Setiap orang pasti ingin terlihat sukses dan punya citra positif di mata orang lain. Tapi, ada dua cara yang sering digunakan untuk mencapai itu: flexing dan personal branding.
Sekilas, keduanya mirip karena sama-sama menunjukkan pencapaian atau kelebihan seseorang. Tapi kalau diperhatikan lebih dalam, ada perbedaan besar yang bikin satu terlihat berkelas dan yang satu lagi malah bisa bikin ilfeel.
Sayangnya, banyak yang gak sadar kalau mereka sebenarnya sedang flexing, bukan membangun personal branding.
Di era media sosial seperti sekarang, perbedaan antara flexing dan personal branding jadi semakin kabur. Banyak yang berpikir kalau mereka sedang membangun citra profesional atau menunjukkan kesuksesan, padahal yang dilakukan lebih ke pamer hal-hal yang kurang relevan.
Tanpa disadari, cara ini justru bisa merusak reputasi sendiri. Makanya, penting buat tahu batasan antara keduanya supaya kamu gak terjebak dalam kebiasaan flexing yang justru bisa berdampak negatif ke jangka panjang.
Berikut lima perbedaan utama antara flexing dan personal branding yang perlu kamu pahami.