Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
mencari barang di tas
ilustrasi mencari barang di tas (pexels.com/Ono Kosuki)

Intinya sih...

  • Harus lebih berhati-hati saat menaruh atau menyimpan barang

  • Perhatikan orang di sekitar dan jangan mudah percaya

  • Di tempat yang rawan, bawa barang yang murah saja

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu kehilangan barang yang cukup berharga? Seperti dompet, gawai, atau bahkan tumbler mahal. Bahkan sesimpel dirimu kehilangan kunci kendaraan di rumah sendiri saja pasti sudah bikin panik.

Meski bisa dipastikan kunci cuma terselip, takutnya tidak dapat ditemukan. Padahal, kamu hendak memakainya. Apa pun barang yang hilang, cari dulu dengan teliti. Jangan keburu cemas berlebih.

Nanti dirimu tambah sulit mengingat di mana meletakkannya atau kapan memakainya terakhir kali. Baik nantinya benda tersebut ditemukan atau tidak, lima pelajaran penting di bawah ini jangan dilupakan. Kebanyakan barang hilang lebih karena kesembronoan pemiliknya. Orang lain hanya memanfaatkan situasi.

1. Harus lebih berhati-hati saat menaruh atau menyimpan barang

ilustrasi menyimpan headphone (pexels.com/Dario Fernandez Ruz)

Jangan asal menaruh barang apa pun kalau dirimu gak mau sering kehilangan. Sembarangan meletakkan barang bukan hanya memudahkan siapa pun mengambilnya. Tidak ada orang yang usil pun, dirimu akan gampang lupa.

Seperti kamu meletakkan headphone di kursi sebelahmu di sebuah ruang tunggu. Nanti begitu sesuatu atau seseorang yang ditunggu tiba, dirimu langsung saja berdiri dan pergi. Lebih mungkin untukmu mengingatnya bila ditaruh di pangkuan.

Saat kamu berdiri, otomatis headphone terjatuh dan dirimu menyadarinya. Atau, masukkan saja ke tas kalau gak lagi dipakai. Begitu juga barang-barang lain mesti disimpan sesuai tempat masing-masing.

2. Perhatikan orang di sekitar dan jangan mudah percaya

ilustrasi kunci mobil (pexels.com/Gustavo Fring)

Ketika kamu berada di tempat umum, hindari berpikir terlalu positif pada setiap orang. Kalau dirimu mencoba membaca sifat orang hanya dari wajah atau penampilannya, sangat mungkin salah. Orang yang bermaksud buruk tidak selalu mempunyai penampilan tertentu.

Demikian pula sebaliknya. Orang dengan penampilan berantakan tak berarti pasti punya maksud jahat. Malah terkadang orang dengan niat kurang baik bersikap manis sekali padamu. Tujuannya agar kamu memercayainya. Itu memudahkan niat mereka mengambil sesuatu darimu.

Contohnya, ketika kamu di tempat umum dan perlu pergi ke toilet. Jangan percaya orang asing yang berjanji bakal menjaga barang bawaanmu. Mending dirimu membawanya ke toilet. Kalaupun kamu mesti menitipkannya cuma pada petugas keamanan di tempat tersebut.

3. Di tempat yang rawan, bawa barang yang murah saja

ilustrasi meletakkan smartphone (pexels.com/Eren Li)

Tentu ini tidak bisa diterapkan di setiap situasi. Laptop misalnya, kamu gak mungkin beli dua cuma buat mencegah kehilangan. Laptop mahal dibawa hanya ketika dirimu pergi dengan kendaraan pribadi.

Laptop murah dipilih saat kamu harus naik kendaraan umum. Selain semurah-murahnya laptop berharga jutaan rupiah, repot sekali memindahkan setiap data. Namun, cara ini masih dapat diterapkan untuk barang lain.

Contohnya, tumbler. Apabila barang bawaanmu banyak sehingga tumbler mesti ditaruh di tas lain, pakai yang murah saja. Takutnya tasnya tertinggal di kereta atau tempat-tempat lain. Dirimu dapat membawa tumbler yang lebih bagus di lain kesempatan.

4. Punya barang mahal= siap kerugian yang lebih besar bila hilang

ilustrasi menyimpan tumbler (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Kamu memiliki barang dengan harga berapa pun ada risikonya. Ketika barang-barangmu murah, dirimu mungkin akan sering diejek. Seolah-olah kamu tidak bisa membeli produk yang lebih mahal. Namun, kerugian kalau barang sampai hilang juga rendah.

Lain dengan seandainya dirimu memiliki barang mahal. Ketika itu sampai hilang tentu nilai kerugianmu menjadi besar. Masih dengan contoh tumbler. Bila harga botol minummu cuma puluhan ribu rupiah, maksimal kerugian hanya segitu.

Malah bila kerugian dihitung lebih cermat akan lebih rendah karena kondisi tumbler tak lagi baru. Bayangkan seandainya botol minummu berharga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Ketika botol hilang, kerugianmu berkali-kali lipat dari tumbler murah. Selama kamu siap dengan risiko kerugian yang gede, gak masalah memilih produk-produk mahal dan memakainya kapan pun serta di mana pun.

5. Utamakan introspeksi daripada menyalahkan orang

ilustrasi memegang dokumen (pexels.com/Luis Sevilla)

Menyalahkan orang memang tindakan yang paling gampang. Apalagi saat kamu kesal oleh sesuatu. Rasa stres dan panik mendorongmu buat melampiaskannya pada siapa pun.

Cara ini juga mengurangi rasa bersalahmu karena tidak bisa menjaga barang dengan baik. Namun, tindakan menyalahkan orang malah akan berakibat buruk. Tentu orang yang dikambinghitamkan gak bakal terima. Terlebih kalau sikapmu yang menyalahkan berdampak panjang buatnya.

Seperti pekerjaannya terancam. Selama gak ada bukti jelas seseorang mencuri barangmu, mending kamu berintrospeksi. Akui saja keteledoran diri sendiri. Dengan introspeksi, ke depan dirimu bakal lebih berhati-hati. Kehilangan tak perlu lagi terjadi.

Kehilangan barang apa pun memang menyebalkan. Apalagi kalau harganya gak murah atau sangat penting bagimu. Namun, tetaplah bersikap bijak dan kendalikan diri biar tak terbawa emosi sampai mempermalukan diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team