Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Dunia

Seusia adik-adik kita, gak tega melihatnya...

Tiap 12 Juni diperingati sebagai hari anti pekerja anak sedunia. Ini digagas oleh International Labour Organization (ILO) pada tahun 2002 silam dengan tujuan meningkatkan kesadaran untuk mencegah pekerja anak. Isu tentang pekerja anak harus menjadi perhatian khusus, per tahun 2018, ada sekitar 218 juta pekerja anak di dunia!

Lantas, apakah Indonesia aman dari masalah pekerja anak? Dan bagaimana fakta-fakta lainnya? Baca lebih lanjut, yuk!

1. Apa definisi dari pekerja anak?

Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Duniafao.org

Sebelum beranjak lebih jauh, mari mengenal tentang pekerja anak terlebih dahulu. Pekerja anak mengacu pada eksploitasi tenaga kerja anak-anak yang menghalangi mereka dari masa kecil dan bersekolah. Tidak hanya itu, mempekerjakan anak-anak juga berbahaya, baik dari segi fisik, mental, sosial dan moral.

Namun, tidak semua pekerjaan dikategorikan berbahaya bagi anak-anak, as long as tidak mengganggu kesehatan, sekolah dan perkembangan pribadi mereka. Misalnya, membantu orang tua di rumah, membantu bisnis keluarga hingga mendapatkan uang saku di luar jam sekolah atau saat liburan, ungkap laman resmi ILO. Karena kegiatan tersebut dapat memberi mereka keterampilan dan pengalaman serta pendewasaan diri.

2. Usia berapa yang dikategorikan sebagai pekerja anak?

Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Duniawsimag.com

Berapa usia yang bisa dikategorikan sebagai pekerja anak? Menurut konvensi ILO di tahun 1973, pekerja anak merujuk pada segala pekerjaan yang dilakukan oleh anak-anak di bawah usia 12 tahun, pekerjaan berat yang dilakukan oleh anak-anak berusia 12-14 tahun dan pekerjaan berbahaya yang dilakukan oleh anak-anak berusia 15-17 tahun. Konvensi ini telah diratifikasi dan disepakati oleh 171 negara.

Di beberapa negara, penerapan soal usia pekerja anak bisa berbeda-beda. Misalnya, menurut Undang-undang Perburuhan Anak dan Remaja di India, batas usia minimal anak-anak untuk bekerja adalah 14 tahun. Sementara, Amerika Serikat mengeluarkan amandemen yang memperbolehkan anak-anak usia 14-18 tahun untuk bekerja. Bahkan, di negara maju seperti Belanda, anak-anak berusia 12 tahun bisa bekerja sebagai penjaga anak (baby sitting) dan penghasilannya bisa untuk uang jajan tambahan.

3. Berapa banyak jumlah pekerja anak di dunia?

Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Duniaft.com

Tanpa kamu sadari, jumlah pekerja anak di seluruh dunia ada banyak! Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), saat ini ada 218 juta pekerja anak di seluruh dunia. Banyak dari mereka yang akhirnya putus sekolah dan tidak punya waktu untuk bermain selayaknya anak-anak pada umumnya.

Sementara, di Indonesia ada sekitar 1,6 juta pekerja anak per tahun 2015, menurut Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri. Mereka bekerja di berbagai bidang, mulai dari sektor domestik, industri minyak sawit hingga perkebunan tembakau, ungkap laman Coconuts. Meski begitu, Kementerian Ketenagakerjaan yang bekerja sama dengan ILO berjanji akan memberantas pekerja anak pada tahun 2022 mendatang.

4. Bidang apa saja yang dilarang dilakukan oleh pekerja anak?

Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Duniaaltamar.tv

Ada beberapa bidang yang berbahaya dan seharusnya tak boleh dimasuki oleh pekerja anak. Namun, terkadang realita berkata sebaliknya. Bidang tersebut antara lain perbudakan, perdagangan dan kerja paksa, pelacuran, pornografi, produksi dan perdagangan obat-obatan terlarang dan narkotika hingga yang berkaitan dengan konflik bersenjata, tegas ILO dalam laman resminya.

