Bandung, IDN Times - Sudah lebih dari setengah abad perempuan memperjuangkan kesetaraan dan mendorong pemenuhan hak-haknya, baik hak pribadi maupun profesional. Hal ini diantaranya untuk mengenyam pendidikan, memilih dalam pemilu, dan berpartisipasi dalam aktivitas ekonomi, misalnya, kini dapat secara bebas dinikmati oleh perempuan. Dan semua ini dapat terjadi karena perempuan berani untuk angkat suara.
Walau perempuan telah mengambil langkah signifikan dalam mengadvokasi hak-hak pribadi mereka, perempuan masih mengalami tantangan pada aspek kesehatan seksual dan reproduksi hingga yang menyebabkan kesenjangan kepuasan—disparitas kepuasan seksual antara laki-laki dan perempuan.
Faktanya, penelitian terbaru yang dilakukan oleh Durex Indonesia pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 1 dari 3 perempuan yang aktif secara seksual di Indonesia memalsukan orgasmenya. Bahkan, perempuan jauh lebih sering memalsukan orgasme mereka daripada laki-laki.
Layaknya perempuan memperjuangkan haknya di masa lalu, upaya menutup kesenjangan akses terhadap kesehatan seksual dan kepuasan yang lebih baik dapat dimulai dengan kemauan dalam membahas secara terbuka mengenai topik tersebut, yang sayangnya perempuan masih kerap mendapatkan stigma negatif dan dihakimi ketika membahas kesejahteraan seksual, termasuk diskusi kepuasan.