Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh Makna

Unik dan insfiratif banget #LokalIDN

Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang memiliki banyak penuturnya setelah bahasa Jawa. Mayoritas penduduk Jawa Barat dan Banten menggunakan bahasa Sunda dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Sama seperti budaya bahasa lainnya, bahasa Sunda juga memiliki peribahasa yang disebut 'babasan' atau 'paribasa'. Biasanya peribahasa tersebut terinspirasi dari tingkah laku manusia, kondisi alam sekitar sampai nama binatang lho.

Berikut sepuluh kosakata bahasa Sunda yang memakai nama binatang. Pelajari yuk!

1. Aya jurig tumpak kuda

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPixabay.com/JillWellington

Peribahasa "Aya jurig tumpak kuda" memiliki makna seseorang yang mendapatkan rezeki tanpa disangka-sangka.

Peribahasa tersebut menunjukkan keberuntungan yang diperoleh seseorang yang jarang dirasakan sebelumnya. Biasanya sesuatu yang didapatkan tanpa sengaja itu bernilai tinggi atau sangat langka.

2. Hadé gogog hadé tagog

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPixabay.com/089Photoshootings

Peribahasa mengatakan "Hadé gogog hadé tagog" memiliki arti seseorang yang sangat sopan kepada orang lain.

Orang Sunda biasanya terkenal dengan tutur kata yang sopan dan karakter yang ramah, sekalipun itu kepada orang asing. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan penggunaan bahasa sehari-hari orang Sunda yang memiliki beberapa tingkatan sesuai dengan kepada siapa bahasa tersebut akan ditujukan.

3. Kokolot begog

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPexels.com/Andrea Piacquadio

Peribahasa Sunda "kokolot begog" memiliki arti anak kecil yang suka ikut campur urusan perkara orang tua.

Dalam kehidupan orang Sunda, norma kesopanan kepada orang tua merupakan salah satu etika yang perlu diterapkan oleh orang yang lebih muda. Oleh karena itu, ikut campur dengan perkara orang tua tanpa izin merupakan perilaku tercela yang harus dihindari oleh kaula muda.

Baca Juga: Sarat Makna, 6 Peribahasa Sunda Ini Layak Menjadi Panutan Hidup

4. Katempuhan buntut maung

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPixabay.com/Goumbik

Peribahasa "katempuhan buntut maung" berartikan mendapatkan kesulitan akibat kesalahan yang dibuat oleh orang lain.

Peribahasa tersebut menggambarkan seseorang yang berada di kondisi yang tidak beruntung karena membuatnya harus menanggung kerugian dari orang lain.

5. Kawas jaér kasaatan

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPexels.com/Jopwell
dm-player

Peribahasa "katempuhan buntut maung" berartikan mendapatkan kesulitan akibat kesalahan yang dibuat oleh orang lain.

Peribahasa tersebut menggambarkan seseorang yang berada di kondisi yang tidak beruntung karena membuatnya harus menanggung kerugian dari orang lain.

6. Monyét ngagugulung kalapa

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPexels.com/Pixabay

Peribahasa "monyét ngagugulung kalapa" memiliki arti seseorang yang mempunyai ilmu tetapi tidak bisa memanfaatkannya.

Orang yang berorientasi kepada nilai semata atau hanya mengejar ijazah, biasanya ilmu yang didapat tidak memiliki manfaat sekalipun untuk dirinya sendiri. Peribahasa tersebut juga mengajarkan agar kita menghargai proses dalam belajar dan berusaha untuk menebarkan kebaikan kepada orang lain melalui ilmu yang diperoleh.

7. Sagalak-galakna macan, moal ngahakan anakna

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPexels.com/Helena Lopes

Peribahasa "sagalak-gakakna macan, moal ngahakan anakna" memiliki makna meski memiliki orangtua yang berwatak keras, seorang orang tua tidak akan tega melukai anaknya sendiri.

Peribahasa tersebut mencerminkan kasih sayang yang tulus dari orangtua kepada anaknya. Orangtua akan melakukan apapun untuk membahagiakan anak-anaknya. Meskipun memiliki karakter yang keras, ia tidak ingin anaknya meniru perilakunya yang buruk atau melukai anaknya sendiri.

8. Lauk buruk milu mijah

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPexels.com/Helena Lopes

Peribahasa bahasa Sunda "lauk buruk milu mijah" mempunyai arti seseorang yang terbawa arus pergaulan yang tidak baik.

Peribahasa tersebut juga memiliki makna seseorang yang sering ikut campur dengan berbagai urusan orang lain, walaupun ia tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan urusan tersebut. Biasanya orang yang memiliki sifat seperti ini selalu banyak bicara dan terkadang mengumbar janji.

9. Tuturut munding

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPexels.com/mentatdgt

Peribahasa "tuturut munding" secara harfiah memiliki arti mengikuti kerbau, namun makna sebenarnya adalah seseorang yang ikut-ikutan karena ingin terlihat seperti orang lain.

Peribahasa tersebut relate banget dengan zaman sekarang, dimana penampilan seseorang sering menjadi kiblat untuk orang lain. Selain itu, orang-orang juga sering terbawa arus trend tanpa mengetahui makna apa yang ada dalam tren tersebut.

10. Oray nyamperkeun paneunggeul

Pakai Nama Binatang, 10 Peribahasa Bahasa Sunda Ini Penuh MaknaPexels.com/Martin

Peribahasa "oray nyamperkeun paneunggeul" memiliki makna menghampiri sesuatu yang membahayakan bagi dirinya.

Orang yang menyukai tantangan biasanya akan melakukan hal-hal yang ekstrem untuk mencapai kesenangan tersebut. Selain itu, orang yang memiliki karakter seperti ini juga terkenal keras kepala karena tidak memikirkan risiko kedepannya dan tidak mendengarkan nasihat dari orang lain.
 
Itulah sepuluh peribahasa bahasa Sunda yang mengambil insfirasi dari nama-nama binatang. Peribahasa merupakan unsur bahasa yang memiliki petuah didalamnya. Oleh karena itu, kita patut berbangga memiliki beragam peribahasa daerah yang dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Baca Juga: Nyunda Pisan, 5 Rekomendasi Kanal YouTube Ini Bikin Jago Bahasa Sunda!

Angra Eni Saepa Photo Verified Writer Angra Eni Saepa

Write when young

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya