Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sakit jantung (freepik.com/freepik
ilustrasi sakit jantung (freepik.com/freepik

Intinya sih...

  • Minum teh manis saat makan siang dapat meningkatkan risiko diabetes dan merusak kesehatan gigi.

  • Menambahkan nasi ke dalam mie dapat meningkatkan risiko obesitas dan tekanan darah tinggi dalam jangka panjang.

  • Minum kopi dengan tambahan susu manis dan gula bisa menyebabkan kelelahan kronis, peningkatan risiko penyakit metabolik, dan kebiasaan mengonsumsi kafein berlebihan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kesehatan tubuh sering kali tidak ditentukan oleh keputusan besar, melainkan oleh kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari. Kebiasaan sederhana yang tampak sepele, jika terus diulang, dapat memberi dampak serius bagi kondisi fisik dalam jangka panjang.

Tanpa disadari, pola makan atau gaya hidup yang dianggap biasa saja bisa menjadi pemicu berbagai penyakit kronis.

Beberapa contoh nyata bisa ditemui di sekitar, seperti minum teh manis saat makan siang, menambahkan nasi ke dalam mie, atau meminum kopi yang dicampur susu manis dan gula. Semua ini tampak wajar karena sudah menjadi bagian dari keseharian, namun sebenarnya bisa memberi beban tambahan bagi tubuh.

Cepat hentikan dari lima kebiasaan buruk berikut agar kamu sehat dan berumur panjang seperti yang dilansir dari nutritionovereasy.com ini:

1. Minum teh manis saat makan siang

ilustrasi minum teh (freepik.com/freepik

Kebiasaan minum teh manis saat makan siang memang terasa menyegarkan, apalagi ketika cuaca sedang panas. Namun, konsumsi gula berlebih dari teh manis dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang cukup signifikan.

Dalam jangka panjang, hal ini berisiko memicu resistensi insulin yang menjadi pintu masuk bagi penyakit diabetes tipe dua.

Selain risiko diabetes, minum teh manis terus-menerus juga bisa memengaruhi kesehatan gigi. Kandungan gula tinggi dalam minuman tersebut menjadi sumber makanan bagi bakteri penyebab plak dan gigi berlubang. Jika kebiasaan ini terus berlanjut, kerusakan gigi akan semakin sulit dihindari.

2. Menambahkan nasi ke dalam mie

ilustrasi mie instan (pixabay.com/giansya)

Pola makan yang satu ini sudah tidak asing lagi di masyarakat. Menambahkan nasi ke dalam mie dianggap menambah rasa kenyang lebih lama. Sayangnya, kombinasi karbohidrat sederhana dari mie dan nasi justru membuat tubuh menerima asupan kalori berlebihan tanpa ada keseimbangan nutrisi.

Dalam jangka panjang, kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko obesitas yang berhubungan erat dengan penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.

Konsumsi berlebih karbohidrat sederhana juga membuat kadar gula darah melonjak dengan cepat, lalu menurun secara drastis. Hal ini membuat rasa lapar lebih cepat datang dan akhirnya mendorong makan berlebihan. Jika tidak disertai olahraga yang cukup, penumpukan lemak dalam tubuh semakin sulit dihindari.

3. Minum kopi dengan tambahan susu manis dan gula

ilustrasi kopi (pexels.com/arshadsutar)

Banyak orang menganggap kopi adalah teman terbaik untuk memulai hari. Sayangnya, kopi yang ditambah susu kental manis atau gula berlebihan tidak lagi bisa disebut minuman sehat. Kandungan kalori dari gula tambahan dapat meningkat drastis, sehingga setiap cangkir kopi berubah menjadi "bom kalori".

Gula berlebihan dalam kopi bisa mengurangi manfaat alami kafein yang seharusnya memberikan energi dan membantu konsentrasi. Alih-alih meningkatkan fokus, tubuh justru mengalami penurunan energi lebih cepat setelah efek gula habis.

Dampak jangka panjangnya bisa berupa kelelahan kronis, kebiasaan mengonsumsi kafein berlebihan, serta risiko meningkatnya penyakit metabolik seperti diabetes.

4. Jarang untuk sarapan pagi

ilustrasi sarapan (pexels.com/Natalie)

Melewatkan sarapan sering dianggap tidak masalah, bahkan sebagian orang menganggapnya sebagai cara cepat menurunkan berat badan. Padahal, kebiasaan ini justru dapat membuat metabolisme tubuh terganggu.

Ketika tubuh tidak mendapat asupan energi di pagi hari, hormon stres seperti kortisol bisa meningkat, yang akhirnya berdampak pada ketidakseimbangan gula darah.

Selain masalah metabolisme, melewatkan sarapan juga dapat menurunkan produktivitas. Otak membutuhkan glukosa untuk berpikir optimal, sehingga rasa lelah dan sulit konsentrasi sering muncul ketika perut kosong. Jika berlangsung terus-menerus, kebiasaan ini tidak hanya merusak kesehatan fisik tetapi juga menurunkan kualitas hidup secara keseluruhan.

5. Konsumsi camilan tinggi garam

ilustrasi keripik kentang (pixabay.com/stocksnap)

Camilan asin seperti keripik atau makanan cepat saji memang sulit ditolak, terutama saat sedang santai. Namun, asupan garam berlebih dari camilan ini dapat meningkatkan risiko hipertensi dalam jangka panjang.

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol merupakan salah satu faktor utama penyebab penyakit jantung dan stroke.

Konsumsi camilan tinggi garam juga bisa mengganggu fungsi ginjal. Ginjal harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan natrium dari tubuh. Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu lama, kemampuan ginjal akan menurun dan dapat memicu penyakit ginjal kronis.

Kebiasaan kecil sering kali dianggap remeh karena dampaknya tidak langsung terasa. Padahal, akumulasi pola hidup yang tidak sehat justru menjadi penyebab utama berbagai penyakit kronis di kemudian hari.

Sumber:

https://www.thejakartapost.com/life/2016/09/13/rice-vs-noodles-which-is-healthier.html

https://voi.id/fr/info-sehat/160223

https://www.healthxchange.sg/how-to-prevent/food-tips/things-shouldnt-do-after-meal

https://nutritionovereasy.com/2017/08/why-you-shouldnt-drink-sweetened-beverages-with-meals/

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team