potret Siti Inggil Keraton Pakungwati atau Keraton Kasepuhan Cirebon (1920-1933) (dok. Tropenmuseum/Georg Friedrich Johannes Bley)
Berdiri pada abad ke-15 hingga abad ke-17, Kerajaan Cirebon merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa. Berdasarkan catatan pada Carita Purwaka Caruban Nagari dan Babad Tanah Sunda, diketahui bahwa dahulunya Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa.
Karena pelabuhan yang ramai dikunjungi, wilayah Cirebon kemudian berkembang menjadi kota besar. Ketika Ki Gedeng Tapa wafat, estafet kekuasaannya diteruskan ke Raden Walangsungsang. Ia lalu mendirikan Istana Pakungwati dan membentuk sebuah pemerintahan di Cirebon.
Dengan begitu, Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana yang merupakan putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Pajajaran, dinyatakan sebagai pendiri Kerajaan Cirebon.
Pada masanya, wilayah Kerajaan Cirebon merupakan pangkalan yang strategis bagi jalur pelayaran dan perdagangan. Sebab Kerajaan Cirebon terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Barat, tepatnya di pantai utara Jawa.
Usai menunaikan ibadah haji, Raden Walangsungsang memiliki nama baru yaitu Haji Abdullah Iman. Semasa hidup, Raden Walangsungsang sangat aktif dalam menyebarkan agama Islam pada rakyatnya. Sehingga Cirebon kemudian menjadi salah satu daerah pusat penyiaran agama Islam di tanah Jawa.