Ilustrasi unggas yang kebingungan saat gerhana bulan (unsplash.com/Wolfgang Hasselmann)
Hewan ternak pun tidak luput dari kebingungan. Unggas, misalnya, sering kembali ke kandang dan bertengger seolah malam tiba lebih awal. Menurut laporan dari Smithsonian Magazine, ayam dan beberapa jenis unggas akan diam dan tidur, lalu kembali aktif begitu cahaya bulan muncul lagi.
Sapi dan kambing juga kadang menunjukkan tanda-tanda gelisah, mengeluarkan suara lebih sering, bahkan berkumpul rapat seperti mengantisipasi bahaya. Anjing peliharaan pun dilaporkan menggonggong lebih intens saat gerhana bulan.
Fenomena ini menegaskan betapa pentingnya cahaya dalam mengatur perilaku hewan domestik. Bahkan sedikit perubahan di langit bisa menciptakan kepanikan kecil di kandang dan halaman rumah.
Gerhana bulan total tidak hanya indah dipandang mata manusia, tapi juga menciptakan panggung drama bagi dunia hewan. Dari burung yang panik, serangga yang salah waktu, hingga monyet yang gelisah, semuanya menunjukkan betapa erat hubungan antara ritme kosmik dengan kehidupan di bumi.
Fenomena ini sekaligus mengingatkan kita bahwa langit bukan hanya untuk ditonton, tetapi juga memengaruhi ekologi secara langsung. Jadi, saat menyaksikan gerhana bulan total berikutnya, ingatlah: mungkin ada ayam yang kebingungan, jangkrik yang bernyanyi lebih keras, atau monyet yang resah—semua ikut merayakan misteri kosmik ini dengan cara mereka sendiri.