ilustrasi komunikasi (pexels.com/Helena Lopes)
Menghadapi kebohongan sebaiknya tidak dengan amarah atau tuduhan langsung. Cobalah tetap tenang, perhatikan cara orang tersebut biasanya berbicara, lalu bandingkan dengan perilakunya saat ini. Perbedaan yang muncul bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Ajukan pertanyaan terbuka yang memungkinkan mereka bercerita lebih luas. Jika mereka jujur, biasanya akan muncul detail baru yang menguatkan cerita.
Yang terpenting adalah menjaga sikap netral. Menuduh secara langsung bisa membuat situasi semakin buruk dan menutup peluang untuk mendapatkan kebenaran. Lebih baik gunakan pendekatan yang lembut, dengarkan dengan tenang, lalu lakukan pengecekan fakta dengan cara yang bijak. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga hubungan tetap baik, tapi juga membuka jalan agar orang lain merasa lebih nyaman untuk berkata jujur.
Mendeteksi kebohongan bukan berarti kita harus menjadi detektif setiap kali berbicara dengan orang lain. Namun, mengenali tanda-tanda seperti perubahan cara bicara, cerita yang tidak konsisten, bahasa tubuh yang janggal, tanda fisik dari stres, hingga ekspresi wajah yang tidak alami bisa membantu kita lebih waspada. Kebohongan memang bisa merusak kepercayaan, tapi cara kita menanggapinya jauh lebih penting. Dengan tetap tenang, bijak, dan terbuka, kita bisa menjaga hubungan tetap sehat sekaligus mendorong terciptanya kejujuran.