5 Fakta Kesenian Domyak Purwakarta, Ritual Memanggil Hujan

Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda juga, lho!

Indonesia dikenal luas sebagai Negeri 1000 Budaya. Menjaga agar budaya peninggalan zaman dahulu tetap eksis di tengah modernitas masa kini merupakan ciri dari kecintaan masyarakat terhadap warisan negara.

Salah satu caranya bisa dengan mulai mengenal budaya daerah seperti kesenian Domyak Purwakarta. Merupakan ritual memanggil hujan, berikut fakta-fakta menariknya.

1. Asal-usul kesenian Domyak

5 Fakta Kesenian Domyak Purwakarta, Ritual Memanggil HujanIlustrasi laki-laki di tanah kering (freepik.com/jcomp)

Kesenian khas Purwakarta ini awalnya disebut dengan Seni Buncis yang lahir di desa Pasirangin Kecamatan Darangdan. Sejak 1920, kesenian Domyak sudah populer dalam lingkungan masyarakat. Ritual ini diciptakan pertama kali oleh Mama Nuria yang kemudian dilanjutkan oleh Abah Jumanta.

Kesenian Domyak muncul dilatarbelakangi oleh seringnya terjadi kemarau panjang yang banyak memberikan banyak kerugian. Karena itu, tokoh adat setempat mulai menyelenggarakan sebuah ritual sebagai bentuk permohonan untuk meminta diturunkan hujan kepada Sang Pencipta yaitu melalui ritual Domyak.

2. Tujuan diadakan Domyak

5 Fakta Kesenian Domyak Purwakarta, Ritual Memanggil Hujanilustrasi hujan (pixabay.com/PublicDomainPictures)

Kesenian Domyak merupakan bentuk upacara adat untuk meminta diturunkannya hujan ditengah-tengah kemarau panjang. Namun, kesenian Domyak juga kerap diadakan untuk tujuan pesta hiburan.

Tak hanya sebagai ritual memanggil hujan, upacara adat ini mempunyai fungsi bagi masyarakat yaitu sebagai sarana pendidikan. Sebab upacara adat ini juga menjadi salah satu media dalam mentransfer nilai-nilai budaya daerah pada wisatawan maupun pengunjung yang menyaksikan Domyak.

Kesenian Domyak juga menjadi sarana untuk melestarikan kesenian daerah yang ada di Purwakarta. Melalui media pendidikan, ritual upacara adat ini dapat berperan sebagai salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan estetis. 

Baca Juga: 5 Keunikan Upacara Adat Rebo Pungkasan dengan Arak-arakan Lemper

3. Rangkaian acara

5 Fakta Kesenian Domyak Purwakarta, Ritual Memanggil Hujanilustrasi rangkaian kesenian Domyak (dok. Filosofi Seni Budaya Jawa Barat)

Rangkaian acara kesenian Domyak Purwakarta dimulai dengan arak-arakan menuju sumber mata air. Kemudian diikuti dengan persiapan sesajen atau yang masyarakat setempat disebut dengan istilah sundak-sunduk

Lalu, masyarakat melanjutkan acara ritual ini dengan bebelokan. Kegiatan ini bisa disebut dengan aksi kotor-kotoran, selanjutnya diikuti dengan sesroan atau babagongan

Untuk rangkaian acara yang terakhir yaitu bagian penutupan yang ditutup dengan hiburan dengan menunjukan berbagai macam kesenian daerah.

4. Nilai yang terkandung

5 Fakta Kesenian Domyak Purwakarta, Ritual Memanggil Hujankesenian Domyak (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Terdapat tiga nilai yang terkandung di dalam kesenian Domyak yaitu gotong royong, religius, dan kecintaan terhadap Tanah Air. Nilai gotong royong yang ditunjukkan ini dapat dilihat pada rangkaian proses pertunjukannya. Seluruh pemain saling mengisi kegiatan ini sesuai dengan porsi yang tepat. 

Lalu, sebagai nilai religius, dikarenakan kesenian Domyak termasuk kedalam sikap atau tindakan yang menunjukkan adanya kepatuhan terhadap kepercayaan yang dianut. 

Di samping itu, terdapat nilai cinta tanah air. Hal ini bisa dikatakan bahwa menyelenggarakan kesenian Domyak merupakan salah satu bukti akan kecintaan masyarakat setempat terhadap budaya Indonesia. Tentunya dengan ditunjukan aksi para pemain yang tetap menjaga warisan budaya dengan cara berkesenian.

5. Jenis alat musik yang digunakan

5 Fakta Kesenian Domyak Purwakarta, Ritual Memanggil HujanANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

Adapun berbagai jenis alat musik yang digunakan untuk memeriahkan kesenian Domyak Purwakarta. Diantaranya yaitu kenong, dogdog, bedug, angklung, kecrek, terompet, gong, gendang, dan masih banyak lagi. Dalam melakukan ritual ini juga terdapat sinden atau penyanyi perempuan yang mengiringi orkestra gamelan.

Demikian penjelasan mengenai fakta dan filosofi kesenian Domyak Purwakarta yang masih tetap dilestarikan dengan baik oleh masyarakat setempat. Menjaga kelestarian kesenian budaya sangat penting dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Tentunya agar tidak terjadi kelunturan budaya asli oleh perkembangan zaman.

Baca Juga: Mengenal Upacara Adat Garebeg, Perayaan Keagamaan Islam di Yogyakarta

Topik:

  • Langgeng Irma Salugiasih

Berita Terkini Lainnya