadar keinginan

ilustrasi perempuan berpikir (freepik.com/freepik)

Banyak orang salah kaprah dengan menyamakan keinginan dan tujuan, padahal keduanya sangat berbeda.

Keinginan hanya berputar di pikiran tanpa arah, sedangkan tujuan butuh kejelasan langkah dan tenggat waktu. Kalau kamu cuma bilang “ingin sukses”, itu terlalu luas dan sulit diukur.

Tujuan realistis harus konkret dan spesifik, misalnya “menyelesaikan satu kursus online dalam tiga bulan.” Dengan begitu, kamu tahu arah langkah yang harus diambil. Tujuan yang jelas juga bisa jadi pengingat saat motivasi mulai goyah.

2. Gunakan metode SMART untuk mengukur kemajuan

ilustrasi perempuan menulis (freepik.com/artursafronovvvv)

Metode SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound) bisa jadi panduan praktis untuk membuat goal setting. Setiap elemen dalam SMART bikin tujuanmu lebih terarah dan mudah dipantau.

Tanpa ukuran yang jelas, kamu bakal sulit tahu sudah sejauh apa progres yang dicapai.

Contohnya, alih-alih menulis “ingin sehat,” coba tetapkan “berolahraga 30 menit tiga kali seminggu selama dua bulan.”

Tujuan seperti ini lebih realistis dan terukur. Dengan standar yang jelas, kamu juga bisa lebih mudah mengevaluasi apakah perlu menyesuaikan langkahmu.

3. Pecah tujuan besar jadi langkah kecil yang mudah dicapai

ilustrasi perempuan menulis (freepik.com/freepic.diller)

Tujuan besar sering terasa menakutkan karena terlihat begitu jauh untuk digapai. Kalau dipaksakan, kamu bisa kehabisan energi mental di awal dan cepat kehilangan motivasi.

Karena itu, memecah tujuan besar ke dalam langkah-langkah kecil akan membuat proses terasa lebih ringan.

Misalnya, kamu ingin menulis buku dalam setahun. Daripada fokus pada target akhir, mulailah dengan menulis dua halaman per hari. Dengan langkah kecil yang konsisten, kamu akan lebih mudah mencapai hasil besar tanpa merasa kewalahan.

4. Sesuaikan tujuan dengan kapasitas dan kondisi hidupmu

ilustrasi perempuan berpikir (freepik.com/lifeforstock)

Banyak orang merasa harus mengejar standar orang lain demi terlihat berhasil. Padahal, goal setting yang realistis justru harus disesuaikan dengan kapasitas diri dan kondisi yang sedang dijalani.

Kalau dipaksakan, tujuan itu bisa merusak mental health dan bikin kamu frustrasi.

Kalau waktumu terbatas karena pekerjaan atau keluarga, pilih tujuan yang sesuai dengan ruang gerak yang ada. Jangan memaksa melakukan hal yang belum sanggup kamu jalani secara konsisten.

Dengan begitu, pengembangan diri akan berjalan lebih sehat dan gak menambah tekanan.

5. Fokus pada progres, bukan hanya hasil akhir

ilustrasi perempuan bermain gitar (freepik.com/freepik)

Salah satu kesalahan terbesar dalam membuat goal setting adalah terobsesi pada hasil, bukan prosesnya. Kalau terus menunggu pencapaian besar, kamu bakal kehilangan rasa syukur pada kemajuan kecil.

Padahal, setiap langkah maju adalah bukti bahwa kamu bergerak ke arah yang benar.

Menghargai progres juga membantu menjaga motivasi di tengah jalan. Rasa puas dari pencapaian kecil bisa jadi bahan bakar untuk terus melangkah lebih jauh.

Ingat, tujuan realistis bukan hanya soal garis akhir, tapi juga soal perjalanan yang penuh makna.

Membuat goal setting yang realistis adalah kunci agar kamu tetap konsisten dan gak menyerah di tengah jalan.

Dengan tujuan yang jelas, terukur, dan sesuai kapasitas, kamu bisa berkembang tanpa merasa terbebani. Yuk, mulai susun tujuanmu dengan bijak agar pengembangan diri berjalan seimbang dan mental health tetap terjaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team