Selain itu, anak-anak juga dilarang untuk melakukan pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan dan moral, seperti bekerja dengan mesin dan peralatan berbahaya, pekerjaan yang membuat anak terpapar pada zat kimia berbahaya, pekerjaan yang membuat anak berisiko mengalami pelecehan fisik, psikologis dan seksual, hingga pekerjaan yang mengeksploitasi tenaga hingga melebihi batas jam wajar.

5. Negara-negara yang bermasalah dengan pekerja anak

Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Duniailo.org

Pekerja anak menjadi masalah di hampir semua negara. Namun, ada beberapa negara yang memperlakukan tenaga kerja anak lebih buruk dari yang lain. Di antaranya adalah Somalia, Pakistan, Nigeria, Myanmar, Liberia, India, Ethiopia, Kongo, Chad dan Bangladesh, menurut laman World Atlas.

Alasannya beragam. Misalnya, di Bangladesh banyak anak-anak yang bekerja di usia dini karena kemiskinan yang menjerat. Terpaksa, mereka harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Di Bangladesh, umum ditemukan pekerja anak di bidang garmen, pertanian dan lainnya. Di Kongo, anak-anak bahkan direkrut paksa untuk jadi angkatan bersenjata dan terancam oleh pelecehan seksual. Ngeri ya?

6. Penyebabnya tak hanya kemiskinan, tetapi juga faktor lain!

Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Duniaintellinews.com

Seperti yang bisa ditebak, kemiskinan adalah faktor utama penyebab munculnya pekerja anak. Karena hidup dalam kekurangan finansial, maka anak-anak dipaksa bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. Selain itu, biaya sekolah yang tak terjangkau dan pendidikan yang kurang berkualitas juga mendorong anak-anak menjadi buruh. Fasilitas sekolah yang kurang memadai dan jaraknya yang terlalu jauh juga menjadi pemicu.

Penyebab lainnya adalah kepercayaan kultural yang menganggap pekerjaan itu baik untuk mengembangkan karakter dan keterampilan anak-anak. Jika orang tua adalah pebisnis, maka sudah menjadi tradisi sang anak akan meneruskan bisnis tersebut. Alhasil, anak-anak pun dipaksa bekerja di usia yang sangat dini.

7. Pakaian yang kamu kenakan bisa jadi dibuat oleh anak-anak, lho!

Bikin Elus Dada, Ini 7 Fakta Miris tentang Tenaga Kerja Anak di Duniapinterest.ru

Tanpa kamu sadari, beberapa lini fashion mempekerjakan anak-anak sebagai buruh! Misalnya, yang terjadi pada beberapa brand fashion ternama yang sering kita lihat di pusat perbelanjaan. Aktivis menyebut beberapa lini fashion itu mempekerjakan anak-anak sebagai buruh pemetik kapas dan penjahit pakaian. Buruh anak-anak itu berasal dari berbagai negara, seperti Bangladesh, Uzbekistan dan Myanmar.

Begitu pula yang terjadi pada label GAP yang tersangkut masalah pekerja anak di tahun 2007. Rupanya, hal ini dilakukan oleh subkontraktor yang curang dan memasukkan pekerja anak tanpa kesepakatan. Setelahnya, GAP mengeluarkan kebijakan untuk mengeluarkan pekerja anak serta memberi upah dan akses untuk sekolah, jelas laman The Guardian.

Nah, itulah fakta-fakta seputar pekerja anak yang perlu kamu ketahui. Semoga ke depan tidak akan ada lagi anak-anak yang terpaksa bekerja di usia yang sangat muda, ya!

Baca Juga: 10 Fakta Menyedihkan Kekerasan Hewan di Seluruh Dunia, Yuk Beraksi!

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya