Bagaimana tidak emosi ketika melihat seseorang dengan gemulai berkata, “Rp15.000, Pak,” dan kemudian diam-diam, melihat sekeliling atau sesekali memandangi gerakan angka pada meteran pom bensin.
Di balik kesantunannya, ada kekonyolan yang amat tengil. Sebab, setelah semua prosesi pengisian bensin selesai sampai tahap menutup tangki bensin dengan sekali putaran, orang itu baru mulai membuka tas (tas dengan kunci yang jelimet) dan merogoh dompet. Di dalam dompet, ia membuka lagi tempat uangnya bersemayam.
Bayangkan, berapa waktu terbuang percuma. Seharusnya antrean paling buntut hanya menahan panas matahari selama lima menit, tapi sebab kekonyolan orang jenis ini, mereka kudu mengantre lima belas menit! Peluh mengalir di sekujur tubuh, darah panas dingin menyatu di kepala. Apalagi kemudian orang itu menyerahkan uang lalu pergi dengan elok nan goblok tanpa menunjukkan gestur merasa bersalah.
Seharusnya waktu mengantre (bahkan waktu dari rumah), uang sudah disiapkan di posisi yang mudah dijangkau, semisal di saku celana/jaket. Lebih bagus lagi jika uang yang digunakan pas.
Mempersiapkan uang sebelum antrean juga berguna untuk memastikan bahwa dompet tidak ketinggalan. Sebab, tidak jarang ada penampakan wajah merah menyala di SPBU sebab kelupaan membawa uang. Apalagi minyak sudah telanjur masuk tangki. Mau gimana? Disedot lagi?