Notifikasi chat, media sosial, email yang masuk tanpa henti—semua itu membuat fokus jadi barang mahal di era digital. Banyak orang merasa sibuk seharian, tapi di akhir hari justru bertanya: “Tadi aku benar-benar produktif atau cuma pindah dari satu distraksi ke distraksi lain?”
Distraksi digital bukan cuma mengganggu konsentrasi, tapi juga berdampak pada kualitas kerja, belajar, bahkan kesehatan mental. Otak kita dipaksa terus-menerus berpindah fokus, padahal secara biologis manusia tidak dirancang untuk multitasking ekstrem.
Kabar baiknya, fokus bukan bakat bawaan melainkan kebiasaan yang bisa dilatih. Dengan strategi yang tepat, kamu tetap bisa produktif meski hidup di tengah gempuran layar dan notifikasi.
